TRIBUNWOW.COM – China memutuskan pindahkan patung dewa perang kuno, Guan Yu setinggi 27 meter setelah menerima banyak keluhan.
Dilansir dari South China Morning Post, patung perunggu itu dianggap masyarakat telah merusak pemandangan.
Padahal pembangunan patung itu menghabiskan biaya Rp 370 miliar dan untuk pemindahannya membutuhkan Rp 342 miliar.
Baca juga: China Tanggapi Kekhawatiran Media Korea Selatan setelah Weibo Tangguhkan 21 Akun Penggemar KPop
Baca juga: Situs Media Sosial Weibo di China Tangguhkan 21 Akun Penggemar, Mulai dari BTS hingga BLACKPINK
Sejauh ini, baru bagian kepala patungnya saja yang berhasil dibongkar.
Guan Yu adalah seorang jenderal yang hidup selama dinasti Han dari 202 sebelum Masehi hingga 220 Masehi dan dipuja sebagai dewa perang.
Patungnya dibangun pada 2016 di atas sebuah museum, tetapi keberadaannya terganggu oleh keluhan dari penduduk setempat dan beberapa orang, termasuk pejabat pemerintah.
Mereka berpendapat patung seberat 1.200 ton itu tidak bagus dan merusak penampilan kota kuno Jingzhou.
Selain itu, patung Guan Yu dianggap hanya menjadi proyek kesombongan dari pemerintah saat itu.
Baca juga: Baru Dibuka Agustus, Jalan ala Jepang Tang Little Kyoto di China Tutup setelah Kena Kritik
Baca juga: Sempat Tertunda akibat Covid-19, Universal Studios Akhirnya Buka Taman Hiburan Terbesar di China
Keputusan menyingkirkan patung itu dibuat Desember 2020 oleh Kementerian Perumahan Jingzhou.
“Kami memiliki dorongan dan kecenderungan untuk membuat Guinness World Record saat itu. Jadi (patung) itu menjadi lebih besar selama proses perancangan,” kata Zhang Hong, wakil kepala Biro Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jingzhou.
Patung dewa perang kuno, Guan Yu akan dipindahkan ke lokasi pariwisata terdekat.
Zhang Hong mengungkapkan jika latar belakang pembuatan patung itu dalam bentuk raksasa adalah untuk menarik pengunjung agar datang ke Jiangzhou.
Namun, patung Guan Yu disebutkan hanya mampu menarik wisatawan dengan total pemasukan Rp 28 miliar saja sejak didirikan. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait China lain