TRIBUNWOW.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan soal fenomena unik hujan es di beberapa daerah di Jawa Timur.
Diketahui, pada Minggu (20/2/2022), wilayah Magetan sempat terjadi fenomena hujan es sebesar butiran kelereng yang terjadi selama tiga menit.
Kini pada Senin (21/2/2022) kembali terjadi fenomena hujan es di Madiun dan Surabaya.
Baca juga: BMKG Jawab 2 Penyebab Fenomena Hujan Es di Surabaya: Waspada bila Terlihat Awan CB
Berdasarkan cuitan akun Twitter resmi BMKG Juanda, fenomena hujan es pada dasarnya berasal dari awan Cumulonimbus ata Cb.
Pada puncak musim hujan ini, BMKG meminta masyarakat waspada apabila melihat awan Cb sudah terbentuk.
Sedangkan di Surabaya sendiri, fenomena hujan es disebabkan oleh dua hal sebagai berikut:
1. Suhu konvektif sebagai syarat terjadinya awan konvektif tercapai, sehingga membentuk awan penghujan (Cumulonimbus) yang relaitf tinggi dengan ketinggian sekitar 8-9 kilometer dengan suhu puncak awan sekira -69 hingga -100 derajat celcius.
2. Nilai reflektifitas awan penghujan pada citra radar relatif tinggi, pada kejadian hujan es di Surabaya nilai reflektifitasnya sekira 50-60 dBZ.
Baca juga: Sedang Tidur Siang, 6 Santri Diduga Tewas dalam Kebakaran di Ponpes Miftahul Khoirot Karawang
Viral di Medsos
Dilansir Kompas.com, video fenomena hujan es tersebut viral seusai diunggah warga di media sosial maupun grup aplikasi percakapan.
Salah seorang warga Ainur Rofik, sempat mengabadikan hujan es di sekitar kantornya, Jalan Ahmad Yani Surabaya.
"Di kantor saya juga turun hujan es sebesar ibu jari," katanya saat dikonfirmasi, Senin.
Sementara itu, warga Jalan Wiyung, Devinta juga mengabadikan video hujan es di depan rumahnya.
"Suaranya keras sekali saat es jatuh di atap rumah," terang Devinta saat dihubungi.
Kasi Data dan Informasi BMKG Klas 1 Juanda Teguh Tri Susanto menyebut, hujan es di Surabaya terjadi karena aktivitas awan cumulonimbus.
"Hujan es ini disebabkan oleh awan cumulonimbus," ujar Teguh ketika dikonfirmasi, Senin sore.
Baca juga: Tak Sengaja Sumbang Uang Mainan, Nenek di Pangandaran Ditemukan Tewas seusai Dimarahi Suami
Menurutnya, hujan es akan turun ketika aliran udara ke bawah atau downdraft dari awan cumulonimbus cukup tinggi.
"Di waktu bersamaan, suhu permukaan daratan juga cukup dingin, maka turunlah hujan dalam bentuk butiran es," jelasnya.
Di sisi lain, ia mengajak masyarakat Jawa Timur untuk waspada terhadap cuaca ekstrem untuk beberapa hari ke depan.
Hari ini, BMKG memprediksi terjadi hujan lebat pada pukul 13.00-19.00 WIB di sejumlah wilayah di Jawa Timur.
Di Surabaya, suhu udara di kisaran 24-31 derajat celcius. Dengan kecepatan angin 30 kilometer per jam.
Hujan Es di Magetan
Dikutip dari Kompas.com, sebelumnya di Magetan dilaporkan tidak ada kerusakan meskipun rumah warga dihujani butiran es sebesar kelereng.
“Ada dua desa yang dilaporkan turun hujan disertai es, di Kecamatan Barat sama di Karangrejo,” ujar Kasie Kedaruratan Dan logistik BPBD Magetan Eka Wahyudi melalui sambungan telepon, Senin (21/02/2022).
“Belum ada laporan warga terkait kerusakan baik kaca atau atap rumah warga,” imbuhnya.
Kendati demikian, fenomena hujan es yang terjadi di Magetan menyebabkan empat pohon tumbang.
“Yang kita tangani yang menghalangi arus lalu lintas karena kemarin ada empat titik pohon tumbang,” kata Eka.
Dalam foto milik BPBD Magetan tampak butiran es memiliki ukuran sebesar biji kelereng dan cukup padat.
(TribunWow.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dua Desa di Magetan Dilanda Hujan Es, BPBD Sebut Tidak Ada Laporan Kerusakan" dan "Hujan Lebat Disertai Butiran Es di Surabaya, Ini Penjelasan BMKG"