Virus Corona

Jepang akan Memperluas Wilayah dengan Keadaan Darurat setelah Varian Delta Covid-19 Menyebar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi suasana di Jepang - Orang-orang yang mengenakan masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap Coronavirus COVID-19 di jalan distrik perbelanjaan Ameya-Yokocho, yang terletak di sebelah Stasiun Ueno, di Tokyo pada 11 April 2020. Terbaru, menteri yang bertanggung jawab atas penanggulangan Covid-19 mengatakan saat ini ada lonjakan, Rabu (25/8/2021).

TRIBUNWOW.COM - Jepang akan memperluas keadaan darurat ke delapan prefektur lagi dengan total 21 prefektur.

Dikutip TribunWow.com dari Channelnewsasia, menteri yang bertanggung jawab atas penanggulangan Covid-19 mengatakan saat ini ada lonjakan, Rabu (25/8/2021).

Lonjakan Virus Corona tersebut dilihat dari pasien yang mulai membanjiri rumah sakit.

Baca juga: Syarat Vaksinasi di Liga 1 2021, Pilar Persebaya Taisei Marukawa Ingin Vaksin dari Pemerintah Jepang

Seorang pria bermasker menelepon dengan latar belakang kapal pesiar Diamond Princess yang di dalamnya terdapat penumpang yang menjalani karantina, di Terminal Daikoku Pier Cruise di Yokohama, Jepang, Rabu (19/2/2020). Setidaknya 500 penumpang diizinkan keluar setelah dikarantina selama 14 hari, menyusul kabar terdapat 542 penularan positif corona di dalam kapal tersebut. (AFP/CHARLY TRIBALLEAU melalui Kompas.com)

Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura mengatakan perluasan akan mencakup hampir setengah dari 47 prefektur di negara itu.

Keputusan itu juga sudah disetujui oleh panel ahli eksternal.

Hal ini diharapkan akan disetujui secara resmi pada saat pertemuan gugus tugas pemerintah.

"Tugas yang paling penting adalah untuk memperkuat sistem medis," kata Nishimura.

Dengan varian Delta yang menyebar dengan cepat, pemerintah telah berjuang untuk mengendalikan infeksi.

Namun di sisi lain, warga mulai bosan berada di pembatasan dan abai untuk tetap berada di rumah.

Baca juga: Selain Vitamin C dan D, Cukupi juga Vitamin E saat Isoman Covid-19, Ini Perannya untuk Imunitas

Penyiar publik NHK melaporkan 21.570 kasus baru dan 42 kematian pada hari Selasa.

Tingkat kematian kasus Jepang mencapai sekitar 1,2 persen, dibandingkan dengan 1,7 persen di Amerika Serikat dan 2,0 persen di Inggris.

"Demografis usia kerja adalah kekuatan pendorong (di balik peningkatan infeksi)," kata Nishimura.

"Kita perlu mengurangi separuh pergerakan orang."

Dengan tempat tidur rumah sakit yang terisi atau mendekati kapasitas, banyak orang terpaksa menjalani pemulihan di rumah.

Namun, beberapa meninggal sebelum mereka bisa mendapatkan perawatan. (TribunWow.com/ Tiffany Marantika)

Berita lainnya terkait Virus Corona