TRIBUNWOW.COM - Covid-19 varian Delta dikatakan tidak menyebabkan risiko anak mengalami sakit parah menjadi lebih tinggi.
Tetapi varian Delta bisa lebih membuat anak-anak terinfeksi dibanding varian lainnya.
Untuk itu, Joseph Segeleon, M.D, Komunitas Kesehatan Sanford Children menyarankan agar anak-anak yang memenuhi syarat dan pengasuhnya segera untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Baca juga: Pernah Mendominasi, Kenali Covid-19 Varian B.1.466.2 Asal Indonesia yang Masuk Daftar Pantau WHO
Baca juga: Tips Isolasi Mandiri Covid-19: Kenali 8 Buah Terbaik untuk Meningkatkan Sistem Imun Tubuh
Ada 750 ribu kasus baru pada anak-anak dalam satu bulan, yaitu antara 5 Agustus dan 2 September.
Anak-anak sekarang menjadi lebih dari 26 persen dari kasus baru Covid-19.
Hampir setengah dari anak-anak yang positif Covid-19 tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
“Kami memiliki kumpulan besar orang yang akan ditemukan virus ini,” kata Dr. Segeleon, dikutip dari situs Sanford Health.
“Karena penularannya meningkat, jumlah kasus kami meningkat pesat, lima kali lipat dalam sebulan terakhir.
Selain varian Delta, dia menyebut anak-anak yang belum mendapat vaksin juga menjadi salah satu penyebab angka ini terus naik.
Dalam temuannya hanya satu dari tiga orang di sana yang sudah mendapat vaksin Covid-19.
Baca juga: Tips Isolasi Mandiri Covid-19: Selain Bisa Cegah Dehidrasi, Ini 7 Manfaat Air Kelapa bagi Kesehatan
Dan itu juga berpengaruh terhadap rawat inap.
"Apa yang kita lihat sekarang berbeda, bagaimanapun, lebih banyak rawat inap," jelasnya.
Meski dia menjelaskan jika anak-anak tidak mendapat risiko tinggi mengalami kasus parah ketika terinfeksi Covid-19, tetap saja ketika ada peningkatan kasus, jumlah rawat inap juga bertambah.
Ini juga menjadi risiko tersendiri yang menjadikan adanya kemungkinan rumah sakit penuh dan banyak orang tidak mendapat perawatan maksimal.
Selain efek akut dari infeksi Covid-19, ada juga kekhawatiran efek kronis atau jangka panjang.
Seperti diketahui Covid-19 juga memiliki risiko untuk mengalami long Covid yang merupakan fenomena di mana seseorang masih sakit meski sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Keluhan atau gejala tersebut bahkan bisa berlangsung hingga berbulan-bulan.
Meski tidak rentan mengalami sakit parah, bahkan anak dengan gejala ringan juga masih memilik risiko mengalami long Covid.
“Siapa pun yang mengalami efek itu, yang dapat terjadi pada 5 hingga 10% orang yang memiliki Covid, pasti akan berharap gejalanya segera sembuh,” jelasnya.
Ia mengatakan, vaksin tersebut terbukti dapat menghilangkan risiko efek samping jangka panjang.
Baca juga: Sayur Seledri Bermanfaat Menurunkan Tekanan Darah, Ini Penjelasan Selengkapnya
Jika Anda sedang hamil, menyusui atau ingin hamil, mendapatkan vaksin lebih awal adalah cara paling aman untuk memastikan ibu dan bayi terlindungi.
“Itu akan memungkinkan antibodi yang Anda buat untuk ditransfer, yang dapat membantu memberikan perlindungan di bulan-bulan pertama, sangat kritis dalam hidup mereka,” ujarnya.
Selain itu, cuci tangan dan pakai masker.
“Pada saat anak-anak berusia nol hingga 5 tahun, sebagian besar risiko mereka dimitigasi oleh orang-orang di sekitar mereka dan bukan karena perilaku mereka."
Untuk itu penting bagi orang tua atau siapapun yang tinggal bersama bayi untuk menjaga protokol kesehatan meski di rumah.
Misalnya dengan bersegera membersihkan diri ketika tiba dari rumah selepas kerja, dan jangan memegang bayi sebelum itu.
"Sebelum mereka bisa memakai masker, sebelum mereka bisa memahami jarak sosial, apa yang dilakukan orang dewasa di sekitar mereka akan menjadi kunci untuk memahami perbedaannya."
Kini Food and Drugs Administration Amerika Serikat (FDA) juga telah meminta untuk melakukan pengunjian untuk pemberian vaksinasi Covid-19.
Baca juga: Hati-hati Risiko Terlalu Banyak Makan atau Minum Jus Seledri, Simak Penjelasannya
Namun, nampaknya hal ini masih belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat.
“Biasanya dibutuhkan 30 ribu orang untuk memastikan bahwa vaksin siap dan efektif untuk kelompok usia,” katanya.
Itu termasuk 30 ribu orang berusia di atas 65 tahun yang diteliti, 30 ribu orang berusia antara 18 dan 65 tahun, dan 30 ribu orang berusia antara 13 hingga 18 tahun yang diteliti.
FDA telah meminta untuk mempelajari 30 ribu anak tambahan dari usia 5 hingga 12 tahun.
“Jadi mereka akan menguji 60 ribu anak dalam kasus ini untuk memastikan itu efektif dan aman."
Itu akan menjadi vaksin yang paling banyak diuji coba yang pernah dirilis untuk kelompok usia tertentu, yang dikatakan sebagai kabar baik.
“Ini juga akan membantu kami memiliki data yang sangat solid tentang seberapa banyak manfaat yang dapat kami harapkan dari populasi anak-anak.” (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya