Virus Corona

Kata Pakar soal Gizi yang Dibutuhkan dan Pentingnya Terapi Gizi pada Pasien Covid-19 saat Isoman

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar yang merupakan pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Dr. dr. Lina Nurbaiti, M. Kes memberikan panduan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri dalam diskusi virtual yang tayang pada Youtube Kagama Channel, Selasa (9/8/2021).

TRIBUNWOW.COM - Pasien Covid-19 terutama yang menjalani isolasi mandiri selalu mendapat anjuran agar tidak makan sembarangan dan perlu memakan makanan yang bergizi seimbang. 

Pakar dari Fakultas Kedokteran Universitas Mataram mengkonfirmasi hal tersebut dan menjelaskan pentingnya terapi gizi bagi pasien Covid-19. 

"Covid-19 merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus Sars Cov-2, dan ini membutuhkan sel inang untuk memperbanyak diri dengan cara menempel, masuk dan melakukan replikasi di sel inang," jelasnya dalam diskusi virtual yang tayang di YouTube Kagama Channel, Selasa (9/8/2021).

Baca juga: Dianjurkan Dikonsumsi saat Isolasi Mandiri, Ini Peranan Probiotik bagi Pasien Covid-19

Dia juga menjelaskan bahwa virus bisa menyebar di berbagai organ tubuh terutama di area sekitar pernapasan dan paru. 

Hal itu yang menyebabkan infeksi Covid-19 memiliki gejala yang banyak dan setiap orang bisa mengalami gejala yang berbeda. 

Virus juga akan melakukan perbanyak diri dan replikasi virus yang tidak terkendali akan menyebabkan gangguan sistem imun dan menyebabkan inflamasi atau peradangan di dalam tubuh. 

 Jika Covid-19 berhasil mereplikasi di dalam tubuh, akan menyebabkan gejala dari ringan hingga berat dan perbedaan gejala tersebut sangat dipengaruhi oleh sistem imun tubuh. 

Terapi Gizi

Melalui terapi gizi yang tepat bisa membantu dalam meningkatkan sistem imun, antiinflamasi dan antioksidan tubuh.

Hal tersebut bisa didapat makronutrisi dan mikronitrisi yang bisa didapat dari makanan. 

"Sering kali dalam keadaan isoman kondisi gizi pasien tidak terpantau," jelasnya.

Padahal itu akan membuat pasien berpotensi mengalami perburukan gejala. 

Dia juga menjelaskan beberapa kebutuhan gizi yang dibutuhkan pasien Covid-19 selama menjalani isolasi mandiri. 

Baca juga: Panduan dari Pakar Cara Memenuhi Gizi untuk Pasien Covid-19 yang Menjalani Isolasi Mandiri

1. Energi dan Protein

Pasien Covid-19 terjadi peningkatan kebutuhan energi dan protein meski pasien tidak merasakan adanya gejala. 

Karena ketika terinfeksi Covid-19 pasien mengalami gangguan metabolisme di dalam tubuh. 

Hal itu juga ditambah jika pasien merasakan gejala sesak yang mengakibatkan meningkatnya kerja otot pernapasan. 

Kebutuhan energi pasien yaitu sebesar 30-35 kalori/kg/hari. 

Sedangkan untuk kebutuhan protein pasien juga meningkat karena adanya perubahan metabolisme terhadap protein, terjadi pemecahan protein, dan penurunan sintesis otot. 

Sehingga dibutuhkan peningkatan asupan protein, tetapi ini masih dalam batas normal. 

Kebutuhan untuk pasien isolasi mandiri adalah 1,2 hingga 2 gram/kg berat badan/ hari. 

Dia juga menyarankan pasien mengkonsumsi sumber protein hewani seperti daging, susu, telur, dan ikan yang lebih mudah diserap tubuh. 

Kecuali untuk orang yang memiliki gangguan kesehatan untuk konsumsi bahan hewan.

Dia menerangkan bahwa kebutuhan karbohidrat pasien Covid-19 tida boleh melebihi 50 persen kebutuhan energi harian. 

"Misalnya dengan asumsi kebutuhan 2 ribu kalori per hari, maka porsi makan nasi maksimal adalah 1,5 tangkup tangan dalam sekali makan," ujarnya. 

