Konflik Rusia Vs Ukraina

Harus Jalani Operasi Mengeluarkan Cairan dari Perut, Kesehatan Putin Dikabarkan Memburuk

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin menyaksikan parade militer Hari Kemenangan di Lapangan Merah di pusat kota Moskow pada Senin, (9/5/2022). Terbaru, kesehatan Putin dikabarkan semakin memburuk hingga harus jalani operasi perut, Rabu (18/5/2022).

TRIBUNWOW.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan telah menjalani operasi untuk mengeluarkan cairan dari perutnya

Sebuah saluran Telegram anti-Rusia mengklaim kesehatan Presiden 69 tahun itu makin memburuk dari hari ke hari.

Meski operasinya berjalan lancar, masih banyak kekhawatiran menggantung mengenai kondisi kesehatannya dan nasib Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan ancaman yang diduga merujuk ke senjata nuklir pada Rabu (27/4/2022). (YouTube FRANCE 24 English)

Baca juga: Putin Pakai Selimut di Parade Hari Kemenangan, Eks Diplomat Inggris Ungkit Gosip soal Penyakit

Baca juga: Sebut Kesehatan Putin sedang Kritis, Analis Ungkap 2 Penyakit yang Diderita Presiden Rusia

Dilansir TribunWow.com dari Metro, Rabu (18/5/2022) spekulasi tentang kesehatan buruk presiden Rusia telah meningkat sejak dia menginvasi Ukraina.

Bahkan, sebuah laporan menyatakan dia akan menjalani operasi kanker dalam waktu dekat.

Menurut sebuah posting yang dibagikan di Generall SVR, Putin dikatakan menggunakan teknologi palsu dan grafik komputer untuk menciptakan ilusi kehadirannya selama pertemuan online dengan dewan keamanannya pekan lalu.

Unggahan itu lebih lanjut menuduh beberapa pejabat tahu apa yang terjadi, sementara yang lain sangat takut pada Putin sehingga mereka tidak bisa membiarkan 'pemikiran penggantian'.

"Putin tidak mengadakan pertemuan ini secara real time," bunyi pernyataan itu, mengklaim pidato pembukaan Putin telah direkam sebelumnya.

"Pada malam Kamis, 12 Mei hingga Jumat, 13 Mei, Putin menjalani prosedur operasi untuk mengeluarkan cairan dari perutnya. Prosedurnya berjalan normal tanpa komplikasi."

Klaim ini belum dapat diverifikasi secara independen, tetapi sangat sedikit informasi tentang kesehatan Putin yang keluar dari Kremlin.

Pasalnya, pemerintah dan pejabat Rusia selalu menegaskan bahwa Putin dalam kondisi sehat.

Adapun akun Generall SVR, yang telah dikaitkan dengan analis politik Rusia Profesor Valery Solovey, telah berulang kali membuat pernyataan tentang kondisi medis presiden selama 18 bulan terakhir.

Ini termasuk bahwa Putin akan menjalani operasi untuk kanker perut, bahwa ia memiliki penyakit Parkinson dini dan gangguan skizoafektif.

Hal ini diketahui Solovey dari sumber rahasia di Kremlin.

"Fakta yang tidak dapat disangkal bahwa (Putin) memiliki banyak penyakit yang cukup serius," kata Solovey dalam sebuah wawancara dengan saluran Youtube Zhivoi Gvozd.

Baca juga: Pertaruhkan Nyawa, Putin Dikabarkan Segera Operasi Kanker di Tengah Memanasnya Konflik Ukraina

Baca juga: Jawab Isu Putin Kena Kanker, Jubir Kremlin Isyaratkan Kondisi Kesehatan Presiden Rusia

Putin Delegasikan Rusia ke Tangan Mantan KGB

Sebelumnya, Putin diisukan terpaksa menyerahkan kendali perang di Ukraina selama berhari-hari.

Pasalnya, menurut sumber internal Kremlin, presiden 69 tahun itu akan menjalani operasi kanker dalam waktu dekat.

Karenanya, ia akan mendelegasikan kekuasaan kepada petinggi intelejen yang telah dipilih.

Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Minggu (1/5/2022), Putin dilaporkan akan mencalonkan kepala Dewan Keamanan garis keras dan mantan kepala FSB Nikolai Patrushev untuk mengambil kendali invasi.

Patrushev (70) dipandang sebagai arsitek kunci dari strategi perang sejauh ini dan merupakan orang yang meyakinkan Putin bahwa Kyiv dibanjiri neo-Nazi.

Klaim ini muncul di saluran Telegram populer General SVR, yang mengatakan sumbernya adalah mantan petinggi militer Kremlin.

Dikatakan bahwa Putin tidak mungkin setuju untuk mentransfer kekuasaan tetapi siap untuk menempatkan 'charge d'affaires' untuk mengendalikan Rusia dan upaya perang.

"Jadi, sementara Putin melakukan operasi dan sadar, mungkin dua atau tiga hari, kontrol negara yang sebenarnya hanya diberikan kepada (Nikolai) Patrushev," tutur sumber terkait.

Langkah seperti itu akan mengejutkan karena di bawah konstitusi, kekuasaan harus diberikan hanya kepada perdana menteri, Mikhail Mishustin.

Mishustin yang berusia 56 tahun itu adalah seorang teknokrat low-profile, yang tak pernah diketahui memiliki hubungan militer atau dinas rahasia.

Adapun pilihan jatuh pada master mata-mata Patrushev setelah melakukan dua jam pembicaraan hati ke hati dengan Putin.

Namun, pilihan ini disebut sebagai pilihan yang buruk mengingat karakter sang jenderal.

"Bagaimana jika, tiba-tiba, Putin memanifestasikan masalah kesehatan yang sangat parah?," tulis outlet berita tersebut.

"Itu mungkin untuk menahannya untuk beberapa waktu, tetapi sekarang perjalanan penyakitnya berkembang."

"Saya tidak ingin menyuarakan ramalan apa pun sekarang, agar tidak meyakinkan Anda sekali lagi, karena dalam situasi ini anda seharusnya tidak terlalu berharap."

Menurut outlet General SVR, Putin sangat mempercayai Patrushev yang sama-sama merupakan mantan intelejen KGB.

Ia menganggap Patrushev sebagai teman dan orang yang bisa diserahi tanggung jawab begitu besar.

"Kami tahu bahwa Putin menjelaskan kepada Patrushev bahwa dia menganggapnya sebagai satu-satunya orang dan teman yang benar-benar tepercaya dalam sistem kekuasaan," tulis outlet General SVR.

"Selanjutnya, presiden berjanji bahwa jika kesehatannya (Putin) memburuk secara tajam, manajemen negara yang sebenarnya akan dialihkan, untuk sementara, ke Patrushev."

Unggahan terbaru tentang masalah medis Putin mengatakan sang presiden akan segera dioperasi.

Adapun tindakan operasi tersebut telah juga mendapatkan persetujuan dan dukungan dari Patrushev.

"Dokter Putin bersikeras bahwa dia perlu menjalani operasi dalam waktu dekat."

"Dan meskipun Putin pada prinsipnya tidak memberikan persetujuannya dan tanggal operasi tidak disetujui, dia bergegas menjelaskan dirinya sendiri dan mendapatkan reaksi dan persetujuan Patrushev." (TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina