Kasus Korupsi

Kabarnya Bakal Maju Pilkada 2024, Rumah Anak Bupati Probolinggo Digeledah KPK, Bagaimana Nasibnya?

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari (kiri) dan suaminya, Hasan Aminuddinyang yang dikabarkan terjaring OTT KPK, Senin (30/8/2021).

TRIBUNWOW.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangkap Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari, dan sang suami, Hasan Aminuddin, Senin (30/8/2021) lalu.

Dilansir TribunWow.com, keduanya ditangkap karena kasus jual beli jabatan kepala desa di Probolinggo.

Sebelum Puput, sebelumnya sang suamilah yang menjadi Bupati Probolinggo selama 10 tahun.

Setelah Hasan lengser, posisi bupati ditempati oleh Puput.

Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari dan suaminya, Hasan Aminuddin ditetapkan sebagai tersangka setelah terjaring OTT KPK terkait dugaan suap jual beli jabatan Kepala Desa, Rabu (1/9/2021). (Tribunnews.com/Irwan Rismawan)

Baca juga: Komentari Kasus Bupati Puput dan Hasan, Sri Mulyani Bongkar Bobroknya Masalah di Probolinggo

Baca juga: Sebelum Diciduk KPK, Bupati Probolinggo sejak Era Hasan hingga Puput Hobi Mutasi ASN, Ini Faktanya

Hal tersebut menyebabkan hampir 20 tahun posisi Bupati Probolinggo ditempati oleh keluarga tersebut.

Teranyar, KPK juga melakukan penggeledahan di rumah anak Hasan, Zulmi Noor Hasani di Jl Imam Bonjol, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Sabtu (4/9/2021).

Zulmi merupakan anak Hasan dari pernikahan pertamanya dan anak sambung dari Puput.

Dikabarkan Zulmi akan maju di Pilkada Kabupaten Probolinggo 2024 mendatang.

Diduga, penggeledahan di rumah Zulmi itu bertujuan mencari tambahan barang bukti untuk kasus yang menjerat Puput dan Hasan.

Saat penggeledahan berlangsung, tampak polisi berjaga di belakang pintu rumah Zulmi.

KPK tampak membawa sebuah koper hitam bear dari dalam rumah tersebut.

Penggeledahan itu pun menjadi tontonan warga setempat.

Sementara itu, penangkapan Puput dan Hasan justru disambut gembira warga Probolinggo.

Sebelum ditangkap KPK, pasangan suami istri itu dikenal mempunyai gaya hidup mewah.

Keduanya pun kerap ke luar negeri.

Puput dan Hasan juga memiliki hobi bersepeda dan kerap berganti mobil mewah.

Baca juga: Hasan Aminuddin dan Bupati Probolinggo Terjaring OTT KPK, Waketum NasDem: Ada Kekhilafan

Baca juga: Puluhan Warga Probolinggo Cukur Gundul setelah Bupati Jadi Tersangka: 20 Tahun Rezim Ini Memeras

Bupati yang Hobi Mutasi ASN

Terungkapnya kasus korupsi di Pemerintahan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur disambut bahagia oleh masyarakat setempat.

Pasalnya, penangkapan Bupati Puput Tantriana Sari dan suaminya, Hasan Aminuddin seolah membuka harapan runtuhnya rezim yang telah lama bercokol.

Sebelum keduanya tertangkap OTT kasus suap jual beli jabatan bersama 20 tersangka lain, mereka terkenal sering memutasi ASN yang dianggap tak sejalan dengan kebijakannya.

Hal itu seolah sudah tidak menjadi rahasia lagi bagi masyarakat.

Sebelum Puput menjabat menjadi Bupati pada tahun 2013, Hasan suaminya telah terlebih dahulu menduduki kursi bupati selama 10 tahun lamanya.

Maka, tak heran bila tertangkapnya keluarga yang berkuasa nyaris 20 tahun itu disambut bahagia.

Kebiasaan memutasi ASN oleh Hasan maupun Puput di antaranya disampaikan oleh aktivis anti korupsi Kabupaten Probolinggo, Sarful Anam.

Keduanya disebut sering mengancam para ASN bakal dimutasi apabila tidak pro dengan kebijakannya.

“Pada zaman Hasan Aminuddin saat menjabat bupati Probolinggo dua periode, banyak ASN, guru dan kepala sekolah dimutasi yang jaraknya jauh sekali dari rumah atau dari tempat bekerjanya yang lama," kata Sarful dikutip dari Kompas.com, Selasa (31/8/2021).

"ASN yang berasal dari Kecamatan Paiton, dimutasi ke Kecamatan Sumber. ASN dari Kecamatan Lumbang, dimutasi ke Kecamatan Paiton yang jaraknya sangat jauh. Para ASN yang tidak loyal kepada bupati atau tidak mendukung pada pilkada, harus siap-siap dimutasi."

Baca juga: Kasus Covid-19 di Kudus Melandai dan Berada di Level 2, Ini Kata Bupati HM Hartopo dan Kemenkes

Baca juga: Hasan Aminuddin dan Bupati Probolinggo Terjaring OTT KPK, Waketum NasDem: Ada Kekhilafan

Hal itu rupanya diteruskan oleh pemerintahan sang istri, Puput Tantriana Sari.

Dia pun menilai masyarakat sangat mengapresiasi KPK atas OTT yang dilakukan pada Senin (30/8/2021) kemarin.

Puput Mutasi 18 Pejabat Penting

Dari data yang berhasil dihimpun oleh TribunJatim.com, Puput Tantriana sedikitnya telah memutasi 18 pejabat di Probolinggo.

Bahkan, Bupati Tantri belum genap setahun ini sudah melakukan 4 kali rotasi bawahannya.

Terbaru pada satu bulan lalu setidaknya, ada 3 ASN eselon II dan 15 ASN III.

Tiga ASN eselon II yakni :

- R Umar sebagai Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman & Pertanahan

- Hengky Cahyo Saputra sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum & Penataan

- Taufik Alami sebagai Kepala Dinas Perhubungan

Baca juga: Sosok Hasan Aminuddin, Suami Bupati Probolinggo yang Dikabarkan Terjaring OTT KPK Bersama sang Istri

Sedangkan 15 ASN eselon III yakni :

-  Ferry Pribadi sebagai Camat Krucil

- Imron Rosadi sebagai Camat Pakuniran

- Teguh Prihantoro sebagai Camat Tiris

- Febria Hidayat sebagai Camat Kotaanyar

- Selviningtyas sebagai Camat Dringu

- Mariyono sebagai Sekretaris Dinas Perpustakaan & Kearsipan

- Maliki sebagai Dinas Sosial

- Suud Maheli sebagai Kepala Bagian Pengadaan Barang & Jasa Sekretaris Daerah

- Soeharto sebagai Sekretaris Dinas PUTR

- Raden Retno sebagai Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman

- Juhono sebagai Kepala Bagian Adminitrasi

- Muhammad Abdi Utoyo sebagai Kepala Tata Ruang Dinas PUTR

- Asrul Bustani sebagai Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUTR

- Nasir sebagai Sektoris Dinas Peizinan & Perdagangan

Menurut Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistika, dan Persandian Kabupaten Probolinggo Yulius Cristian, rotasi merupakan hal lumrah dalam suatu organisasi.

Namun sangking seringnya mutasi, Yulius mengaku sampai tidak ingat sudah berapa kali mutasi itu terjadi.

"Saya tidak ingat ya. Tapi itu (mutasi) hal yang biasa. Pertimbangannya agar ASN bisa terus terpacu meningkatkan kinerjanya," katanya.

Yulius juga membantah bahwa mutasi adalah motif Bupati Tantri untuk memberikan hukuman bagi para ASN yang sering mengkritisi kebijakan pemerintah.

Proses mutasi dipastikan telah melewati objektivitas kinerja ASN.

"Itu tidak bisa dibuktikan. Kita bicara yang pasti-pasti saja," ujarnya. (TribunWow.com)

Sebagian artikel ini telah diolah dari Kompas.com dengan judul "Bupati Probolinggo dan Suaminya Disebut Tebar Ancaman Mutasi ke ASN" dan TribunJatim.com dengan judul TERUNGKAP, Sebelum Ditangkap KPK Bupati Tantri Mutasi 18 Orang Pejabat Penting di Probolinggo