Konflik Rusia Vs Ukraina

Bukti Rusia Curi Gandum Ukraina, Turki Tahan Kapal Kargo yang Diduga akan Jual Hasil Rampasan

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tentara Rusia memakai seragam lengkap berjaga di pelabuhan. Terbaru, Turki menahan kapal kargo Rusia yang diduga memuat gandum Ukraina untuk dijual ke luar negeri, Minggu (3/6/2022).

TRIBUNWOW.COM - Otoritas bea cukai Turki telah menahan sebuah kapal kargo Rusia yang membawa muatan gandum.

Dilansir TribunWow.com, 4.500 ton gandum yang dibawa tersebut diduga telah dicuri Rusia dari silo-silo Ukraina.

Seperti dikutip dari Newsweek, pada Minggu (3/7/2022), Ukraina telah meminta Turki untuk menahan kapal yang disebut Zhibek Zholy itu.

Baca juga: Terekam Kamera Satelit Bawa Kabur Gandum Ukraina ke Suriah, Rusia Beri Bantahan

Menanggapi hal ini, Turki pun segera melakukan tindakan tegas pada hari yang sama.

"Kami memiliki kerja sama penuh. Kapal saat ini berdiri di pintu masuk pelabuhan, telah ditahan oleh otoritas bea cukai Turki," kata Duta Besar Ukraina untuk Turki, Vasyl Bodnar, kepada televisi nasional Ukraina.

Diplomat itu mengatakan bahwa Ukraina berharap gandum tersebut akan bisa diambil kembali dari kapal Rusia tersebut.

Dilansir dari Al Jazeera, Ukraina telah meminta Turki untuk menahan kapal kargo berbendera Rusia Zhibek Zholy.

Pejabat kementerian luar negeri Ukraina, mengutip informasi yang diterima dari administrasi maritim negara itu, mengatakan Zhibek Zholy telah memuat kargo pertama sekitar 4.500 ton biji-bijian milik Ukraina dari Berdyansk, kota pelabuhan yang kini diduduki Rusia.

Dalam sebuah surat tertanggal 30 Juni kepada kementerian kehakiman Turki, kantor kejaksaan Ukraina mengatakan secara terpisah bahwa Zhibek Zholy terlibat dalam 'ekspor ilegal gandum Ukraina' dari Berdyansk dan menuju ke Karasu, Turki, dengan 7.000 ton kargo, jumlah yang lebih besar daripada yang dikutip oleh pejabat.

Penampakan gandum yang dibakar oleh milisi Ukraina diunggah oleh media Rusia rt.com. (rt.com)

Baca juga: Kamera Satelit Pergoki Kapal Berbendera Rusia Bawa Gandum Milik Ukraina ke Negara Ini

Sejak invasi Rusia ke Ukraina, pejabat Ukraina menuduh negara itu mencuri gandumnya dan mencoba menjualnya ke luar negeri.

Pada bulan Mei, Amerika Serikat memperingatkan negara-negara Afrika agar tidak membeli biji-bijian yang telah dicuri dari negara Eropa Timur.

Ukraina juga mengeluarkan peringatan serupa kepada negara asing bulan itu.

"Pencuri Rusia mencuri gandum Ukraina, memuatnya ke kapal, melewati Bosporus, dan mencoba menjualnya ke luar negeri. Saya meminta semua negara untuk tetap waspada dan menolak proposal semacam itu. Jangan membeli yang dicuri. Jangan menjadi kaki tangan untuk Kejahatan Rusia. Pencurian tidak pernah membawa keberuntungan bagi siapa pun," kicau Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba melalui Twitter, pada Selasa (24/5/2022).

Dalam laporannya hari Minggu, Reuters mengutip sumber anonim Ukraina yang menuduh bahwa 4.500 ton biji-bijian di kapal yang ditahan telah diambil dari Berdyansk, sebuah kota pelabuhan yang diduduki Rusia.

Pada 30 Juni, Radio Free Europe melaporkan bahwa sebuah kapal kargo dengan 7.000 ton gandum telah meninggalkan Berdyansk.

Yevhen Balytskiy, seorang pejabat Rusia yang ditunjuk oleh Moskow untuk mengelola wilayah yang diduduki, dilaporkan mengatakan kapal itu akan berangkat ke 'negara-negara sahabat' Rusia.

