Konflik Rusia Vs Ukraina

Sindir Taktik Licik AS, Korea Utara Ikut Komentari Pembantaian di Bucha

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas melakukan evakuasi jasad-jasad warga sipil yang ada di Kota Bucha, 3 April 2022.

TRIBUNWOW.COM - Belum lama ini, tragedi pembantaian warga sipil di Kota Bucha, Ukraina menarik perhatian banyak pihak.

Mayoritas negara-negara di dunia khususnya negara-negara barat meyakini pernyataan Ukraina bahwa Rusia lah tersangka yang melakukan pembantaian warga sipil.

Namun tidak semua negara setuju dengan pernyataan Ukraina, satu di antaranya adalah Korea Utara (Korut).

Kondisi mengerikan di Kota Bucha, Ukraina. Tampak jasad warga sipil dibiarkan dalam kondisi berserakan terbuka di jalan raya. (AFP)

Baca juga: Nilai AS Perparah Konflik Rusia-Ukraina, Korea Utara Sebut Joe Biden Kakek Tua yang Ceroboh

Baca juga: Pesimis Bisa Selamat, Tentara Ukraina di Mariupol Memohon Dievakuasi: Ini Mungkin Pesan Terakhir

Dikutip TribunWow.com dari Tass.com, Korut melihat ada taktik licik yang digunakan oleh negara-negara barat dan Amerika Serikat (AS) terkait pembantaian di Bucha.

Pernyataan ini disampaikan oleh Kedutaan Besar Korut di Moskow.

Korut menyebut, tragedi pembantaian di Bucha adalah skenario AS dan sekutunya untuk membuat citra Rusia semakin buruk di dunia internasional dan semakin terisolasi.

"Pembunuhan massal di Kota Bucha jelas menunjukkan AS dan sekutunya tidak terlalu khusus tentang metode licik yang mereka gunakan untuk meraih tujuan kotor mereka yakni mengotori citra Rusia dan mengisolasi Rusia dari dunia internasional," tulis Kedubes Korut di Moskow.

Di sisi lain, pemerintah Ukraina menyatakan hampir 85 persen dari mayat penduduk Kota Bucha, wilayah Kyiv yang tewas, memiliki luka tembak.

Penemuan ini diklaim yang menunjukkan pihak Rusia melakukan pembunuhan secara sadar.

Hal ini menambah panjang daftar kejahatan perang yang dituduhkan pada pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut.

Dilansir TribunWow.com dari Ukrinform, Jumat (15/4/2022), Wali Kota Bucha Anatoliy Fedoruk memberikan keterangan.

Pihaknya mengumpullkan bukti tersebut dari jasad warga yang dikumpulkan dari kuburan massal dan yang tergeletak di berbagai lokasi.

Dari mayat-mayat tersebut, hampir seluruhnya memiliki bekas tembakan diduga dari tentara Rusia.

"Hampir 85 persen dari semua mayat yang kami keluarkan dari kuburan massal atau penguburan individu di kebun, taman, alun-alun, pekarangan memiliki lubang peluru. Artinya, pembunuhan berencana secara sadar terjadi di Bucha," kata Fedoruk.

Dia mengatakan bahwa pemindahan mayat dari kuburan massal di wilayah Gereja St. Andrew akan selesai mungkin pada tanggal 15 April.

"Kami akan menyelesaikan pekerjaan ini, kami akan mengeluarkan jasad warga dan mengirim mereka ke kamar mayat untuk melakukan prosedur yang relevan agar kerabat dapat mengambil jenazah dan menguburkan mereka dengan tepat," tambah Fedoruk.

Seperti diberitakan sebelumnya, Irpin, Bucha, Hostomel, Borodianka, dan seluruh wilayah Kyiv dibebaskan dari penjajah Rusia pada awal April.

Pembunuhan massal warga sipil oleh pasukan Rusia telah dicatat di kota-kota dan desa-desa yang dibebaskan.

Di antara para korban kejahatan perang Rusia adalah wanita yang diperkosa, yang tubuhnya dicoba untuk dibakar, membunuh pejabat pemerintah setempat, anak-anak, orang tua, dan pria.

Banyak dari mereka yang tangannya diikat, ada bekas penyiksaan di tubuh mereka, dan sejumlah korban ditembak di bagian belakang kepala.

Pada bulan Maret, Pengadilan Kriminal Internasional, atas permintaan 42 negara, mengumumkan peluncuran penyelidikan kejahatan perang setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Jaksa Agung Venediktova dan Jaksa ICC Khan telah melakukan perjalanan ke Bucha, di mana mayat warga sipil yang terbunuh sedang digali.

Baca juga: Baru Mundur dari Kiev, Rusia Kini Terang-terangan Kembali Ancam Serang Ibu Kota Ukraina

Baca juga: 5 Kesaksian Warga soal Pembantaian di Bucha, Minta Dibunuh Tentara Rusia hingga Pengumpul Mayat

Tanggapan Putin

Sempat menjadi sorotan publik, tragedi pembantaian warga sipil yang terjadi di Kota Bucha, menurut pemerintah Ukraina adalah ulah para tentara Rusia.

