Apalagi mengingat rudal ini diluncurkan dari ketinggian yang tak dapat dideteksi radar.
Namun, tantangan teknologi untuk jenis rudal hipersonik ini sangat besar.
Untuk dapat terbang dengan kecepatan ekstrim, gesekan udara dan peningkatan suhu menjadi 2.200 derajat Celcius menjadi hambatan utama.
Sebagai perbandingan, titanium yang merupakan material logam yang sangat kuat, akan meleleh pada suhu 1.670 C.
Karenanya, rudal hipersonik ini harus dibentuk dan dibangun dari bahan yang sangat canggih, serta dirancang untuk tahan terhadap kondisi ekstrem seperti itu.
Apalagi, untuk bermanuver dengan bebas dari ketinggiang, struktur rudal ini harus dibuat dengan benar-benar kuat.
Dilaporkan pada uji coba awal, rudal hipersonik ini benar-benar terkoyak saat diarahkan menikung ke jalur baru.
Senjata baru ini masih belum sepenuhnya dikembangkan karena perancang militer masih terus berjuang untuk menghasilkan model uji yang layak yang dapat dioperasikan dengan baik.(TribunWow.com/Via)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina