TRIBUNWOW.COM - Rusia diduga telah menahan lebih dari 3000 warga sipil pengungsi dari Kota Mariupol.

Tak hanya warga sipil, Rusia juga dituding melakukan penahanan terhadap puluhan relawan kemanusiaan.

Hingga kini, belum dipastikan nasib dari para tentara Ukraina yang menyerah di Pabrik Baja Azovtal.

Dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (18/5) dugaan tersebut disampaikan oleh Ombudsman hak asasi manusia Ukraina, Lyudmyla Denisova.

Baca juga: VIDEO Detik-detik Hancurnya Meriam Howitzer M 777 & 147 Artileri Ukraina oleh Roket Rusia

Denisova mengatakan, bahwa ribuan warga telah ditahan oleh pasukan Rusia sejak sebulan.

Sedangkan untuk kelompok seperti mantan tentara dan polisi ditahan selama dua bulan.

Sebelumnya, sebanyak tujuh bus dikerahkan untuk mengevakuasi para tentara Ukraina yang menyatakan menyerah dari pabrik baja Azovtal Mariupol.

Mereka tiba pada Selasa (17/5) di bekas koloni penjara nomor 120 dekat Olenivka.

Baca juga: VIDEO Detik-detik Rusia Luncurkan Serangan Roket hingga Hancurkan Meriam Howitzer dari Amerika

Sedangkan sebagian warga sipil yang ditahan berada di bekas penjara nomor 52 yang juga di dekat Olenivka.

Sejauh ini belum diketahui pasti nasib dari para tentara yang menyerah tersebut.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengungkapkan, dari 265 tentara yang menyerah, sebanyak 51 orang di antaranya terluka parah.

Mereka yang terluka kemudian dilarikan ke rumah sakit Novoazovk di wilayah Donetsk.

Sementara, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar mengatakan, akan ada prosedur pertukaran untuk kepulangan ratusan tentara tersebut.

Tetapi, ia mengakui proses pemulangan ratusan tentara tersebut tidak mudah.

Di sisi lain, Ketua Parlemen Rusia atau Ketua Duma Negara Rusia, Vyacheslav Volodin mengatakan akan mempertimbangkan pelarangan pertukaran tawanan perang Rusia dengan anggota resimen Azov Ukraina yang ditangkap.

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Artikel ini telah tayang di Tribun Video dengan judul Ukraina Tuding Rusia Tahan 3.000 Pengungsi Warga Sipil dan Puluhan Relawan di Mariupol