Puasa Ramadhan 2022

Arti Hisab dan Rukyatul Hilal, Dipakai untuk Menentukan Awal Puasa Ramadhan 2022 dalam Sidang Isbat

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kementerian Agama Provinsi Sulsel bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memantau hilal penetapan jadwal puasa 2018 di Mall GTC, Jl Metro Tanjung Bunga, Makassar, Sulsel, Selasa (15/5/2018). Puasa Ramadhan 2022/1443 H tahun ini diperkirakan akan jatuh pada bulan April mendatang melalui sidang isbat.

TRIBUNWOW.COM - Puasa Ramadhan 2022/1443 H tahun ini diperkirakan akan jatuh pada bulan April mendatang.

Organisasi Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1443 atau awal puasa jatuh pada 2 April 2022.

Sementara itu, dalam menentukan awal puasa Ramadhan, pemerintah melalui Kementerian Agama akan melakukan sidang isbat.

Tapi tahukah Anda apa itu sebenarnya sidang isbat?

Baca juga: Apakah Mengeluarkan Air Mani Bisa Membatalkan Puasa? Simak Penjelasan Ustaz

Pengertian Sidang Isbat

Menurut Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, Kamaruddin Amin, isbat secara harfiah berarti penyuguhan, penetapan dan penentuan.

"Sidang isbat sudah dilakukan sejak tahun 1950," kata Kamaruddin saat dihubungi Kompas.com, Kamis (21/5/2020).

Setelah itu, pada 1972 Kementerian Agama membentuk sebuah badan bernama Badan Hisab Rukyat (BHR).

Adapun di dalam BHR tersebut, tergabung para ulama, umaroh dan ahli-ahli astronomi.

Apa Tugas BHR?

Menurut Kamaruddin, hisab berarti menghitung, sedangkan rukyat berarti memantau.

Sesuai namanya, BHR bertugas melakukan hisab dan rukyatul hilal untuk menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Djulhijjah.

"Kemudian, hasil datanya akan dijadikan bahan pertimbangan dalam penetapan saat Sidang Isbat berlangsung," papar Kamaruddin.

Kamaruddin menerangkan, ada beberapa metode yang dilakukan untuk menetapkan awal bulan dalam tahun Hijriah.

Wujudul Hilal atau Hisab

Pertama yakni wujudul hilal.

Wujudul hilal yaitu cara perhitungan pergantian bulan qomariyah yang berdasarkan perhitungan astronomis atau biasa disebut dengan hisab.

"Ini berarti bahwa pergantian bulan terjadi jika posisi hilal sudah di atas ufuk atau 0 derajat," terang dia.

Sehingga, pada derajat 0,1 pun sudah dapat ditetapkan terjadinya pergantian bulan.

Kemenag, kata Kamaruddin, juga melakukan cara perhitungan semacam ini dengan menurunkan tim BHR.

Hasil yang diperoleh akan dijadikan informasi awal oleh pemerintah pada saat melakukan rukyatul hilal.

Rukyatul Hilal

Kedua, rukyatul hilal.

Rukyatul hilal adalah metode penentuan awal bulan Hijriah dengan mengamati hilal secara langsung.

"Caranya, dengan melihat langsung posisi hilal menggunakan teropong atau alat-alat pemantau hilal lainnya," papar Kamaruddin.

Apabila hilal tidak terlihat, maka akan diberlakukan Istikmal. Yaitu menggenapkan hitungan bulan menjadi 30 hari.

Namun, jika hilal terlihat, berarti esok hari adalah bulan baru.

Kamaruddin menjelaskan, setiap tahun, Kemenag menurunkan petugas pemantau hilal yang disebar di seluruh provinsi di Indonesia.

Rangkaian Sidang Isbat

Dalam pelaksanaan sidang isbat, terdapat beberapa rangkaian yang harus dijalankan.

"Rangkaian sidang isbat biasanya diawali dengan pemaparan posisi hilal oleh tim BHR Kemenag," kata Kamaruddin.

Lalu, peserta sidang yang terdiri dari perwakilan organisasi masyarakat (ormas), MUI, dan Kemenag, melakukan sidang tertutup untuk memutuskan kapan terjadinya awal bulan baru Hijriaah.

Puncaknya, Menteri Agama akan mengumumkan hasil sidang isbat dalam konferensi pers di hadapan para media yang hadir meliput.

Pelaksanaan Fatwa MUI

Kamaruddin mengatakan, sidang isbat merupakan pelaksanaan amanah fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 2 Tahun 2004.

Dalam fatwa itu disebutkan bahwa pemerintah dalam hal ini Kemenag, berkewajiban untuk menetapkan sidang isbat pada awal bulan Ramadhan, awal bulan Syawal dan Dzulhijjah melalui metode hisab dan rukyat.

"Fatwa MUI ini memberikan ruang kepada ormas-ormas di Indonesia karena ada keberagaman dalam prosesnya," jelas Kamaruddin.

Oleh karena itu, melalui penetapan ormas-ormas Islam bersama dengan Pemerintah, akan menjadi pedoman bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah-ibadah. (Kompas.com/Dandy Bayu Bramasta)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Sidang Isbat dan Penentuan Awal Ramadhan, Syawal serta Dzulhijjah"