TRIBUNWOW.COM - Raksasa e-commerce Asia Tenggara Shopee dikabarkan akan memberhentikan beberapa karyawan di tim ShopeeFood dan ShopeePay.
Sementara, menurut Creative Media and Publishing Union (CMPU) di Singapura, karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan diberi kompensasi.
Namun, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak Shopee mengenai hal tersebut.
Baca juga: Sudah Bocor ke Publik, Bank BUMN Ini Jadi Sponsor Utama Liga 1 2021 Gantikan Shopee
Baca juga: Trending Tagar Shopee Tindas Kurir, Warganet Ramai-ramai Cuit Paketnya Belum Sampai, Ada Apa?
Dilansir TribunWow.com dari The Straits Time, Rabu (15/6/2022), kabar ini diketahui dari memo yang dikirim Senin malam dari kepala eksekutif Shopee Chris Feng.
Ia mengatakan pihaknya akan membuat beberapa penyesuaian untuk mengoptimalkan operasi di segmen dan pasar tertentu.
"(Mengingat) ketidakpastian yang meningkat dalam ekonomi yang lebih luas, kami percaya bahwa adalah bijaksana untuk membuat penyesuaian yang sulit tetapi penting untuk meningkatkan efisiensi operasional kami dan memfokuskan sumber daya kami," bunyi memo Chris Feng tersebut.
Perubahan itu antara lain adalah pemecatan sejumlah karyawan yang diberhentikan melalui email.
Selain itu, platform ini juga akan mengakhiri uji coba tahap awal di Spanyol.
Ini terjadi setelah Shopee keluar dari pasar Prancis pada bulan Maret, mengakhiri uji coba tahap awal yang serupa di sana.
Shopee juga dikabarkan telah meninggalkan pasar India pada bulan yang sama.
"Bisnis kami akan terus beroperasi seperti biasa di Shopee Meksiko, Argentina, Chili, serta untuk ShopeeFood dan ShopeePay di Asia Tenggara," tulis Chris Feng.
"Kami berkomitmen untuk memberikan tingkat dukungan yang sama kepada pengguna, mitra, dan pedagang kami di semua pasar ini."
Baca juga: Apakah BLT Subsidi Gaji Bisa Cair setelah Terkena PHK? Simak Penjelasan Selengkapnya
Memo itu tidak merinci negara-negara Asia Tenggara mana yang akan terkena dampak PHK.
Diketahui, Shopee memiliki cabang di Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Filipina, dengan kantor pusat regional di Republik.
Menurut platform jaringan profesional LinkedIn, Shopee juga memiliki lebih dari 48.000 karyawan di seluruh dunia.
Terkait hal ini, organisasi serikat pekerja CMPU, yang berafiliasi dengan gerakan buruh Kongres Serikat Buruh Nasional (NTUC) Singapura, telah mendapat konfirmasi dari pihak Shopee.
Mewakili karyawan e-commerce di Singapura, CMPU mengatakan Shopee telah meyakinkan serikat pekerja bahwa karyawan yang terkena dampak akan diberikan paket kompensasi yang sesuai dengan norma pasar.
Serikat pekerja Singapura mengatakan akan membantu karyawan yang diberhentikan mendapatkan pekerjaan.
Mereka juga akan memiliki akses ke pelatihan karir dan layanan pencocokan pekerjaan yang ditawarkan oleh Employment and Employability Institute dan jaringan asosiasi dan mitra profesional NTUC.
"CMPU juga akan terus bekerja sama dengan Shopee untuk memastikan kepentingan dan kesejahteraan karyawan dijaga semaksimal mungkin," kata CMPU Singapura.
Senada dengan hal itu, Chris Feng mengatakan perusahaan akan melakukan yang terbaik untuk mendukung pekerja yang terkena dampak PHK.
Akan tetapi, belum dapat dipastikan apakah negara lain yang mungkin terdampak seperti Indonesia, akan mendapatkan kompensasi yang sama.
Baca juga: Pekerja yang Kena PHK dan Dirumahkan Bakal Dapat Subsidi Gaji Rp 1,2 Juta, Ini Kata Sri Mulyani
Di sisi lain, PHK itu terjadi bahkan ketika Sea yang terdaftar di New York, yang memiliki Shopee, mengalahkan perkiraan penjualan dan meraup keuntungan.
Kerugian yang dibukukan lebih kecil dari perkiraan pada kuartal pertama tahun ini, didorong oleh kinerja yang kuat dalam bisnis e-commerce dan pembayaran digital intinya.
Perusahaan teknologi besar seperti pemilik Shopee, Sea, yang meraup untung besar di tengah digitalisasi cepat yang dipaksakan oleh pandemi Covid-19, kini menuju ke dunia yang ditandai dengan inflasi tinggi, tenaga kerja yang langka, dan gangguan rantai pasokan yang mengancam profitabilitas.
Terguncang oleh ketidakpastian ini, investor dalam beberapa bulan terakhir mulai menghindari saham teknologi yang merugi. (TribunWow.com/Via)