TRIBUNWOW.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Presiden Vladimir Putin adalah satu-satunya pejabat Rusia yang bersedia dia temui untuk membahas bagaimana mengakhiri perang.
Namun hal ini dipandang sebelah mata oleh pejabat pemerintah Rusia.
Pasalnya, Rusia menilai bahwa Ukraina tidak menunjukkan keinginan untuk melakukan perundingan damai.
Baca juga: Beredar Kabar Zelensky Akhiri Hidup di Bunker, Ukraina Dibanjiri Informasi Liar Ulah Hacker Rusia
Baca juga: Zelensky Pertama Kali Terlihat Bersama Istri sejak Invasi Rusia Dimulai, Mulai Merasa Aman?
Dilansir TribunWow.com dari NDTV, Selasa (24/5/2022), Zelensky menyatakan hal ini saat berbicara melalui tautan video kepada audiens di Forum Ekonomi Dunia di Davos.
Ia menilai perundingan untuk damai hanya dapat mencapai konsensus dengan kehadiran Putin.
"Presiden Federasi Rusia yang memutuskan semuanya," kata Zelensky yang hadir secara virtual, Senin (23/5/2022).
"Jika kita berbicara tentang mengakhiri perang ini tanpa dia secara pribadi, keputusan itu tidak dapat diambil."
Zelensky mengatakan penemuan pembunuhan massal di daerah-daerah yang diduduki oleh pasukan Rusia pada awal perang, khususnya di luar Kyiv, membuat lebih sulit untuk mengatur pembicaraan.
Karenanya dia akan mengesampingkan diskusi dengan pejabat Rusia selain Putin.
"Saya tidak bisa menerima pertemuan apa pun dengan siapa pun yang datang dari Federasi Rusia selain presiden," katanya.
"Dan hanya dalam kasus ketika ada satu masalah di (meja): menghentikan perang. Tidak ada alasan untuk pertemuan jenis lain."
Menanggapi hal itu, Dmitry Polyansky, Deputi Pertama Perwakilan Rusia untuk PBB, menyebut kata-kata Zelensky sebagai sandiwara.
Ia menilai keinginan Zelensky tersebut hanyalah demi agar terlihat baik di mata publik tanpa adanya realisasi.
"Kesiapan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk bertemu hanya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melanjutkan proses negosiasi adalah murni PR (public relationship-red)," kata Polyansky dilansir RIA Novosti, Selasa (24/5/2022).
Sebelumnya, Sekretaris Pers Presiden Federasi Rusia Dmitry Peskov mengatakan pada 13 Mei bahwa Rusia apriori tidak menolak pertemuan pribadi antara Putin dan Zelensky.
Tetapi sebelum itu, dokumen yang sesuai harus disiapkan, yang akan diselesaikan pada pertemuan tingkat tinggi tersebut.
Baca juga: Putin Ternyata Pernah Selamat dari Percobaan Pembunuhan seusai Umumkan Serangan ke Ukraina
Baca juga: Duga Zelensky Dihasut Barat, Rusia Sebut Ukraina yang Kerap Serukan Perdamaian Kini Tolak Berdialog
Rusia Bersedia Pertemukan Zelensky dan Putin Dengan Syarat
Setelah invasi Rusia ke Ukraina berlangsung selama 3 bulan, pihak Moskow kembali mengajukan ajakan diplomasi damai.
Bahkan kali ini, Rusia siap mempertemukan presiden mereka, Vladimir Putin, dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Namun, masih ada beberapa hal yang perlu disiapkan, termasuk perjanjian damai yang disepakati dua belah pihak.
Dilansir TribunWow.com dari TASS, Senin (23/5/2022), ajudan presiden Rusia, Vladimir Medinsky menyatakan pihaknya siap untuk melanjutkan pembicaraan damai.
Ia menuding bahwa Ukraina adalah pihak yang memberhentikan upaya damai tersebut.
"Kami, di pihak kami, siap untuk melanjutkan dialog. Tetapi saya ingin menekankan bahwa bola pembicaraan damai lebih lanjut ada di pengadilan Ukraina. Pembekuan pembicaraan adalah inisiatif sepenuhnya Ukraina," kata Medinsky dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi ONT, Belarus, Minggu (22/5/2022).
Menurutnya, Rusia sama sekali tak pernah menolak untuk mengadakan pertemuan.
Termasuk pertemuan tingkat atas yang dihadiri langsung oleh Putin dan Zelensky.
"Rusia tidak pernah menolak pembicaraan, termasuk di tingkat atas. Vladimir Putin telah berulang kali menegaskan hal itu. Masalahnya adalah persiapan serius diperlukan untuk pertemuan tingkat atas, pertemuan antara presiden," kata Medinsky.
Ia menambahkan bahwa dokumen perjanjian harus dirancang untuk pertemuan semacam itu.
Selain itu, pertemuan antara Zelensky dan Putin juga tak boleh didokumentasikan.
"Kepala negara harus bertemu untuk mencapai kesepakatan akhir dan menandatangani dokumen, tetapi tidak untuk mengambil foto," jelasnya.
Menurut Medinsky, sebulan yang lalu pihak Rusia telah memberikan kepada pihak Ukraina sebuah rancangan perjanjian yang sejumlah posisi utamanya telah disepakati.
Namun setelah itu, pihak Ukraina sama sekali tak menunjukkan lampu hijau untuk melanjutkan upaya damai.
"Kami ingin melanjutkan. Tapi sejak itu kami tidak melihat ada niat untuk melanjutkan dialog di pihak Ukraina. Jadi, negosiator kami mengambil jeda," ujar Medinsky.
"Sepertinya mereka (Ukraina-red) sedang terburu-buru. Bola ada di lapangan mereka.".(TribunWow.com/Via)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina