TRIBUNWOW.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyinggung pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ia percaya bahwa ketika membuat kesepakatan antara Kiev dan Moskow, satu pertemuan dengan Putin tidak akan berhasil.
Zelensky bahkan mengancam mundur dari perundingan damai, jika Rusia masih terus melakukan penyerangan di Mariupol.
Baca juga: Klaim Invasi Rusia di Ukraina Sesuai Rencana, Putin Tetap Lancarkan Serangan sampai Hal Ini Tercapai
Baca juga: Pancing Kemarahan Rusia, Zelensky Pamer Foto Tangkap Politikus Ukraina Sahabat Putin, Tuntut Hal Ini
Dilansir TribunWow.com dari media Rusia RIA Novosti, Sabtu (16/4/2022), pihak Putin sebelumnya menyatakan tak menolak bertemu Zelensky.
Namun Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa ada syarat yang harus dipenuhi sebelum pertemuan.
Yakni adanya kesepakatan tertulis yang sudah disusun antara Rusia dan Ukraina.
Akan tetapi, Zelensky menekankan bahwa pertemuannya dengan Putin tak akan cukup bila dilakukan hanya sekali.
Ia pun mendesak agar pertemuan untuk mencapai perdamaian itu segera digelar.
"Saya mendukung agar pertemuan kita dengan Rusia (dilakukan) lebih cepat," kata Zelensky dalam wawancara dengan media Ukraina.
"Saya pikir satu kali pertemuan tidak akan menghasilkan sesuatu. Saya tidak berpikir bahwa anda dapat bertemu sekali dan menyetujui segalanya. Karena ada banyak pertanyaan."
"Saya belum melihat bahwa mereka akan memilih opsi kami, atau kami akan memilih opsi mereka."
Menurut Zelensky, isu Donbass dan Krimea masih kontroversial dan membutuhkan pembahasan mendalam.
Namun pada kesempatan yang sama, Zelensky memberikan peringatan pada Rusia.
Ia mengatakan Kyiv akan menolak untuk bernegosiasi dengan Moskow jika terjadi penghancuran militer Ukraina di Mariupol.
Hal ini menyusul klaim Rusia bahwa seribu lebih tentara Ukraina sudah menyerah dan kota telah dikuasai.
"Mariupol, mungkin, seperti sepuluh kali (lebih parah dari) Borodyanka, dan saya ingin mengatakan jika penghancuran militer kita (terus dilakukan Rusia), orang-orang kita akan mengakhiri semua negosiasi," tegas Zelensky dikutip Strana.ua.
Pasukan Rusia telah mengepung Mariupol sejak 7 Maret, dan melakukan penyerangan beruntun.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim sebagian besar Mariupol telah dikuasai, di mana wilayah Pekerjaan Besi dan Baja Ilyich dari militan telah 'dibersihkan'.
Bentrokan berlanjut terutama di area pabrik Azovstal, di mana resimen nasionalis Azov bersembunyi.
Selama waktu ini, dikabarkan sekitar satu setengah ribu tentara Ukraina menyerah.
Baca juga: Sebut Putin Sudah Frustasi, CIA Peringatkan Rusia akan Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina
Baca juga: Klaim Invasi Rusia di Ukraina Sesuai Rencana, Putin Tetap Lancarkan Serangan sampai Hal Ini Tercapai
Syarat agar Putin Bersedia Temui Zelensky
Rusia menekankan Presiden Vladimir Putin tak pernah menolak untuk bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Namun, Putin sempat menyatakan bahwa sikap Ukraina telah mencederai perundingan damai.
Karenanya, ada beberapa kondisi yang harus ditepati Kiev sebelum berbicara langsung dengan pimpinan Moskow.
Dilansir TribunWow.com dari TASS, Kamis (14/4/2022), Juru Bicara Kepresidenan Dmitry Peskov
mengatakan Putin pada prinsipnya tidak pernah menolak untuk mengadakan pertemuan dengan Zelensky.
Tetapi sebuah dokumen harus sudah disusun sebelum pertemuan tersebut diatur.
"Tidak ada novasi rinci mengenai masalah ini," kata Peskov.
"Kami telah membicarakan tentang pertemuan ini dengan mengatakan bahwa pada prinsipnya presiden (Rusia) tidak pernah menolaknya, tetapi kondisi tertentu harus diatur sebelum pertemuan ini, yaitu adanya teks dokumen."
Hal ini diungkapkan menyusul proposal Turki untuk mengadakan pertemuan penentuan tersebut.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Selasa bahwa dia percaya bahwa hanya Ankara yang mampu membantu mencapai kemajuan dalam negosiasi yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
"Kami sedang melakukan negosiasi dengan para pihak dan mengupayakan untuk mengatur pertemuan," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan dalam sebuah wawancara dengan NTV, Kamis (14/4/2022).
Menurut diplomat tersebut, pertemuan semacam itu tergantung pada kesepakatan pemimpin Rusia.
Cavusoglu percaya bahwa kemungkinan pertemuan para pemimpin Rusia dan Ukraina bukanlah prospek yang jauh.
Namun, Presiden Rusia Putin mengatakan pada hari Selasa, bahwa Kiev mendorong negosiasi dengan Moskow ke jalan buntu lagi dengan menyimpang dari kesepakatan yang dicapai di Istanbul.
Diketahui, perundingan Rusia-Ukraina dimulai pada 28 Februari dengan beberapa pertemuan antara kedua delegasi diadakan di Belarus.
Kemudian, para perwakilan negara melanjutkan kontak melalui konferensi video.
Pada 29 Maret, putaran pembicaraan tatap muka baru diadakan di Istanbul.(TribunWow.com/Via)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina