TRIBUNWOW.COM - Mantan Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, memenangkan pemilihan ketua Partai Demokrat Liberal (LDP) pada Rabu (29/9/2021).
Dilansir dari Kyodo News, kemenangan Fumio Kishida itu secara pasti akan membuatnya menjadi perdana menteri Jepang berikutnya.
Fumio Kishida akan menggantikan Perdana Menteri Yoshihide Suga yang sempat mengumumkan pengunduran dirinya dari pemilihan umum pada 3 September lalu.
Baca juga: Jepang Peringatkan Indonesia dan Negara Lainnya soal Kemungkinan Adanya Bom, Ini Kata Jubir Kemlu
Baca juga: Wanita di Jepang Barat Terima Vaksin Covid-19 Sebanyak 4 Kali, Bergantian Pakai Pfizer dan Moderna
Kishida menang dalam pemungutan suara putaran kedua melawan Menteri Vaksin, Taro Kono, yang dikenal lebih populer di Jepang.
Proses pemungutan suara berjalan sangat ketat.
Dia hanya unggul satu suara di putaran pertama dari Kono, sebelum menyabet 257 suara pada putaran kedua, mengalahkan saingannya itu yang hanya mendapat 170 suara.
Sementara kandidat lainnya, Sanae Takaichi dan Seiko Noda telah tersingkir pada putaran pertama.
Kishida akan ditugaskan untuk menangani masalah ekonomi Jepang yang sempat merosot karena pandemi Covid-19.
“Kami tetap berada di bawah krisis nasional. Kami harus berjuang dan melanjutkan respons virus corona kami,” kata Kishida kepada anggota parlemen LDP dalam pertemuan setelah pemungutan suara.
Dia juga dihadapkan pada kewajiban memperkuat hubungan dengan Amerika Serikat (AS) dan negara lain, di tengah meningkatnya pengaruh China di wilayah Indo-Pasifik.
Fumio Kishida telah lama dipandang sebagai calon penerus Shinzo Abe, perdana menteri Jepang yang paling lama menjabat.
Namun, Kishida kalah dalam pemilihan ketua LDP tahun sebelumnya, melawan Yoshihide Suga.
Kishida mengepalai faksi liberal LDP dan mendapatkan banyak dukungan dari anggota parlemen veteran untuk dapat menduduki kursi teratas partai itu.
Kishida dianggap telah menjangkau lebih banyak orang melalui media sosial dan memperbaiki reputasinya.
Sebelumnya, Taro Kono lebih sering menduduki puncak jajak pendapat publik, terkait sosok yang paling cocok menjadi perdana menteri Jepang selanjutnya.
Baca juga: Rangkaian Acara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 Ditutup, Jepang Catat 878 Infeksi Covid-19
Sementara, Kishida justru memiliki citra yang lemah dan tidak populer.
Tetapi, dia mendapatkan dukungan kuat dari anggota partai di parlemen Jepang.
Kishida dikatakan lebih pendiam daripada Kono dalam mengomentari isu-isu hangat, seperti melegalkan pernikahan gay atau mengizinkan pasangan yang sudah menikah memiliki nama keluarga yang berbeda.
Pria berusia 64 tahun itu dikenal sebagai penggemar berat tim bisbol profesional, Hiroshima Toyo Carp, dan sosok yang menikmati minuman.
Kishida tinggal bersama istri dan dua putranya di Tokyo dan bertanggung jawab untuk mencuci piring serta membersihkan kamar mandi di rumahnya.
Di bawah kepemimpinan PM Shinzo Abe, Kishida adalah ketua Dewan Riset Kebijakan Partai selama tiga tahun setelah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Jepang selama empat tahun delapan bulan.
Sebagai Menteri Luar Negeri, Kishida membantu mewujudkan kunjungan bersejarah oleh Presiden AS Barack Obama ke Hiroshima pada 2016.
Dia juga berhasil mencapai kesepakatan dengan Korea Selatan setahun sebelumnya, untuk menyelesaikan masalah comfort women atau jugun ianfu.
Kishida pertama kali terpilih pada 1993 dan menjadi anggota kesembilan dari Dewan Perwakilan Rakyat Jepang.
Dalam kampanyenya sebagai ketua partai LDP, dia menyerukan akan mengurangi kesenjangan kekayaan dengan meningkatkan pendapatan masyarakat kelas menengah.
Kishida juga menjanjikan dukungan kepada orang-orang yang rentan secara ekonomi, seperti pekerja tidak tetap dan keluarga dengan anak kecil.
Sebagai wajah LDP, Kishida harus meyakinkan publik tentang keterampilan kepemimpinan dan akuntabilitasnya.
Baca juga: PM Jepang Yoshihide Suga secara Mengejutkan akan Mundur dari Pemilihan Presiden LDP
Sebelumnya, PM Yoshihide Suga secara mengejutkan telah mengundurkan diri dari pemilihan ketua LDP pada 3 September lalu.
Beberapa sumber menyatakan, Suga mengungkapkan niatnya itu pada pertemuan dewan eksekutif sementara LDP.
Suga awalnya berencana untuk merombak kabinet dan eksekutif partainya tetapi rencana itu belum terlaksana.
Hal itu diduga karena kegagalan pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19 di Jepang beberapa bulan lalu hingga hampir mengalami keruntuhan di sektor medisnya.
Hal itu membuat dukungan untuk kabinet menurun.
Dukungan terhadap Suga menurun 30 persen selama setahun sejak menduduki posisinya.
Dikutip dari The Japan Times, PM Suga menyatakan tidak akan mencalonkan diri karena ingin fokus menangani pandemi di Jepang, ungkap seorang sumber.
Suga diperkirakan akan mengundurkan diri sebagai perdana menteri ketika jabatannya sebagai ketua partai berakhir pada akhir September.
Diketahui, Suga menjabat sejak September 2020 setelah Shinzo Abe mengundurkan diri secara tiba-tiba karena masalah kesehatan. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Jepang lain