Tips Kesehatan

Mitos Seputar Keguguran yang Dibantah oleh Ahli, Termasuk Menerima Vaksin Covid-19

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi hamil - Sekitar 15 hingga 20 persen kehamilan berakhir dengan keguguran.

TRIBUNWOW.COM - Sekitar 15 hingga 20 persen kehamilan berakhir dengan keguguran, kata Profesor Tan Hak Koon, Ketua dan Konsultan Senior Divisi Obstetri dan Ginekologi, di Rumah Sakit Wanita dan Anak KK (KKH).

Dikutip TribunWow.com dari Channelnewsasia, Prof Tan mengatakan sebagian keguguran tersebut terjadi sebelum trimester pertama, atau minggu ke-12, Jumat (22/4/2022).

Kebanyakan penyebabnya yakni janin tidak berkembang secara normal karena kelainan genetik atau kromosom.

Baca juga: Konsumsi Seledri Berlebihan Berbaya untuk Kehamilan, Simak Penjelasannya

“Kondisi medis seperti diabetes parah yang tidak terkontrol, hipertiroidisme atau penyakit autoimun dapat meningkatkan risiko keguguran pada wanita,” jelas Prof Tan.

Selain itu, usia ibu dan ayah yang lanjut bisa juga jadi pemicu.

Kadar progesteron darah yang rendah selama kehamilan, dan penyalahgunaan alkohol dan/atau zat kronis, dapat menjadi faktor penyebab lain.

Tetapi bagaimana dengan kepercayaan umum tentang keguguran sebenarnya hanyalah mitos?

Berikut ini beberapa mitos soal keguguran yang dibantah oleh Prof Tan.

Baca juga: Bayi Paling Prematur di Dunia yang Bisa Bertahan Hidup, Lahir saat Usia Kehamilan Ibunya 21 Minggu

1. Keguguran akan Berulang

“Sebagian besar wanita yang mengalami keguguran terus memiliki kehamilan yang sehat setelahnya,” kata Prof Tan.

Ia mengatakan keguguran yang berulang lebih dari tiga kali harus mencari pengobatan karena ada penyebab lain.

Beberapa faktor yang berkontribusi bisa jadi masalah medis, seperti gangguan autoimun atau pembekuan darah, dan penyebab genetik.

2. Vaksin Covid-19 Penyebab Keguguran

Penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 230 ribu wanita hamil di AS telah menerima vaksin mRNA (baik Pfizer BioNTech atau Moderna), dan belum ada masalah keamanan.

Data ilmiah saat ini juga menunjukkan bahwa ibu hamil yang menerima vaksin Covid-19 tidak mengalami peningkatan risiko komplikasi kehamilan lainnya.

3. Keguguran Berasal dari Keluarga dan Selalu Terjadi

Keguguran biasanya tidak diturunkan dalam keluarga, kecuali ada riwayat keluarga dengan kondisi medis genetik yang langka.

“Keguguran kebanyakan terjadi karena janin tidak berkembang secara normal akibat kelainan genetik atau kromosom,” kata Prof Tan. (TribunWoW.com/ Tiffany Marantika)