TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Rusia kembali menjalankan upaya untuk mengatasi sanksi global sebagai bentuk protes atas invasinya ke Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin meminta jajarannya untuk bertindak tegas dan menyusun peraturan baru.
Terutama terkait sejumlah brand dan perusahaan yang ikut hengkang dari Rusia.
Baca juga: Putin Tahan 2 Pejabat Intelejen Rusia dan Pecat 8 Komandan Buntut Terhambatnya Invasi ke Ukraina
Baca juga: Keluhan Turis Rusia yang Kehabisan Uang di Bali akibat Sanksi Invasi ke Ukraina: Kami Khawatir
Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Kamis (11/3/2022), semakin hari semakin banyak perusahaan yang telah menangguhkan atau mengakhiri operasi di Rusia.
Hal ini terjadi setelah Amerika Serikat dan negara-negara Eropa memberlakukan sanksi yang melumpuhkan ekonomi Rusia, menyebabkan rubel jatuh dan harga naik secara signifikan.
"Terkait dengan mereka yang akan menutup produksi mereka (di Rusia), kita perlu bertindak tegas di sini, dalam kasus apa pun, tidak boleh ada kerugian pada pemasok lokal," ujar Putin saat rapat kabinet, Kamis (10/3/2022).
"Perlu adanya manajemen eksternal dan kemudian mentransfer perusahaan-perusahaan ini kepada mereka yang ingin bekerja," katanya, setelah Perdana Menteri Mikhail Mishustin mengatakan pemerintah telah menyiapkan rancangan undang-undang.
Putin juga mengatakan kepada para menterinya bahwa Rusia harus memastikan bahwa hak-hak investor asing yang memilih untuk tetap tinggal di negara itu dilindungi dengan baik.
Investasi asing yang dibangun selama 30 tahun sejak runtuhnya Uni Soviet memilih untuk hengkang.
Dari berbagai lini bisnis, terhitung ada 330 perusahaan yang memilih mengentikan operasinya di Rusia.
Dari Boeing dan Airbus hingga Apple, Disney, TikTok, McDonald's, dan Starbucks, dan merek-merek ternama lain menangguhkan atau menghentikan operasi mereka di Rusia.
Perusahaan besar seperti Volkswagen, Ikea dan Apple telah menghentikan pabrik dan menyetop penjualan.
Sementara raksasa energi BP, Exxon dan Shell mengatakan mereka akan berhenti membeli minyak dan gas Rusia atau keluar dari kemitraan di sana.
"Negara-negara Barat berusaha menciptakan kekurangan barang impor sehari-hari di negara kita, memaksa penutupan bisnis milik asing yang berhasil beroperasi," kata Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov.
Surat kabar Rusia Izvestia melaporkan bahwa pemerintah dan kantor kejaksaan sedang mempertimbangkan proposal untuk menasionalisasi perusahaan asing yang telah mengumumkan bahwa mereka menarik diri dari Rusia.