TRIBUNWOW.COM - Presiden Vladimir Putin mengizinkan Ukraina mengekpor gandum melalui pelabuhan Laut Hitam dan Laut Azov ke segala arah.

Namun Putin menuntut agar Ukraina melakukan pembersihan ranjau di laut tersebut.

Ekspor biji-bijian juga dapat dilakukan di jalur darat jika barat mencabut sanksi.

Putin juga akan mendukung kapal Ukraina dan kapal-kapal asing untuk bersandar di pelabuhan sepanjangh Laut Hitam yang kini dikuasai Ukraina.

Dikutip dari TribunWow.com, akibat invasinya di Ukraina, Putin mengklaim sejumlah kapal tertumpuk di pelabuhan karena tidka bia beroperasi.

Baca juga: VIDEO - Dituntut sebagai Penjahat Perang, Zelensky Disebut Perintahkan Neo-Nazi ke Donbas

"Kami akan mendukung pengangkutan damai, kami menjamin keamanan pendekatan ke pelabuhan-pelabuhan ini, kami akan mendukung panggilan kapal asing dan lalu lintas mereka di Laut Azov dan Laut Hitam ke segala arah," kata pemimpin Rusia itu.

Diperkirakan, ada puluhan kapal yang terhambat di sepanjang pelabuhan.

"Banyak kapal tertunda di pelabuhan Ukraina,” ujar Putin.

Putin berujar, kapal itu hanya dilabuhkan dan hingga kini para kru ditahan sebagai sandera.

Terkait hal ini, Rusia akan menjamin beroperasinya kapal yang membawa gandum Ukraina tanpa hambatan.

Meski tak meminta syarat khusus, Putin meminta Ukraina untuk membersihkan kawasan perairan dan pelabuhan dari ranjau.

Menurutnya, Kiev juga dapat mengekspor biji-bijian melalui jalur darat.

Rute yang dimaksudkan yakni Belarus, namun sanksi Barat hatus dicabut dari negara Rusia.

Baca juga: VIDEO Alasan Rusia Tak Pernah Percaya Perkataan Zelensky, Selalu Ingkar Janji dan Mantan Pelawak

Ia juga menuding penyebab krisis energi terletak pada kebijakan barat.

Putin mengatakan bahwa Rusia tidak akan menghalangi ekspor gandum dari Ukraina.

Hal ini dapat dilakukan melalui pelabuhan Laut Hitam dana negara-negara tetangga. (*)

Berita terkait  Konflik Rusia Vs Ukraina

Artikel ini telah tayang di Tribun Video dengan judul Putin Beri Lampu Hijau Ukraina Ekspor Gandum Lewat Pelabuhan yang Dikuasai Rusia, Tapi Ada Syarat