 Sebaiknya juga hanya satu tangkup tangan saja, dan tangkup tangan setiap orang juga berbeda. 

Menurutnya ketika kelebihan karbondiokasida akan menyebabkan meningkatnya gula darah dan meningkatkan produksi karbondioksida, dan meningkatkan potensi menimbulkan gangguan pernapasan akut. 

"Jadi bisa sesak gitu, belum sesak bisa menjadi sesak, sudah sesak akan semakin sesak."

Baca juga: Infeksi Covid-19 Bikin Mual dan Muntah Pasien saat Isolasi Mandiri, Awas Bisa Jadi Masalah Serius

2. Vitamin C

Penggunaan vitamin C sudah sering didengar dan penggunaannya bagi pasien Covid-19 sebenarnya sudah tersosialisasi dengan baik. 

Adanya  infeksi saluran pernapasan pada pasien Covid-19 maka direkomendasikan untuk mengkonsumsi vitamin C sebanyak dua hingga tiga kali sehari.

Kurang lebih masing-masing 100 gram per hari. 

Makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah jambu biji, jeruk, pepaya, dan sayuran hijau lainnya. 

Vitamin C juga berfungsi sebagai zat antioksidan yang meningkatkan sistem imun dan mengurangi durasi dan keparahan gejala seperti flu. 

"Pemberian suplementasi vitamin C juga disebutkan bisa mengurangi risiko terjadinya pneunomia dan infeksi virus pernapasan," jelasnya.

Suplementasi vitamin C pada pasien Covid-19 dianjurkan sebanyak 500 mg per 12 jam atau 1.000 mg per hari. 

3. Zinc

"Pemberian zinc terbukti bisa mengganggu replikasi virus corona secara efisien," jelasnya. 

Dalam kata lain, zinc bisa mengurangi kemampuan virus dalam memperbanyak diri.

Dia merekomendasikan makanan yang mengandung zinc ialah seafood, telur, dan susu. 

Sedangkan untuk suplementasi mineral zinc yang duanjurkan adalah 20 mg per hari hingga 40 mg per hari.

 4. Vitamin D

Vitamin D ini berperan penting sebagai regulator imun.

Selain kaitannya terhadap imunitas, vitamin D juga bisa mengurasngi respon inflamasi terhadap infeksi Covid-19.

Vitamin D juga bisa berguna untuk pencegahan dan terapi berbagai macam infeksi respiratorik seperti tuberkulosis paru dan influenza. 

Vitamin D bisa didapat dari berjemur di bawah sinar matahari dan berbagai jenis makanan.

Sedangkan untuk suplementasi vitamin D dianjurkan mengkonsumsi 600 IU per hari hingga 800 IU per hari. 

Untuk suplementasi dosis tinggi vitamin D pada pasien Covid-19 dia menyebut hal itu masih dilakukan uji klinis terkait manfaatnya terhadap pasien Covid-19. 

Penggunaan vitamin D dosis tinggi hanya dianjurkan diberikan setelah melakukan tes kadar vitamin D di dalam darah dengan hasil yang rendah.

5. Kebutuhan Nutraceutical (Probiotik, Madu, dan Curcuma)

Pasien Covid-19 dengan gangguan pencernaan atau  nyeri perut, dainjurkan mengkonsumsi probiotik atau makanan yang mengandung probiotik. 

"Hal ini dikarenakan pada pasien Covid-19 terjadi kerusakan keseimbangan mikroekologi usus, terlihat dari penurunan jumlah bakteri baik yaitu lactobacillus dan bifidobacteriun," ujarnya. 

Pemberikan probiotik diharapkan dapat meningkatkan bakteri usus yang dominan menghambat pertumbuhan bakteri patogen, menurunkan produksi toksin, dan mengurangi infeksi.

Selain probiotik, pemberian madu juga dianjurkan sebesar 10 gram per 12 jam atau 10 gram per hari.

Madu terbuki berfungsi sebagai probiotik, membantu memperbaiki mukosa usus yang rusak, merangsang pertumbuhan jaringan baru, dan sebagai antiinflamasi. 

Curcuma juga dianjurkan dikonsumsi karena bisa meningkatkan nafsu makan dan sebagai antiinflamasi. (TribunWow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Isolasi Mandiri Lainnya