TRIBUNWOW.COM - Inggris kembali berencana memberikan bantuan militer pada Ukraina.
Perdana Menteri Boris Johnson juga menyatakan Ukraina tak akan ditinggalkan sendiri melawan tentara Rusia.
Dia mengatakan Inggris tidak akan tinggal diam sementara Presiden Rusia Vladimir Putin melontarkan kemarahannya pada Ukraina.
Pihaknya pun akan berkomitmen untuk meningkatkan persenjataan pertahanan bagi negara tersebut.
Baca juga: Keunggulan Drone Bayraktar Ukraina, Berjasa Pukul Mundur Barisan Tank dan Senjata Thermobaric Rusia
Baca juga: Fyodorov Panas-panasi Putin agar Tembakkan Rudal Balistik ke Laboraturium AS, Yakin Tak Bisa Dibalas
Dilansir TribunWow.com dari BBC, Jumat (25/3/2022), para pemimpin dari NATO, Uni Eropa, dan G7 telah mengadakan pertemuan darurat di Brussel untuk membahas konflik tersebut.
Berbicara pada konferensi pers setelah KTT NATO, Boris Johnson menuturkan tingkat dukungan Inggris untuk Ukraina.
Ia mengatakan pemerintah berencana untuk mengirim 6.000 rudal lagi ke Ukraina serta bantuan tambahan £25 juta (sekira Rp 473,4 juta) untuk membantu Ukraina membayar gaji angkatan bersenjatanya.
Sebelumnya, Inggris telah mengumumkan sanksi terhadap 65 kelompok dan individu Rusia lainnya.
Johnson juga menjanjikan pengerahan baru pasukan Inggris ke Bulgaria, selain menggandakan pasukan baik di Polandia maupun di Estonia.
Ini menyinggung pengumuman NATO sebelumnya bahwa kelompok pertempuran baru akan dibuat di Bulgaria, Hongaria, Rumania, dan Slovakia.
"Pesan yang bisa diambil Putin adalah: Ukraina tidak sendirian. Kami mendukung rakyat Kyiv, Mariupol, Lviv, dan Donetsk," tegas Boris Johnson.
"Seperti yang dikatakan Presiden Zelensky sendiri, rakyat Ukraina harus menang dan Putin harus gagal, dan dia akan melakukannya."
Johnson menambahkan bahwa negara-negara Barat sedang mencari cara untuk terus meningkatkan jumlah perlengkapan militer yang mereka kirim ke Ukraina.
Namun, memenuhi permintaan negara itu untuk pesawat tempur dan tank masih dinilai sulit.
Dalam penampilan virtual di KTT sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta negara-negara NATO untuk memberikan 1% dari semua pesawatnya, dan 1% dari semua tanknya.
"Yang diinginkan Presiden Zelensky adalah mencoba membebaskan Mariupol dan membantu ribuan pejuang Ukraina di kota. Untuk itu, dia membutuhkan baju besi, seperti yang dia lihat," ucap Boris Johnson.
"Kami sedang mencari apa yang bisa kami lakukan untuk membantu. Tapi secara logistik terlihat sangat sulit untuk memenuhi baik (kendaraan) lapis baja maupun dengan jet."
Di sisi lain, dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh kantor berita Rusia Ria, kementerian luar negeri Rusia mengatakan keputusan NATO untuk terus mendukung Ukraina menunjukkan aliansi militer ingin konflik berlanjut.
Baca juga: Joe Biden Pastikan NATO Tak akan Tinggal Diam jika Rusia Gunakan Senjata Kimia di Ukraina
Baca juga: Videonya Viral, Ukraina Klaim Ledakkan Kapal Tempur Milik Pasukan Rusia
Media Rusia Beritakan Ukraina Ditinggal Sendiri
Satu hari telah berlalu sejak Rusia melakukan operasi militer di Ukraina sejak Kamis (24/2/2022).
