TRIBUNWOW.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin akan melakukan perjalanan pertamanya ke luar negeri setelah invasi ke Ukraina berlangsung.
Dilansir TribunWow.com dari Al Jazeraa, ia akan mengunjungi dua negara kecil bekas Soviet di Asia Tengah minggu ini.
Setelah kunjungan tersebut, Putin baru dijadwalkan bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) di Moskow.
Baca juga: Belarus Diseret Rusia Ikut Konflik Ukraina, Zelensky Berpesan ke Sahabat Putin: Anda Bukan Budak
Pavel Zarubin, koresponden Kremlin dari stasiun televisi pemerintah Rossiya 1, mengatakan bahwa Putin akan mengunjungi Tajikistan dan Turkmenistan.
Kemudian ia akan bertemu dengan Jokowi untuk melakukan pembicaraan di Moskow.
Di Dushanbe, Putin akan bertemu Presiden Tajik Imomali Rakhmon, sekutu dekat Rusia dan penguasa terlama di bekas negara Soviet.
Di Ashgabat, dia akan menghadiri pertemuan puncak negara-negara Kaspia termasuk para pemimpin Azerbaijan, Kazakhstan, Iran dan Turkmenistan.
Perjalanan terakhir Putin yang diketahui di luar Rusia adalah kunjungan ke Beijing pada awal Februari.
Saat itu ia dan Presiden China Xi Jinping meluncurkan perjanjian persahabatan tanpa batas beberapa jam sebelum keduanya menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin.
Baca juga: Galang Dana Lawan Pasukan Militer Rusia, Sekelompok Wanita Ukraina Jual Foto Tanpa Busana
Kabar pertemuan Putin dan Jokowi awalnya diberitakan kantor berita Rusia Tass.
Menurut media tersebut, pertemuan itu akan dilakukan pada akhir bulan ini.
Namun, belum jelas apa yang akan dirundingkan dua presiden tersebut di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
Dikutip TribunWow.com dari TASS, Rabu (15/6/2022), Putin rencanya akan bertemu dengan Jokowi di Moskow pada Kamis (30/6/2022).
Baca juga: Minta Doa Masyarakat, Jokowi Pamit Kunjungi Rusia dan Ukraina: Ajak 2 Pemimpin untuk Dialog
Kabar ini disampaikan seorang sumber dari staf presidensial Kremlin yang tak disebutkan namanya.
"Ini akan menjadi kunjungan yang sangat penting. Kami sedang mempersiapkannya sekarang," kata sumber tersebut, Selasa (14/6/2022).
"Presiden Joko Widodo dari Indonesia akan mengunjungi Moskow pada 30 Juni."
Sumber itu juga menyebutkan bahwa Indonesia adalah mitra penting, di mana Rusia telah mempertahankan hubungan politik dan ekonomi yang intensif.
Dilansir SCMB, Rabu (15/6/2022), tak ada rincian khusus mengenai tujuan pertemuan itu, tetapi kemungkinan terkait dengan KTT G20 pada bulan November di Bali.
Sebagaimana diketahui, Indonesia telah mengundang Putin, serta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke pertemuan tersebut.
Kedua pemimpin telah mengkonfirmasi kehadiran mereka.
"Kami pasti akan pergi, tetapi dalam format apa yang akan diputuskan nanti," kata Putin saat dikonfirmasi.
"KTT akan berlangsung pada 15-16 November, ada banyak waktu, kita lihat saja."
Ketika ditanya tentang laporan Tass, kantor kepresidenan Indonesia belum bisa memberikan keterangan.
"Belum ada informasi tentang itu," ujar sumber kepresidenan.
Namun, beberapa anggota G20 diketahui telah berusaha untuk memblokir partisipasi Rusia dalam kelompok tersebut setelah agresi militernya di Ukraina.
Dari anggota G20, mereka yang tergabung dalam negara-negara Kelompok Tujuh telah memberlakukan sejumlah sanksi untuk mengisolasi Rusia dari sistem keuangan global.
Satu di antaranya adalah membekukan aset bank sentralnya dan mengecualikan beberapa pemberi pinjaman utama Rusia dari jaringan pembayaran internasional utama.
Sebaliknya, Brasil, China, India, dan Afrika Selatan, yang bersama dengan Rusia membentuk forum BRICS, telah mendukung partisipasi Moskow dalam pertemuan G20.
Baca juga: Tak Ikut Walkout saat Rusia Bicara, Sri Mulyani Beri Tanggapan soal Aksi Protes di Pertemuan G20
Amerika Serikat berupaya mendepak Rusia dari KTT G20 yang akan diadakan di Bali, Indonesia, akhir tahun.
Namun, jika Presiden Rusia Vladimir Putin tetap diizinkan datang, AS menuntut Ukraina juga diundang hadir.
Dalam pernyataannya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden seolah ingin mempertemukan langsung Putin dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail UK, Kamis (24/3/2022), hal tersebut dinyatakan setelah AS menghadiri pertemuan darurat antara negara NATO, Uni Eropa dan G7.
Biden mengaku dia lebih suka mengeluarkan Rusia dari G20 sebagai hukuman atas tindakan brutalnya.
Ketika ditanya apakah Rusia harus dapat menghadiri pertemuan ekonomi terkemuka dunia G20 di Indonesia.
"Pada poin selanjutnya jawaban saya adalah ya," ujar Biden.
"Itu tergantung pada G20."
Biden mengatakan masalah itu diangkat ketika para pemimpin bertemu untuk meningkatkan sanksi terhadap Rusia dan membantu Ukraina.
Dikutip dari AFP, Jumat (25/3/2022), bila Indonesia dan negara lain tetap mengundang Rusia, Biden menyerukan agar Ukraina juga turut hadir.
Meskipun sejatinya negara Zelensky tersebut tak termasuk dalam anggota G20.
"Jika Indonesia dan negara lainnya tidak setuju, maka menurut pandangan saya kita harus meminta agar keduanya, (Rusia dan) Ukraina dapat menghadiri pertemuan juga," sebut Biden.
Sementara itu, dilansir Kompas.com, Kamis (24/3/2022) disebutkan bahwa Indonesia memiliki kewajiban untuk mengundang semua negara anggota G20, termasuk Rusia.
Duta Besar RI sekaligus Staf Khusus Program Prioritas Kemlu dan Co-Sherpa G20 Indonesia, Triansyah Djani menyebutkan adanya aturan presidensi.
"Sebagai presidensi dan sesuai dengan presidensi-presidensi sebelumnya adalah untuk mengundang semua anggota G20, dan bahwa diplomasi Indonesia selalu didasarkan pada prinsip-prinsip base on principal," ujar Triansyah.
"Oleh karena itu, memang kewajiban Presidensi G20 untuk mengudang semua anggotanya." (TribunWow.com/Via)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina