TRIBUNWOW.COM - Laut Hitam kini menjadi zona berbahaya selepas pecahnya konflik antara Rusia dan Ukraina.
Dilansir TribunWow.com, kedua negara yang berperang tersebut diketahui sama-sama memasang ranjau laut di perairan tersebut.
Alih-alih meledakkan kapal lawan, ranjau tersebut justru menjadi ancaman tersendiri bagi penduduk sekitar.
Baca juga: Presiden Belarusia Lukashenko Dapat Peringatan dari Petinggi Militernya, Menolak Dikirim ke Ukraina
Seperti dilaporkan The Guardian, pada Senin (11/7/2022), seorang pria berusia 50 tahun memasuki perairan tenang dari sebuah pantai di kota Odesa, Ukraina.
Setiap akhir pekan di musim panas, ia berenang di laut dangkal dan mencari siput laut, makanan lokal yang lezat.
Tetapi pada kesempatan ini, dia tidak kembali.
Sebuah ranjau meledak, membunuhnya seketika, saat keluarganya menyaksikan dengan ngeri.
Laut Hitam dipenuhi dengan ratusan ranjau yang dijatuhkan oleh kedua belah pihak dalam perang Rusia di Ukraina.
Hal ini menimbulkan ancaman serius bagi orang-orang dan bagi rencana pembukaan kembali rute pengiriman biji-bijian yang dihentikan oleh blokade laut Moskow.
"Ini benar-benar masalah besar," kata Vladlen Tobak, mantan instruktur selam angkatan laut Ukraina dan pendiri sekolah selam di Odesa.
"Ranjau ini ada di sana dengan perangkat lain yang tidak meledak dari perang dunia kedua, yang terus kami temukan. Perhatian utama adalah bahwa kita tidak tahu berapa banyak ranjau yang dijatuhkan selama blokade laut. Ini akan memakan waktu lama untuk membersihkan air dari perangkat ini."
Baca juga: Ukraina Berencana Lawan Balik, Rusia Kini Gencarkan Serangan di Kharkiv hingga Odesa
Kyiv dan Moskow saling menyalahkan karena menjatuhkan ranjau di Laut Hitam.
Tingkat operasi pemasangan ranjau ini masih belum diketahui, tetapi Sergey Bratchuk, juru bicara administrasi militer regional Odesa, mengatakan antara 400 dan 600 ranjau dilemparkan ke zona laut Ukraina oleh Rusia.
Pada bulan Maret, kementerian pertahanan dan badan keamanan negara Rusia, FSB, memberi peringatan tentang ranjau Ukraina yang mengapung di lepas pantai Odesa, yang dilaporkan hanyut setelah badai.
Menurut Moskow, militer Rusia telah memetakan sekitar 370 ranjau laut Ukraina.