Berita Turki menahan kapal kargo Rusia juga muncul kurang dari sebulan setelah Bodnar menuduh Turki membeli gandum yang dicuri Rusia.

Baca juga: Rusia Bantah Curi dan Jual Gandum Ukraina, AS Ngaku Pergoki Kapal Ekspor Rusia Berlayar Bawa Muatan

Jurnalis Ukraina Sindir Keras Menlu Rusia

Seorang jurnalis Ukraina memanfaatkan kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov ke Ankara dengan melontarkan pertanyaan kontroversial.

Jurnalis bernama Muslim Umerov itu menyinggung soal ekspor biji-bijian dari Ukraina, di tengah kekhawatiran kelaparan dunia jika masalah ini tidak diselesaikan.

Ia pun disambut dengan jawaban ketus dari Lavrov yang kemudian menyebut tindakan tersebut sebagai perilaku tak sopan.

Potret Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov. (AFP)

Baca juga: Disangsikan Ukraina, Putin Bersedia Beri Jaminan Keselamatan Bersayarat agar Kiev Bisa Ekspor Gandum

Dilansir TribunWow.com dari The Guardian, Kamis (9/6/2022), Lavrov saat itu berada di Turki membahas pembentukan koridor aman untuk ekspor gandum Ukraina.

Lantaran tak diberi kesempatan bertanya dalam konferensi pers itu, Umerov nekat berdiri dan berbicara langsung dengan Lavrov.

"Saya dari televisi publik Ukraina, saya benar-benar ingin mengajukan pertanyaan," tegas Umerov.

"Barang apa lagi yang sudah dijual Rusia selain biji gandum, dari semua yang sudah dicuri di Ukraina?"

Lavrov tampak terkejut menghadapi pertanyaan di luar skenario itu.

Seolah tak percaya, ia sempat meminta Umerov mengulangi pertanyaannya sebelum menjawab.

"Anda orang Ukraina selalu khawatir tentang apa yang dapat anda curi dan dari mana, hingga anda kira semua orang berpikir seperti itu," sindir Lavrov sembari tersenyum sinis.

"Saya akan jawab pertanyaan anda."

Kemudian, Lavrov mengulangi pernyataan yang pernah diumumkan Putin tentang tujuan invasi.

Ia juga menyangkal Rusia telah memblokade jalur pelayaran setelah mengusai sebagian besar kawasan pelabuhan Ukraina.

Lavrov mengatakan ekspor gandum tersebut bisa dilakukan dengan hanya butuh perintah dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

"Kami merealisasikan tujuan yang telah dipublikasikan untuk menyingkirkan wilayah timur Ukraina dari tekanan rezim neo-Nazi, itulah yang kami lakukan," tegas Lavrov.

"Dan menyoal biji gandum, kami sudah menerangkan hari ini bahwa gandum tersebut bisa dikirim secara bebas ke tujuannya. Rusia tidak menempatkan halangan di jalur tersebut."

"Hanya butuh perintah dari Zelensky, jika dia masih bisa memerintah di sana, untuk mengizinkan kapal asing dan kapal Ukraina untuk berlayar di Laut Hitam."

Dihubungi kemudian oleh Agence France-Presse, Umerov, yang berbasis di Istanbul untuk televisi publik Ukraina, menjelaskan bahwa dia telah mengangkat tangannya selama seluruh sesi tanya-jawab.

Tetapi ia kemudian menyadari bahwa penyelenggara tidak akan membiarknya berbicara hingga memutuskan untuk menyela dengan keras.

"Saya mengambil risiko mengganggu konferensi pers karena seluruh Ukraina sedang menunggu jawaban atas pertanyaan ini," kata Umerov.

Di sisi lain, setelah kejadian tersebut, Lavrov menggambarkan perilaku duta besar Ukraina di sejumlah negara Barat sebagai sikap yang tidak dapat diterima dan tidak sopan,

"Saya juga kadang-kadang dituduh memilih kata-kata yang buruk, tetapi memilih kata-kata dengan buruk adalah satu hal, dan itu adalah hal yang sama sekali berbeda dari maksud tersebut," kata Lavrov dilansir TASS, Rabu (8/6/2022).

Dia mengatakan dia telah membahas masalah ini secara singkat dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Çavuşoğlu, dan mengklaim memiliki pemahaman yang sama mengenai berbicara dengan sopan.(TribunWow.com/ Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina