Terkini Internasional

Puteri Mako Dilaporkan Alami PTSD Jelang Pernikahan yang Resmi Diumumkan Terselenggara Bulan Ini

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puteri Mako dan Kei Komuro dalam Konferensi pers pada Minggu (3/9/2017). Badan rumah tangga kekaisaran mengumumkan Puteri Mako alami PTSD karena liputan media yang banyak menaruh perhatian pada rencana pernikahannya pada Jumat (1/10/2021).

TRIBUNWOW.COM – Pernikahan Puteri Mako (29), cucu perempuan Kaisar Akihito dari Jepang dengan kekasihnya yang seorang rakyat biasa, Kei Komuro (29), secara resmi diumumkan akan terselenggara 26 Oktober mendatang.

Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang menyatakan Puteri Mako dan Kei Komuro akan menggelar konferensi pers bersama pada hari pernikahan mereka nanti pada Jumat (1/10/2021).

Dilansir dari Japan Today, Puteri Mako juga dilaporkan oleh badan tersebut, telah didiagnosis menderita stress pasca-trauma (PTSD) kompleks karena liputan media yang banyak menaruh perhatian pada rencana pernikahannya.

Putri Jepang, Mako (Koreaboo.com)

Baca juga: Pernikahan dengan Rakyat Biasa Diumumkan Oktober, Puteri Mako akan Serahkan Status Kerajaan

Baca juga: Sempat Ditunda 2 Tahun, Pernikahan Puteri Mako akan Digelar Tahun Ini Tanpa Ritual Adat Jepang

Puteri Mako, keponakan Kaisar Naruhito itu, telah mendapat kecaman selama bertahun-tahun atas rencananya untuk menikahi Komuro.

Kontroversi publik berlangsung selama tiga tahun, menyusul laporan media tentang perselisihan keuangan yang melibatkan ibu Komuro dan mantan tunangannya.

Pasangan itu kemudian menunda pernikahan mereka, dan Komuro pindah ke Amerika Serikat (AS) pada Agustus 2018 untuk untuk belajar di sekolah hukum Universitas Fordham, New York.

Langkah itu dilihat sebagai upaya untuk meredakan perhatian negatif masyarakat dan media di Jepang.

Sementara itu, Komuro telah kembali ke Jepang pada Senin (27/9/2021) untuk pertama kalinya dalam tiga tahun ini.

Penampilan terbarunya di Jepang menarik perhatian media.

Kerumunan wartawan berkumpul di luar rumah ibunya di Yokohama dekat Tokyo, di mana Komuro melakukan karantina mandiri untuk memenuhi aturan pembatasan virus Covid-19 di Jepang, dikutip dari Mainichi pada Jumat (1/10/2021).

Dalam pernikahan Puteri Mako dan Kei Komuro juga tidak akan diselenggarakan ritual tradisional Jepang, termasuk ‘Nosai no Gi’ atau upacara pertunangan resmi dan pertukaran hadiah antar keluarga serta ‘Choken no Gi’ yang berarti upacara untuk bertemu secara resmi dengan kaisar dan permaisuri sebelum menikah.

Puteri Mako juga memilih untuk tidak menerima pembayaran Rp 19 miliar dari pemerintah Jepang yang biasanya memang diberikan kepada anggota keluarga kerajaan, saat menikah dan menyerahkan status bangsawannya.

Penolakan pemberian uang lump-sum itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Kei Komuro yang kembali ke Jepang dari Amerika Serikat, menarik perhatian media, terutama karena penampilan barunya pada Senin (27/9/2021). (AFP/Kazuhiro NOGI)

Pembayaran itu dimaksudkan untuk menjaga martabat wanita mantan anggota keluarga kerajaan setelah kehilangan status kekaisarannya karena menikahi rakyat biasa.

Namun, Badan Rumah Tangga Kekaisaran telah menerima permintaan Puteri Mako tersebut.

Rincian pengaturan pernikahan putri tertua Putra Mahkota Fumihito, dan Komuro akan diumumkan pada konferensi pers yang diadakan oleh pejabat senior Badan Rumah Tangga Kekaisaran, Takaharu Kachi, seorang ajudan putra mahkota dan keluarganya.

Puteri Mako akan menjadi wanita kerajaan pertama di Jepang pascaperang yang tidak menerima pembayaran dan menikahi orang biasa tanpa ritual tradisional.

Putra Mahkota Fumihito mengatakan, bagaimanapun dia mendukung pernikahan putrinya, tetapi meminta pernikahan itu harus dilakukan setelah perselisihan hutang ibu Komuro diselesaikan, pada November tahun lalu.

Sebelumnya, pernikahan pasangan itu awalnya dijadwalkan berlangsung pada 4 November 2018.

Baca juga: Calon PM Baru Jepang, Fumio Kishida Sempat Dicap Tak Populer dan Pegang Posisi Menteri Luar Negeri

Baca juga: Kaisar Jepang Naruhito Batalkan Perayaan Ulang Tahunnya karena Virus Corona Merebak

Namun, rencana pernikahan tersebut diumumkan diundur pada Februari 2018, dan diduga terjadi karena perselisihan terkait hutang Rp 500 juta yang diklaim oleh mantan tunangan ibu Komuro, termasuk uang yang digunakan untuk pendidikan Komuro.

Komuro kemudian mengeluarkan pernyataan untuk memperbaiki kesalahpahaman dan menawarkan untuk melakukan pembayaran kepada mantan tunangan ibunya, sebagai upaya menyelesaikan perselisihan keuangan tersebut.

Di sisi lain, anggota keluarga kekaisaran lainnya juga telah memberikan restu terkait pernikahan Puteri Mako dan Komuro.

“Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako, berharap (pasangan itu) akan memiliki kehidupan yang bahagia di masa depan,” kata Yasuhiko Nishimura, pengurus utama Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang.

Komuro dan Puteri Mako bertemu pada 2012 sebagai mahasiswa di International Christian University di Tokyo.

Setelah menikah, keduanya berkemungkinan akan tinggal di AS, di mana Komuro bekerja untuk sebuah firma hukum.

Puteri Mako adalah saudara perempuan Pangeran Hisahito (15) yang saat ini menjadi satu-satunya pewaris tahta laki-laki, yang memenuhi syarat selain ayahnya, Putra Mahkota Fumihito.

Tahta Krisan Jepang hanya dapat diberikan kepada anggota keluarga laki-laki.

Sementara anak-anak dari bangsawan wanita yang menikah di luar aristokrasi tidak termasuk di dalamnya.

Aturan ketat Kekaisaran Jepang itu telah menimbulkan kekhawatiran akan masa depan keluarga kerajaan, dengan hanya ada dua ahli waris laki-laki dan tidak terlihat adanya prospek untuk tahun-tahun mendatang.

Sementara, pertimbangan untuk mengizinkan anggota wanita kekaisaran mempertahankan status kerajaannya setelah menikah dengan rakyat biasa, yang didorong atas penyusutan jumlah anggota keluarga kekaisaran, telah mendapat tentangan keras dari kaum tradisionalis negara itu. (TribunWow.com/Alma Dyani P)

Berita terkait Jepang lain