Konflik Rusia Vs Ukraina

Pakar Sebut Putin Butuh Nuklir dan 800 Ribu Pasukan Tambahan agar Rusia Bisa Menang dari Ukraina

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Momen peluncuran Rudal Balistik Antar Benua RS-28 Sarmat milik Rusia yang dijuluki 'Satan 2', Rabu (20/4/2022). Terbaru, Rusia disebut memerlukan 600 ribu hingga 800 ribu pasukan tambahan dan nuklir agar bisa menang dari Ukraina, Senin (9/5/2022).

TRIBUNWOW.COM - Mantan komandan NATO mengatakan satu-satunya jalan keluar bagi Rusia dari invasi Ukraina adalah meningkatkan ekskalasi konflik.

Dikatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin membutuhkan tambahan pasukan atau mengirim nuklir agar bisa menang dari Ukraina.

Ia membutuhkan kemenangan itu karena dikabarkan sedang dalam posisi yang sulit karena terancam digulingkan.

Presiden Rusia Vladimir Putin dalam acara hari kemenangan di Moskow, Rusia pada tahun 2020. (YouTube Daily Mail)

Baca juga: Rangkuman Pidato Putin di Hari Kemenangan Rusia, Tak Sebut Ukraina hingga Beri Instruksi Berikut

Baca juga: Putin Hindari Sebut Ukraina pada Pidato Hari Kemenangan, Pakar Nilai Ada Korelasi dengan Kekalahan

Hal ini diungkapkan oleh Sir James Everard, mantan Wakil Panglima Tertinggi Sekutu NATO di Eropa.

Sir James memperingatkan bahwa Putin akan digulingkan oleh para jenderalnya jika dia tidak segera mengamankan kemenangan yang solid di Ukraina.

"Dia berada di tempat yang mengerikan. Itu sepenuhnya buatannya sendiri," kata Sir James dilansir TribunWow.com dari The Sun, Senin (9/5/2022).

"Saya tidak bisa melihat dia mencapai tujuannya tanpa meningkat secara konvensional."

Mantan komandan tertinggi mengutip laporan mengenai posting Telegram terbaru perusahaan Wanger, sebuah kelompok tentara bayaran yang diduga disewa Putin.

Kelompok tersebut mengklaim Moskow perlu memobilisasi 600 ribu hingga 800 ribu orang untuk mendapat kekalahan total Ukraina.

Tak disebutkan bagaimana angka itu diperoleh, tetapi jumlah tersebut dinilai sebagai ilustrasi yang layak terkait skala tantangan yang dihadapi Putin di Ukraina.

Sir James juga diperingatkan bahwa Putin dapat menggunakan nuklir untuk menyamakan kedudukan.

Hal ini dilakukan setelah Kyiv mendapat paket bantuan keuangan dan militer $ 33miliar dari AS yang menurut para ahli dapat mengubah gelombang yang menguntungkan Ukraina.

"Menerapkan logika manusia untuk masalah ini, tampaknya akan menjadi hal yang gila untuk dilakukan," kata Sir James tentang penggunaan nuklir oleh Rusia.

"Saya pikir itu akan mewakili kegagalan strategis besar dan saya tidak percaya pendukung yang dia miliki di seluruh dunia tidak akan mencair. Itu berarti lebih banyak isolasi."

"Tapi seperti yang dikatakan beberapa orang, ini adalah 'ancaman eksistensial' (bagi Rusia). Eksistensial adalah akhir yang sulit, bukan?"

Menurut mantan komandan NATO tersebut, nuklir Rusia lebih unggul daripada yang dimiliki Barat.

"Putin memiliki keunggulan atas Barat adalah bahwa dia memiliki keluarga senjata nuklir. Dari yang sangat kecil hingga perusak kota besar," kata Sir James.

"Di Inggris, kami memiliki perusak kota, tetapi bukan yang kecil."

"Mungkin bagi Putin, eskalasi nuklir tidak sebesar yang kita kira. Saya masih berpikir itu akan mengerikan."

Rusia dikhawatirkan berpotensi menggunakan serangan nuklir taktis di Ukraina menggunakan senjata nuklir hasil lebih rendah dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan.

Dan tiran Rusia itu telah berulang kali mengangkat wacana penggunaan senjata nuklir yang menghancurkan Ukraina.

Baca juga: Putin Pamerkan Kekuatan Militer Rusia Dalam Parade Hari Kemenangan di Moskow, Apa Saja?

Baca juga: VIDEO - Putin Tegaskan Operasi Militer ke Ukraina Merupakan Jawaban atas Ancaman Barat

Sumpah Putin Jelang Parade Hari Kemenangan

Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan sumpah terkait invasinya ke Ukraina, Minggu (8/5/2022).

Ia menegaskan akan memperoleh kemenangan di Ukraina seperti yang didapatkan pada tahun 1945 saat mengalahkan Nazi.

Pernyataan ini seolah menjawab sejumlah spekulasi yang menyebut Putin akan menghalalkan segala cara untuk menguasai negara tetangganya.

Dilansir TribunWow.com dari NDTV, Senin (9/5/2022), Putin berpidato mengucapkan selamat kepada negara-negara bekas Soviet pada peringatan 77 tahun kekalahan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.

Ia menyinggung mengenai perjuangan para tentara Rusia di medan perang Ukraina yang dianggap seperti saat melawan Nazi.

Sama seperti di masa lalu, Putin lantang menjanjikan kemenangan Rusia atas Ukraina.

"Hari ini, tentara kami, seperti nenek moyang mereka, berjuang berdampingan untuk membebaskan tanah air mereka dari kotoran Nazi dengan keyakinan bahwa, seperti pada tahun 1945, kemenangan akan menjadi milik kita," kata Putin.

"Hari ini, adalah tugas kita bersama untuk mencegah kelahiran kembali Nazisme yang menyebabkan begitu banyak penderitaan bagi orang-orang di berbagai negara."

Dia mengaku berharap generasi baru ini akan layak untuk dibanggakan oleh ayah dan kakek mereka.

Putin memberi ucapan tidak hanya untuk tentara tetapi juga warga sipil di garis depan yang menghancurkan Nazisme dengan pengorbanan yang tak terhitung jumlahnya.

"Sayangnya, hari ini, Nazisme bangkit sekali lagi," ucap Putin.

Ia bersikeras bahwa Ukraina berada dalam cengkeraman fasisme.

Selain itu juga merupakan ancaman bagi Rusia dan minoritas berbahasa Rusia di timur Ukraina.

Sehingga penyerangan Rusia ke Ukraina diklaim Moskow sebagai bentuk pembebasan.

"Tugas suci kami adalah untuk menahan penerus ideologis dari mereka yang dikalahkan dalam Perang Patriotik yang hebat agar tak bisa membalas dendam," kata Putin.

Dia juga berharap agar semua penduduk Ukraina memiliki masa depan yang damai dan adil.

Adapun, pada hari Senin, Moskow secara resmi akan memperingati kemenangan atas Nazi Jerman dengan parade militer raksasa. (TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina