TRIBUNWOW.COM - Mantan Menteri Luar Negeri Rusia di bawah Boris Yeltsin, Andrei Kozyrev mengupas alasan Presiden Vladimir Putin melakukan operasi militer di Ukraina.
Putin pada Kamis (24/2/2022) lalu mengumumkan tujuan dari operasi militer yang ia lakukan adalah demiliterisasi di Ukraina hingga membantu kemerdekaan Republik Donbass yang baru saja terbentuk di bagian wilayah Ukraina.
Menurut Andrei sendiri ada tiga penyebab yang mendorong Putin melakukan serangan ke Ukraina.
Baca juga: Beranikah Putin Invasi Ukraina jika Trump Masih Presiden? Eks Dubes AS Menjawab
Baca juga: Audiens Ramai Tertawa, Trump Bercanda Usul AS Pura-pura Jadi China saat Serang Rusia
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, hal ini disampaikan oleh Andrei lewat cuitan akun Twitternya @andreikozyrev, Senin (7/3/2022).
Andrei awalnya menegaskan bahwa Putin tidak mungkin menggunakan nuklir dalam konflik Rusia Vs Ukraina.
"Banyak orang khususnya di barat, melihat keputusan Putin menginvasi Ukraina sebagai hal yang irasional. Saya tidak setuju. Ini memang mengerikan, tapi tidak irasional," cuit Andrei.
Andrei lalu memaparkan untuk memahami alasan Putin menyerang Ukraina maka perlu memposisikan diri sebagai Putin.
Tiga alasan yang disampaikan oleh Putin adalah pertama kondisi Ukraina sebagai negara, kemudian kondisi militer Rusia, terakhir adalah kondisi geopolitik di barat.
1. Kondisi Ukraina
Menurut penjelasan Andrei, selama 20 tahun, Putin meyakini bahwa Ukraina bukanlah negara yang nyata, dan hanya menganggapnya sebagai negara satelit.
Putin juga mencurigai negara-negara barat turut ikut campur memengaruhi Ukraina sehingga Ukraina saat ini tidak pro Rusia.
Selain itu, Andrei juga menyebut Putin akan mengambil langkah represif agar Ukraina tetap pro Rusia.
2. Kondisi Militer Rusia
Andrei mengatakan, selama 20 tahun terakhir, Rusia telah berusaha untuk melakukan modernisasi pasukan militer mereka.
Namun ternyata ada budget ynag dicuri dan diselewengkan.
Andrei menjelaskan, penasihat militer di Rusia akhirnya melaporkan laporan palsu kepada Putin.
3. Kondisi Geopolitik Barat
Selanjutnya, Andrei menjelaskan bagaimana Rusia memandang Presiden Amerika Serikat (AS) saat ini sedang dipimpin oleh presiden yang tidak kompeten yakni Joe Biden.
Kemudian Andrei juga menyoroti bagaimana Rusia menganggap Uni Eropa lemah.
Dalam cuitannya, Andrei menjelaskan jika tujuan akhir Putin adalah memulihkan kejayaan kekaisaran Rusia maka langkah Putin menginvasi Ukraina sangat masuk akal.
Andrei juga menegaskan bagaimana Putin tidak akan menggunakan senjata nuklir dalam konflik karena ingin menghindari potensi bencana nuklir di Ukraina.
Terakhir, Andrei menyarankan agar negara barat membatasi dukungan mereka terhadap Ukraina.
Hari ke-11 Invasi
Hari Minggu (6/3/2022) menandakan hari ke-11 Rusia melakukan invasi ke Ukraina.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan operasi militer spesial pada Kamis (24/2/2022) lalu.
Di hari ke-11 ini terjadi beberapa hal dalam konflik Rusia Vs Ukraina, mulai dari gagalnya gencatan senjata hingga pergerakan pasukan Rusia makin mendekat ke Ibu Kota Ukraina yakni Kiev/Kyiv.
Dikutip dari Aljazeera.com, berikut ini adalah sejumlah update seputar konflik Rusia Vs Ukraina:
Baca juga: Saat Memohon Bantuan Jet Tempur ke AS, Presiden Ukraina Minta Warganya Maju Serang Rusia
Baca juga: Geger Rumor Putin akan Tetapkan Darurat Militer, Sejumlah Warga Rusia Pilih Kabur dari Negaranya
1. Zelensky Bicara dengan Biden
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden lewat sambungan telepon.
Dalam pembicaraan itu, Biden membahas soal bantuan finansial untuk Ukraina hingga sanksi terhadap Rusia.
2. Gagalnya Gencatan Senjata
Pada Sabtu (5/3/2022), Rusia dan Ukraina sempat sepakat untuk melakukan gencatan senjata sementara guna mempersilakan warga sipil Ukraina mengungsi.
Namun menurut pemerintah Ukraina, pasukan Rusia justru terus melakukan serangan ke Kota Mariupol pada saat gencatan senjata berlaku, sehingga warga sipil tidak bisa mengungsi.
Di sisi lain, pihak Rusia menuding justru pasukan Ukraina yang sengaja mempersulit warga sipil yang hendak mengungsi keluar.
3. Pergerakan Pasukan Rusia
Sementara itu, pasukan militer Rusia terus bergerak semakin mendekati Kiev.
Menurut laporan yang diterima Aljazeera.com, puluhan warga sipil tewas akibat serangan senjata api, misil, hingga serangan udara.
4. Kunjungan PM Israel
Kemudian Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett diketahui telah mengambil langkah untuk menemui pihak Rusia dan Ukraina.
Selama tiga jam, Bennett berbicara tatap muka langsung dengan Putin.
Lalu Bennett melanjutkan bertemu dengan Zelensky.
5. Jadwal Negosiasi Terbaru
Seorang negosiator dari Ukraina menyampaikan, akan ada ronde tiga diskusi dengan Rusia.
Ronde ketiga diskusi ini diketahui akan dilakukan pada Senin (7/3/2022) mendatang. (TribunWow.com/Anung)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina