Terkini Internasional

Wanita Ini Temukan Pasangan Melalui Situs Kencan, Alih-alih Menikah Justru Tertipu Rp 5,8 Miliar

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Penipuan melalui kencan online. Seorang wanita yang identitasnya disamarkan, membagikan pengalamannya ketika tertipu miliaran rupiah oleh pria yang dia kencani melalui situs kencan.

TRIBUNWOW.COM – Seorang wanita dengan identitas yang disamarkan sebagai Sophia, tak menyangka bisa menjadi korban penipuan hingga Rp 5,8 miliar dari kencan online.

Sophia telah berkomunikasi dengan seorang pria yang disebut sebagai Aaron melalui situs kencan sejak 2019.

Keduanya bahkan sudah sama-sama menyatakan memiliki keinginan untuk menikah.

Cincin pernikahan di jari manis. (Intisari/womansvibe.com)

Baca juga: Aktivis dan Peraih Nobel Perdamaian Malala Yousafzai Menikah dalam Upacara Kecil di Birmingham

Baca juga: Mantan Perawat Jepang Campur Infus dengan Disinfektan, Diduga Bunuh 20 Pasien dalam 2 Bulan

Dilansir dari BBC, Sophia dan Aaron kemudian mulai membicarakan rencana pernikahan lebih dalam dan hubungan keduanya berjalan cepat.

Namun, Sophia sama sekali tidak berpikir bahwa di kemudian hari, dia tidak hanya gagal mempunyai pasangan, tetapi juga harus menanggung utang 300 ribu pounds atau sekitar Rp 5,8 miliar, seusai menyerahkan uang tersebut kepada pria yang dikenalnya.

Pengalamannya itu dia ceritakan kepada BBC Asian Network di Inggris.

Pihaknya mengaku sebagai korban dari “penipuan asmara” dan menginginkan agar aplikasi kencan dapat mengambil langkah yang lebih ketat, untuk mencegah hal yang sama terulang kembali.

Penipuan yang dilakukan oleh Aaron, mulai terungkap setelah keduanya membicarakan tentang rencana untuk membeli rumah bersama, meskipun belum pernah bertemu secara langsung.

Ketika mengingat kembali masa lalunya, Sophia merasa telah diberitahu “banyak kebohongan” tentang kelanjutan hubungannya dengan Aaron.

Diceritakan oleh Sophia, pria itu membuat dokumen kredit rumah dan email palsu dari pengacara.

Saat itu, Sophia pun mempercayainya dan tidak menaruh curiga.

Sophia lalu mengirimi Aaron sejumlah uang yang dia minta, sebagai bagian dari rencana masa depan mereka untuk membeli rumah.

"Saya mengambil ribuan pinjaman dan menarik seluruh tabungan saya, yang setara dengan sekitar 50-60 ribu pounds. Lalu saya meminjam banyak uang dari keluarga dan teman-teman,” katanya.

Jika dihitung, Sophia mengatakan telah mengirimkan sekitar Rp 5,8 miliar kepada pria tersebut.

Namun, peristiwa penipuan seperti yang dialami Sophia, bukan pertama kalinya terjadi.

Menurut UK Finance, terdapat peningkatan 20 persen dalam aktivitas transfer bank yang terkait dengan penipuan asmara pada 2019 hingga 2020.

Meskipun sudah memberikan uang dalam jumlah besar, Aaron kembali meminta sejumlah dana hingga Rp 967 juta.

Saat itu, Sophia mulai mempertanyakan berbagai hal yang dialaminya.

Dia lantas menghubungi pihak bank yang diyakini menyimpan rekening bersama atas namanya dengan Aaron.

Tetapi, mereka mengatakan bahwa tak ada namanya tercantum dalam rekening.

"Saya merasa seperti tanah di bawah saya ambruk. Saya tidak bisa mempercayainya. Saya merasa seperti berada dalam mimpi yang sangat buruk," kata Sophia.

"Anda melihat cerita, Anda membaca cerita, Anda mendengar tentang cerita orang lain, tetapi Anda merasa itu tidak akan pernah terjadi pada Anda,” tambahnya.

“Tapi itu terjadi, karena siksaan emosional yang Anda tidak sadari bahwa Anda sedang mengalaminya.”

Seusai mengetahui fakta tersebut, Sophia lantas menyelidiki pria yang dia anggap sebagai pasangannya itu.

Dia mencari tahu apakah Aaron benar-benar bekerja di tempat yang diceritakannya selama ini.

"Mereka bilang tidak ada orang dengan nama itu yang bekerja di sini,” ungkap Sophia.

"Sebenarnya pegawai yang bekerja di Barclays yang berkata, 'Anda harus mengakhiri komunikasi Anda (dengan Aaron) dan segera menghubungi polisi'."

Sophia kemudian menurutinya dan menghubungi pihak berwenang.

Kepolisian Thames Valley mengatakan kepada BBC, bahwa mereka telah menyelidiki dugaan penipuan asmara yang dilaporkan melalui skema rujukan Action Fraud pada Januari 2020.

Namun, belum ada orang yang ditangkap hingga saat ini, tetapi proses penyelidikan masih terus berlangsung.

Pihak berwenang tidak mengkonfirmasi mau pun menyangkal identitas terduga dan korban dalam kasus tersebut.

Baca juga: Tak Mirip saat Lahir, Ternyata Bayi Tabung yang Dikandung Tertukar, Pasangan Ini Ajukan Gugatan

Baca juga: Hanya karena Sudah Vaksin Covid-19, Wanita Ini Mendadak Kaya seusai Menangkan Undian Rp 10,5 Miliar

Dua tahun kemudian, Sophia merasa sudah berada dalam kondisi yang jauh lebih baik.

Sebuah kajian yang dilakukan oleh ombudsman baru-baru ini, menguntungkan Sophia karena pihaknya menjadi korban dari hal yang disebut authorised push scam atau penipuan transfer dana.

Sehingga, bank secara legal diwajibkan mengganti uang milik Sophia berdasarkan kode Contingent Reimbursement Model (CRM).

Meskipun begitu, proses untuk mendapatkan kembali uangnya dari bank, bukanlah hal yang mudah.

"Mereka dengan cepat menolak saya dan mengecilkan hati saya dan berkata 'tidak ini bukan penipuan, Anda mengenal orang ini'.

Walaupun pada akhirnya, Sophia mendapatkan kembali uangnya dari bank lain, Nationwide Building Society satu-satunya bank yang tidak mengembalikan dana secara langsung.

"Penilaian awal kami pada saat nasabah mengajukan klaim, adalah masalah perdata antara pihak terkait," kata Nationwide kepada BBC. 

"Sebagai hasil dari kasus yang dibawa ke ombudsman dan kejelasan yang muncul tentang sifat lanjutan dari penipuan, kami sepenuhnya menerima rekomendasi untuk memastikan anggota tersebut sepenuhnya diganti, bersama dengan bunga kompensasi, dan meminta maaf jika kami telah, sebagian, memimpin untuk kesusahan tambahan apa pun."

Di sisi lain, selama proses tersebut bergulir, Sophia juga harus berjuang untuk kesehatan mentalnya.

"Saya harus mengambil cuti darurat selama seminggu karena pikiran saya ada di mana-mana, trauma emosional dan rasa sakit yang saya rasakan saat melihat mata keluarga saya."

Sekarang, Sophia mengaku senang karena bisa keluar dari masa-masa buruk tersebut,

"Utang saya lunas, semua pinjaman saya lunas, semua keluarga dan teman-teman saya kembali. Saya kekurangan uang, tapi sekarang saya bisa melanjutkan hidup saya."

Namun, dia tidak ingin pengalamannya sia-sia dan berharap lebih banyak orang bisa menyadari adanya ancaman bahaya jika mempercayai pihak-pihak melalui aplikasi kencan.

Sophia juga berharap agar orang lain yang mungkin mengalami situasi serupa, mengetahui hak mereka ketika berhadapan dengan bank. (TribunWow.com/Alma Dyani P)

Berita Terkini Internasional lain