Tudingan ini disertai foto dan video yang dirilis oleh pemerintah Ukraina namun telah dibantah oleh Rusia.

Kini akhirnya Presiden Rusia Vladimir Putin buka suara soal insiden yang terjadi di Bucha.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, Putin tegas membantah pasukan militer Rusia telah melakukan kejahatan perang di Ukraina.

Pernyataan ini disampaikan oleh Putin saat melakukan konferensi pers ketika bersama Presiden Belarusia Alexander Lukashenko pada Selasa (12/4/2022).

Putin menjelaskan, saat ia berbicara dengan koleganya dari negara-negara barat, dirinya sering ditanyakan soal insiden di Bucha.

Putin mengaku pada saat ditanyakan seperti itu, ia balik bertanya kepada mereka soal Kota Raqqa di Suriah.

"Pernahkah Anda pergi ke Raqqa? Pernahkah Anda melihat bagaimana kota di Suriah ini dihancurkan oleh angkatan udara Amerika?" kata Putin.

"Mayat-mayat bertebaran di sana membusuk di puing-puing selama berbulan-bulan. Dan tidak ada yang peduli soal itu," ujar Putin.

Putin menyoroti bagaimana pembantaian warga sipil yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) seringkali tidak pernah menjadi topik perbincangan.

Kemudian Putin mengungkapkan bahwa ia telah memeroleh informasi dari badan intelijen soal bukti insiden di Bucha hanyalah rekayasa.

Di sisi lain, juru bicara Kremlin, Dmytri Peskov, tampak kesulitan menjawab ketika dihadapkan dengan bukti rekaman video pembunuhan warga sipil di Bucha, Ukraina.

Tangan kanan Presiden Rusia Vladimir Putin itu gelagapan ketika diminta menanggapi video seorang pesepeda yang ditembak tank Rusia.

Namun, meski dihadapkan dengan sejumlah bukti, Peskov bersikeras bahwa semua itu merupakan rekayasa semata.

Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube Sky News, Selasa (12/4/2022), Peskov hadir secara virtual dalam tayangan televisi tersebut dari Moskow.

Ia mengingatkan tujuan invasi Rusia ke Ukraina yang disebutnya sebagai operasi militer.

Seperti skenario yang sudah-sudah, Rusia menekankan bahwa semua yang diberitakan di media adalah rekayasa.

Peskov juga menampik bahwa pasukannya menyebabkan pembantaian massal di Bucha.

Ia menekankan tidak ada mayat penduduk di jalanan saat pasukan Rusia meninggalkan lokasi pada 30 Maret.

Namun kemudian, pembawa menunjukkan gambar satelit yang merekam adanya 7 jasad tergeletak di pinggir jalan sejak 19 Maret.

Sepeninggal Rusia, mayat-mayat tersebut masih tergeletak di lokasi yang sama.

Peskov enggan menjelaskan hal tersebut dan hanya mengatakan bahwa gambar satelit tersebut berasal dari Perusahaan Maxar.

Ia meragukan kredibilitas Maxar yang dikatakannya memiliki keterkaitan erat dengan Pentagon.

"Kami tetap bersikeras foto tersebut dibuat setelah pasukan Rusia mundur dari area tersebut," ucap Peskov.

Tetapi Peskov gelagapan ketika ditunjukkan video kematian penata rias Iryna Filkina asal Bucha.

Iryna saat itu tertangkap kamera sedang mengendarai sepedanya.

Namun ia berbelok ke kiri dan tak sadar langsung berhadapan dengan barisan tank Rusia.

Tank-tank tersebut lantas membombardir Iryna yang jasadnya ditemukan masih berada di tempat semula.

Peksov tampak berusaha memotong pembicaraan pembawa acara.

"Aku akan menghargai jika anda bisa lebih spesifik tentang bagaimana anda bisa mengidentifikasi tank Rusia, mengapa kau pikir itu orang Rusia?," tanya Peskov.

Pembawa acara memperlihatkan lanjutan video di mana dua tank yang menembak memiliki tanda militer Rusia.

"Anda bisa melihat tanda V di sampingnya," jawab pembawa acara.

Namun, Peskov bersikeras bahwa tank yang jelas-jelas menembakkan peluru itu bukan kendaraan yang sama dengan yang memiliki tanda V.

"Yang anda tunjukkan saat ini bukan tank yang sama, bukan tank yang menembak. Anda harus sangat hati-hati," bantah Peskov.

"Ini tank yang sama. Jadi anda membantah dan mengatakan bahwa ini tak terjadi, dan hanya sebuah konspirasi," tuding pembawa acara.

"Kami membantah bahwa militer Rusia memiliki keterkaitan dengan kekejaman dan dengan mayat-mayat yang terlihat di jalanan Bucha," ulang Peskov.(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina