TRIBUNWOW.COM – Pihak berwenang melaporkan 16 orang tewas dan satu lainnya hilang setelah kebakaran hebat terjadi di sebuah pabrik bahan peledak di tenggara Moskow, Rusia pada Jumat (22/10/2021).
Jumlah tersebut bertambah seusai seorang korban yang mendapatkan perawatan luka bakar parah di rumah sakit dinyatakan meninggal.
Peristiwa terjadi di desa Lesnoy, sekitar 300 kilometer dari ibu kota di wilayah Ryazan, sebagaimana dikutip dari AFP, Jumat (22/10/2021).
Baca juga: Pandemi Covid-19 Memburuk, Putin Kaget Banyak Warga Rusia Tak Mau Vaksin hingga Liburkan Pekerja
Baca juga: Rusia Cetak Rekor Tertinggi hingga 1.002 Kematian akibat Covid-19 dan 33 Ribu Infeksi Baru
Sementara, tim penyelamat disebutkan sedang melakukan pencarian terhadap satu orang hilang.
"Nasib satu orang lagi tidak diketahui," kata pemerintah setempat.
Setidaknya 17 orang diyakini sedang berada di dalam pabrik saat kebakaran terjadi.
Dalam gambar yang dirilis oleh pihak berwenang, menunjukkan petugas pemadam kebakaran bekerja di antara puing-puing gedung pabrik yang sudah hangus hingga rusak parah.
Pemerintah Rusia dikatakan menganggap pabrik tersebut sebagai ‘perusahaan strategis’.
Menurut situs webnya, pabrik itu memproduksi bahan peledak untuk digunakan oleh sipil dan militer.
Kementerian Darurat Rusia mengatakan kebakaran bisa terjadi sebagai akibat dari pelanggaran dalam proses teknologi dan langkah-langkah keamanan di pabrik PGUP Elastic.
Detektif dikirim ke desa Lesnoy untuk menyelidiki, apakah pabrik telah memenuhi standar "keamanan industri", kata Komite Investigasi yang menangani kejahatan besar di Rusia.
Insiden itu adalah kebakaran tak disengaja terbaru yang mematikan di Rusia, di mana ketidakpatuhan terhadap standar keselamatan adalah hal biasa.
Sejumlah kritikus menyatakan bahwa korupsi menjadi inti masalah dari berbagai pelanggaran aturan keselamatan, hingga memicu kebakaran tersebut.
Menurut mereka, banyak oknum pejabat memberikan izin bangunan setelah mendapatkan imbalan suap.
Baca juga: Keracunan Massal, 29 Orang Tewas seusai Konsumsi Minuman Keras Palsu Mengandung Metanol di Rusia
Baca juga: Disebut akan Kejutkan Rusia, Ribuan Video Rudapaksa di Penjara Dibocorkan Mantan Narapidana Anonim
Penjabat Kepala Kementerian Darurat, Alexander Chupriyan, tiba di lokasi dengan helikopter.
Dia mengambil alih kementerian setelah ketua sebelumnya, Yevgeny Zinichev, meninggal seusai jatuh dari tebing selama latihan di Arktik bulan lalu.
“Petugas pemadam kebakaran pertama kali menerima laporan bahwa kebakaran terjadi di pabrik pada pukul 08.22 waktu setempat,” kata kementerian darurat.
Api yang menutupi area seluas 160 meter persegi itu berhasil dipadamkan, dan tidak membahayakan warga sekitar.
Di sisi lain, pemerintah Ryazan mengatakan pihaknya menyewa psikolog untuk membantu keluarga para korban.
Gubernur wilayah tersebut, Nikolai Lyubimov, berujar bahwa pihak berwenang akan memberikan "semua bantuan dan dukungan yang diperlukan."
Dilansir dari Euronews, lebih dari 170 petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat dikerahkan ke tempat kejadian untuk mengendalikan api.
Insiden itu terjadi di lokasi pabrik Elastik, yang mengkhususkan diri dalam pembuatan bahan peledak industri untuk penggunaan sipil.
Menurut situs web mereka, pabrik juga memiliki "kapasitas produksi" untuk amunisi.
Para pejabat sedang menyelidiki potensi pelanggaran prosedur keselamatan atau korsleting di antara kemungkinan penyebabnya.
Tujuh orang awalnya dilaporkan tewas, tetapi jumlah korban meningkat menjadi enam belas pada Jumat pagi.
Rusia pernah mengalami kebakaran terburuk dalam beberapa tahun terakhir, yakni kebakaran di pusat perbelanjaan di Kota Kemerovo, Siberia pada 2018.
Dalam peristiwa itu, sistem alarm serta pintu darurat tidak bisa dioperasikan sehingga menewaskan 64 orang, termasuk 41 anak-anak. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Rusia lain