TRIBUNWOW.COM - Kecelakaan maut terjadi di Jalan Sultan Agung KM 28,5 Kelurahan Kota Baru, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (31/8/2022) siang.
Dalam kecelakaan maut itu, sebuah truk kontainer diduga mengalami oleng dan menabrak tiang SDN Kota Baru dan tiang telekomunikasi atau BTS.
Akibatnya, 10 orang dilaporkan tewas dalam kejadian itu, sementara 20 lainnya mengalami luka-luka.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Bekasi Tewaskan 7 Murid SD, Ini Kesaksian Pria yang Tolong Korban: Warga Teriak
Lantas seperti apa perkembangan terbaru kecelakaan maut di Bekasi?
1. Cerita Saksi Mata, Sopir Diamankan
Dikutip dari Tribunnews.com, seorang saksi bernama Gofur mengatakan truk berasal dari arah Bekasi menuju Pulogadung.
Selanjutnya, katanya, truk mengalami oleng dan menabrak tiang SDN Kota Baru dan tiang telekomunikasi atau BTS.
"Langsung ngantem (menabrak) tower SD baru tower Telkom," katanya seperti dikutip dari YouTube Kompas TV.
Gofur juga menjelaskan saat kecelakaan maut terjadi, kondisi jalan dalam keadaan sepi.
Saksi lain, Asnawi mengatakan sopir truk telah diamankan oleh Babinsa.
"Sementara ini, Babinsa ini menangani sopirnya saja," katanya.
Baca juga: Kecelakaan Maut Truk di Bekasi, 10 Orang Tewas dan 20 Luka-luka, Polisi: Persneling Ada di Gigi 3
2. Diduga Bukan karena Rem Blong
Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Latif Usman mengatakan truk sempat melakukan pengereman sebelum menabrak orang yang sedang menunggu di halte dan tiang telekomunikasi.
Adanya pengereman ini sehingga bisa dikatakan rem berfungsi dengan baik.
"Ada juga bekas rem dan ini (truk) menabarak orang yang sedang menunggu di halte dan menubruk tiang Telkomsel."
"Kalau rem blong, jalan juga datar. Kalau kami lihat sementara letak persneling berada di gigi tiga," kata Latif.
"Kami duga kecepatan di atas 60 km/jam," imbuhnya.
Latif mengatakan tiang telekomunikasi yang ditabrak truk tersebut roboh dan menimpa kendaraan lain sehingga menyebabkan adanya korban yang meninggal dunia.
Lebih lanjut, Latif mengungkapkan hingga saat ini total korban sebanyak 30 orang dan korban meninggal dunia berjumlah 10 orang, sedangkan sisanya luka-luka.
"Korban sekarang ada di RSUD Bekasi dan RS Ananda di Bekasi," jelasnya.
Ia mengungkapkan kebanyakan korban berasal dari anak sekolah yang tengah menunggu di halte.
Akibatnya, kata Latif, korban meninggal dunia yang berasal dari anak sekolah sebanyak 7 orang.
Adapun kendaraan yang ditabrak oleh truk sebanyak dua sepeda motor dan kendaraan roda empat satu unit.
Lebih lanjut Latif mengatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan maut tersebut.
Baca juga: Reaksi Bharada E saat Ada Adegan yang Berbeda di Rekonstruksi Brigadir J Diungkap LPSK
3. Korban Meninggal Dunia dan Luka-luka Diberi Jaminan
Perwakilan dari PT Jasa Raharja, Dewi mengatakan tiap korban meninggal dunia akan memperoleh jaminan sebesar Rp 50 juta sementara korban luka-luka maksimal memperoleh Rp 20 juta.
Hanya saja, katanya, korban meninggal dunia tidak seluruhnya memperoleh.
"Jadi yang kami jamin adalah korban yang di luar dari kendaraan penyebab (kecelakaan)," tuturnya.
Dewi mengatakan pihaknya telah melakukan pengecekan di rumah sakit yang menjadi lokasi korban dirawat.
"Tim Jasa Raharja sudah ke sana semua. Kami juga sudah melakukan pendataan bahkan sampai ke ahli waris," katanya.
Lebih lanjut, Dewi mengatakan lokasi kecelakaan maut ini memang daerah rawan kecelakaan.
Selanjutnya, ujarnya, pihak-pihak yang berkaitan akan melakukan evaluasi akibat adanya kecelakaan ini.
4. Polisi Dalami Rem Blong
Dilansir Kompas.com, polisi sedang menyelidiki dugaan rem blong yang dialami sebuah truk kontainer sehingga menabrak sejumlah orang di Jalan Sultan Agung KM 28,5 Kelurahan Kota Baru, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (31/8/2022) siang.
Truk kontainer itu diketahui menabrak tiang komunikasi di depan Sekolah Dasar (SD) Negeri Kota Baru II dan III, sejumlah kendaraan, dan halte yang dipenuhi oleh anak sekolah, sehingga menyebabkan 10 orang tewas di lokasi.
"Sedang penyelidikan, karena juga kalau rem blong jalan cukup datar, kalau perkiraan kami kecepatannya (melebihi batas normal)," ujar Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Latif Usman di lokasi, Rabu.
Berdasarkan pantauan di lokasi, sekolah berada di dekat sebuah fly over.
Jarak antara sekolah dan Fly Over Kranji itu kira-kira 500 meter.
Truk kontainer tersebut diketahui datang dari arah fly over.
Latif mengatakan, truk itu mengalami kecelakaan saat persneling terhenti di gigi tiga.
"Kami duga kecepatannya masih di atas 60 km per jam, ini masih kami duga," ujar Latif.
Latif mengatakan, truk itu awalnya hilang kendali hingga masuk ke bahu jalan dan menabrak halte.
"(Awalnya) menabrak halte dan orang yang sedang menunggu di halte," kata Latif dilansir dari siaran langsung Kompas TV.
Saat itu, halte di depan SDN Kota Baru II dan III tersebut sedang dipenuhi oleh anak yang menunggu jemputan sepulang sekolah.
"Ia memang kebanyakan anak sekolah, karena ini halte SD, lagi berkumpul di halte, tiba-tiba ada kontainer yang nyelonong ke bahu jalan," kata Latif.
Selanjutnya, truk itu masih terus melaju hingga menabrak tiang tower komunikasi Telkomsel.
Tiang itu pun roboh dan menimpa sejumlah kendaraan lain.
Ia menyebut, ada 30 orang yang menjadi korban kecelakaan tersebut, 10 di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
"Anak sekolah ada 20 orang, dan yang sudah meninggal tadi anak sekolahnya ada tujuh orang," sambung Latif. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "10 Orang Termasuk Murid SD Tewas dalam Kecelakaan Truk Maut di Bekasi, Polisi Selidiki Dugaan Rem Blong" dan di Tribunnews.com dengan judul UPDATE Kecelakaan Maut di Bekasi: Sopir Telah Diamankan, Truk Diduga Tidak Alami Rem Blong