Konflik Rusia Vs Ukraina

AS dkk Sindir Rusia soal Ukraina saat Pertemuan G20 di Yogyakarta, Menteri Putin Langsung Bereaksi

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pertemuan pertama Menkes anggota G20 di Marriott Hotel Yogyakarta, Senin (20/6/2022). Terbaru, Menteri Kesehatan Rusia sempat merespons ketika disindir soal konflik Ukraina.

TRIBUNWOW.COM - Sindiran dilontarkan oleh sejumlah negara barat kepada Rusia dalam pertemuan G20 di Yogyakarta, Indonesia, pada Senin (20/6/2022) kemarin.

Pada saat itu agenda pertemuan dihadiri oleh menteri-menteri kesehatan dari negara-negara anggota G20.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, saat pertemuan dilakukan, Amerika Serikat (AS), Inggris, Australia, dan Kanada mengungkit soal konflik yang terjadi di Ukraina.

Baca juga: Kadyrov Bagikan Video Keluhan Tentara Ukraina untuk Zelensky, Ungkap Kekalahan Akibat Dikepung Rusia

Mereka menuding Rusia telah melakukan bombardir fasilitas kesehatan yang ada di Ukraina.

"Rusia telah mengganggu layanan kesehatan, merusak fasilitas kesehatan, dan terus menyerang bangunan yang digunakan warga sipil tak berdosa termasuk anak-anak untuk berlindung," ujar Wakil Menkes AS, Andrea Palm.

Palm menyebut aksi yang dilakukan Rusia bertentangan dengan tujuan G20 yang ingin mempromosikan kesehatan dunia.

Sindiran Palm ini langsung direspons oleh Jubir Menkes Rusia, Oleg Salagay.

"Kita minta kolega kita untuk tidak mempolitisasi platform G20 dan tetap dalam mandat kita mendiskusikan layanan kesehatan," kata Salagay.

Pada saat itu negara yang hadir adalah Argentina, Australia, Brazil, Kanada, Tiongkok/China, Jerman, Prancis, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, AS, dan Uni Eropa.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia alias World Health Organization (WHO) disebut diam tak bereaksi ketika para tentara Ukraina menggunakan fasilitas kesehatan demi kepentingan militer.

Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia Mikhail Mizintsev.

Mizintsev menyebut, para tentara Ukraina menggunakan rumah sakit sebagai basis militer dan tempat untuk melakukan serangan.

Dikutip TribunWow.com dari Tass.com, Mizintsev mengomentari seharusnya fasilitas kesehatan digunakan sesuai kepentingannya.

Mizintsev meminta kepada seluruh organisasi internasional untuk menekan pejabat pemerintahan Ukraina agar melarang penggunaan fasilitas publik dan warga sipil untuk kepentingan militer.

Mizintsev mencontohkan bagaimana pasukan Ukraina mengirimkan senjata dan tentara mereka ke bangunan-bangunan sekolah.

Selain itu, Mizintsev turut mengungkit bagaimana pasukan nasionalis Ukraina menggunakan pemukiman warga sipil sebagai markas penembak jitu.

Mizintsev menyindir bagaimana fakta-fakta ini justru diabaikan oleh komunitas internasional, negara-negara barat, serta para politisi dan aktivis hak asasi manusia.

Baca juga: Protes Pemerintah Putin, Warga Rusia Tolak Penugasan Wamil yang Selamat dari Kapal Moskva ke Ukraina

Bayi Mental hingga Ibu Hamil Teriak Ingin Mati

Belum lama ini sempat viral di internet foto dan video menampilkan kondisi sebuah rumah sakit bersalin di Mariupol, Ukraina seusai diserang oleh pasukan militer Rusia.

Kejadian itu terjadi pada invasi hari ke-14 tepatnya pada Rabu (9/3/2022) lalu.

Kini seorang saksi mata yang berhasil selamat dari kejadian itu menceritakan kondisi di dalam rumah sakit pada saat terjadinya serangan.

Rumah bersalin di Mariupol, Ukraina diserang oleh pasukan militer Rusia, Rabu (9/3/2022). (BBC.com)

Baca juga: 5 Ulah Tentara Rusia di Ukraina, Tewas seusai Makan Hadiah dari Warga hingga Ramai-ramai Memberontak

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, kesaksian ini disampaikan oleh kepala RS bersalin tersebut yakni Liudmyla Mykhilenko (50).

Menurut cerita Liudmyla ada 10 misil milik tentara Rusia yang mengenai rumah sakit.

Liudmyla bercerita, pada saat kejadian ada seorang ibu tengah membawa bayinya untuk diperiksa.

Ketika ledakan terjadi, bayi yang digendong oleh ibunya itu terpental dari pelukannya hingga terbentur ke tembok.

"Mustahil untuk menyelamatkannya," ujar Liudmyla.

Liudmyla menyampaikan, pada saat serangan terjadi sebagian besar pasien rumah sakit sudah dipindahkan ke tempat yang lebih aman yakni di basemen dan koridor.

Selain bayi terpental, Liudmyla menceritakan ada ibu hamil yang berteriak ingin mati seusai tahu bayi yang dikandungnya keguguran.

Ibu hamil lainnya mengalami patah tulang di kedua kakinya namun berhasil melahirkan dengan selamat menggunakan metode operasi caesar.

Liudmyla menegaskan di rs bersalin yang ia pimpin sama sekali tidak ada tentara Ukraina, hanya ada warga sipil, pasien dan tenaga kesehatan.

"Sebagai seorang spesialis saya mendedikasikan seluruh hidup saya untuk mengobati anak-anak, menjalankan rumah sakit. Putin memutuskan untuk membuang bom dari pesawat dan menghancurkan rumah sakit anak-anak. Kenapa? Ini susah untuk dimengerti," ujarnya.

Liudmyla dan keluarganya saat ini telah mengungsi ke Zaporizhzhia.

Saat bombardir terjadi, Liudmyla mengaku melihat total 15 wanita dan tiga anak-anak tewas di depan matanya.(TribunWow.com/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina