TRIBUNWOW.COM - Memiliki bangunan yang megah, Kerajaan Angling Dharma di Pandeglang, Banten baru-baru ini viral di media sosial (medsos).
Kerajaan yang dipimpin oleh Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus (82) itu mengaku memiliki tujuan untuk mengentaskan kemiskinan tanpa bantuan pemerintah dan mengemis sumbangan.
Aki Jamal, seorang pengikut Kerajaan Angling Dharma menyebut Firdaus memiliki sifat yang dermawan dan hanya berfokus pada kegiatan sosial.
Baca juga: Penampakan Rumah Pengikut Kerajaan Angling Dharma Pandeglang, Punya Ciri Seragam, Pengikut Bangga
Baca juga: 5 Fakta Kerajaan Angling Dharma di Pandeglang, Kerap Bantu Warga Miskin hingga Diperintah Tuhan
“Beliau memang semua kegiatannya di bidang sosial. Memang baginda ini orangnya sangat luar biasa dan saya salah satunya santri baginda,” ujar Aki Jamal, Selasa (21/9/2021), dikutip dari Tribunnews.com.
“Baginda semua kegiatannya di bidang sosial, terutama tujuannya untuk menyejahterakan masyarakat miskin. Intinya, memanusiakan manusia,” kata Aki Jamal.
Aki Jamal lalu bercerita bahwa Kerajaan Angling Dharma memiliki prinsip hanya mendarma dan berbakti. Mendarma pada yang maha kuasa, yang pencipta. Dan berbakti kepada yang diciptakan.
Aki menyampaikan, Baginda Sultan Iskandar telah membantu warga miskin dengan cara memperbaiki rumah 30 warga kurang mampu.
Tanpa Mengemis Sumbangan
Terkait segala kegiatan yang dilakukan oleh kerajaan, Aki menegaskan pimpinannya tidak pernah meminta-minta sumbangan kepada orang lain.
Ia menjelaskan, pendapatan kerajaan diperoleh dari para pengikut kerajaan yang sukarela menyumbangkan harta mereka.
“Karena baginda itu santri, muridnya banyak di mana-mana, santri-santrinya ini peduli. Santri ini membeli keramik, santri lainnya memberi juga. Semuanya diaturnya ke Baginda,” tutur Aki.
Diperintah Tuhan
Aki menyebut, Iskandar Jamaludin Firdaus memiliki hubungan daerah dengan seorang raja yang dulu ada di daerah Banten.
“Baginda gelarnya itu langsung. Mungkin sosok seorang raja yang adil bijaksana yang muncul di permukaan bumi ini. Pada intinya baginda punya hati seorang raja yang adil dulu ada dalam sejarah, Raja Angling Dharma yang adil dan bijaksana se-nusantara, mungkin jatuhnya ke beliau,” kata Aki.
“Lebih jelasnya, salah satunya baginda ada juga keturunan dari sultan di Banten,” imbuhnya.
Seorang pengikut Iskandar bercerita, gelar pimpinan mereka dimulai pada tahun 2004 silam.
Kala itu Baginda Raja Iskandar tengah bertapa di sebuah gunung untuk mempelajari sebuah ilmu.
Setelah bertapa, Iskandar mendapatkan kekuatan mistis untuk menjadi raja yang ia klaim memang ditakdirkan oleh sang pencipta.
"Baginda diangkat menjadi raja pada tahun 2004, itu asal-usul urusannya juga dengan gaib. Pengangkatan ini bukan keinginan baginda bukan juga keinginan masyarakat, tapi memang sudah perintah dari sana-nya, dari Sang Pencipta," terang Ki Jamil selaku pengikut Iskandar, Rabu (22/9/2021).
Baca juga: Tanggapan Bupati Pandeglang tentang Munculnya Kerajaan Angling Dharma, Samakan dengan Sunda Empire
Reaksi MUI
Menanggapi fenomena ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI), tidak terlalu ambil pusing memikirkan persoalan ini.
"Iya kalau saya simple saja, asal tidak merugikan warga dan masyarakat yang berada di sana tidak masalah. Itu aja sih saya, tidak terlalu ambil pusing," kata Ketua MUI Pandeglang, TB. Hamdi Maani saat dihubungi, Rabu (22/9/2021).
Hamdi mengiyakan dirinya sudah mengetahui bahwa Iskandar sudah sejak lama aktif membantu warga kurang mampu.
Kendati demikian, Hamdi tetap mengingatkan agar masyarakat mengawasi supaya Kerajaan Angling Dharma tidak melawan aturan agama Islam. (TribunWow.com/Anung)
Artikel ini diolah dari TribunBanten.com dengan judul Heboh Kerajaan Angling Dharma Pandeglang, MUI Tak Mau Ambil Pusing: Yang Penting Tak Merugikan, Sosok Baginda Sultan Kerajaan Angling Dharma Pandeglang, Diangkat Jadi 'Raja' Usai Bertapa di Gunung, dan Heboh Kerajaan Angling Dharma di Pandeglang, Pemimpinnya 'Sang Baginda Sultan' dan Dikenal Dermawan