Pada Jumat (25/2/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mencurahkan perasaannya yang merasa dibiarkan sendirian menghadapi Putin dan pasukan Rusia.
Diberitakan oleh media asal Rusia yakni Rusia Today (RT), Zelensky saat ini siap untuk mengambil posisi netral di antara NATO dan Rusia.
Dituliskan bahwa Presiden Ukraina menyebut Kiev saat ini ditinggal sendirian untuk bertahan setelah NATO "takut" untuk memberikan jaminan kepada Ukraina.
Zelensky disebut mungkin membuka ruang untuk negosiasi bersama Rusia guna mengakhiri invasi pasukan Putin.
Namun sebelum bernegosiasi, Zelensky ingin agar pihaknya mendapat jaminan keamanan.
Berikut kutipan pidato terbaru Zelensky yang mencurahkan perasaannya kini merasa ditinggal sendirian.
"Saya bertanya kepada mereka (negara-negara barat) apakah kamu bersama kami?" ujar Zelensky.
"Mereka menjawab, mereka bersama kita namun mereka tidak mau menerima kita ke aliansi."
"Saya telah bertanya ke 27 pimpinan negara di Eropa apakah Ukraina akan bisa bergabung bersama NATO, saya tanya langsung ke mereka. Mereka semua takut dan tidak menjawab."
Sementara itu pada Kamis (24/2/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat menyampaikan pidato yang berisi keinginannya berdamai dengan Rusia.
"Rakyat Ukraina dan pemerintah Ukraina menginginkan perdamaian,” katanya.
Kendati demikian, Zelensky juga menyatakan bahwa jika perdamaian tidak bisa terjadi, maka Ukraina akan melawan agresi Rusia.
"Tetapi jika kami diserang, jika kami menghadapi upaya untuk mengambil negara kami, kebebasan kami, kehidupan kami dan kehidupan anak-anak kami, kami akan membela diri."
"Ketika Anda menyerang kami, Anda akan melihat wajah kami, bukan punggung kami," ujarnya.
Menurut pengakuan Zelensky, dirinya sempat meminta telepon dengan Putin pada Rabu malam namun tidak ada respons.
Kini Ukraina telah memberlakukan keadaan darurat nasional yang mana pemerintah berwenang memberlakukan pembatasan pergerakan, memblokir demonstrasi dan melarang partai dan organisasi politik.
Dalam pengumuman agresi ke Ukraina, Putin meminta agar para prajurit Ukraina menyerah dan pulang ke keluarga mereka masing-masing di rumah.
Putin juga memberikan peringatan dan ancaman kepada mereka yang berani menganggu Rusia.
Ditayangkan dalam YouTube The Telegraph, Kamis (24/2/2022), Putin menyatakan akan ada konsekuensi besar jika ada yang berani menganggu Rusia.
Berikut pengumuman invasi yang disampaikan oleh Putin.
"Saya memutuskan untuk menjalankan sebuah operasi militer spesial," ujar Putin.
"Operasi ini bertujuan untuk melindungi orang-orang yang telah menjadi korban perundungan dan target genosida oleh rezim Kiev yang terjadi selama delapan tahun."
"Oleh karena itu, kami akan berjuang untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi di Ukraina dan akan membawakan keadilan kepada mereka yang telah melakukan beragam kejahatan terhadap manusia, termasuk masyarakat Rusia."
"Kami meminta Anda untuk menanggalkan senjata dan segera pulang ke rumah."
"Saya akan jelaskan: seluruh prajurit dari militer Ukraina bebas untuk pergi meninggalkan area perang dan pulang ke keluarga mereka."
"Siapapun yang mencoba menghentikan Rusia dan mengancam negara dan masyarakat kami, Rusia akan segera merespons dan ada konsekuensi serius yang belum pernah Anda hadapi sepanjang sejarah."
"Kami siap untuk keadaan apapun," tegas Putin. (TribunWow.com/Via/Anung)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina