Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Siapkan Pasukan Bersenjata Nuklir, Inggris Soroti Perilaku Aneh Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan pernyataan pihaknya sedang mempersiapkan pasukan bersenjata nuklir.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Sudah berlalu empat hari sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina sejak Kamis (24/2/2022).
Serangan Rusia ke Ukraina tersebut berbuah protes dari banyak negara hingga pemberian sanksi ekonomi.
Menyusul sanksi tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan pernyataan telah mempersiapkan pasukan militer bersenjata nuklir.
Baca juga: Media Rusia Beritakan Ukraina Pakai Narapidana Pembunuh untuk Pasukan Tambahan
Baca juga: Dibunuh Pasukan Rusia, Anak-anak di Ukraina Dihabisi di TK hingga Ditembak Agen Sabotase
Dikutip dari BBC.com, pernyataan Putin ini dikeluarkan sebagai respons dari protes negara-negara barat.
Menanggapi pernyataan Putin ini, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace menduga pernyataan sang Presiden Rusia tersebut hanyalah sebuah distraksi.
"Ini adalah upaya besar (Putin) untuk mengalihkan perhatiannya dari masalahnya di Ukraina dengan menyebarkan pernyataan ini ke media," ungkap Wallace.
Namun Wallace sendiri meragukan apakah pernyataan Putin tersebut sebatas omongan saja atau memang bersungguh-sungguh.
"Saya pikir belakangan ini dia telah berbuat banyak hal irasional," kata Wallace menjawab apakah Putin berani untuk memulai perang nuklir.
Di sisi lain Putin disebut berencana memenangkan invasi atas Ukraina dalam waktu enam hari.
Seperti yang diketahui, Putin mengumumkan operasi militer spesial pada Kamis (24/2/2022) dan berencana mengakhirinya dengan kemenangan pada tanggal 2 Maret mendatang.
Informasi ini disampaikan oleh Andrei Fedorov selaku mantan deputi Kementerian Luar Negeri Rusia.
Dikutip dari Aljazeera.com, Minggu (27/2/2022), Fedorov berharap Ukraina dan Rusia menyelesaikan konflik lewat jalur dialog.
"Saya mengetahui seperti apa posisi teman-teman saya di Kyiv dan pimpinan Ukraina. Mereka siap untuk duduk dan berdisuksi tetapi tanpa ada syarat tertentu," jelas Fedorov.
Pada Senin (28/2/2022) ini Ukraina dan Rusia dijadwalkan mengadakan pertemuan di Belarus.
Fedorov juga mengomentari soal sanksi yang diberikan oleh sejumlah negara kepada Rusia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wow/foto/bank/originals/presiden-rusia-vladimir-putin-2-ke-ukraina-pada-kamis-2422022.jpg)