TRIBUNWOW.COM - Belakangan ini aksi protes PPKM dari Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) Jawa Barat, Gan Bonddilie, menjadi sorotan.
Pasalnya, Gan Bonddilie diduga mencoba melakukan aksi bunuh diri di depan Gedung Balai Kota Bandung, Rabu (6/8/2021).
Korban melakukan aksinya dengan melukai diri di bagian leher dan perutnya.
Baca juga: Ketua AKAR Jabar Melukai Diri di Balai Kota Bandung, Frustasi PPKM Buat Nyaris Semua Usahanya Tutup
Akibatnya, korban harus dirawat intensif di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Terkait hal tersebut, Ketua Paguyuban Ormas Jabar, Suryana, meyakini bahwa aksi Bonbon tersebut bukan percobaan bunuh diri.
Pihaknya menyebut, pemilik sejumlah kedai Pempek itu tak berniat untuk mengakhiri hidupnya sendiri melalui aksinya, Rabu siang itu.
"Itu memang bagian dari aksi, bentuknya melukai diri. Dia juga (melakukan) itu dengan penuh perhitungan," kata Suryana dikutip dari TribunJabar, Jumat (6/8/2021).
"Jadi pesan yang disampaikan dalam aksi itu, keprihatinan bahwa dengan PPKM itu banyak kafe dan restoran yang gulung tikar," sambungnya.
Baca juga: Fakta Dinar Candy Protes PPKM Pakai Bikini, Ternyata sang Adik Ikut Terlibat Pembuatan Video
Baca juga: Buntut Dinar Candy Protes PPKM Pakai Bikini, Kini Diperiksa Polisi, sang Adik Ikut Terlibat
Suryana meyakini hal tersebut karena merasa sangat mengenal sosok Bonbon.
Ia menegaskan bahwa aksi melukai diri sebagai bentuk protes tercekiknya masyarakat akibat PPKM itu dilakukan penuh perhitungan.
Hanya saja, Suryana mengakui pihaknya benar-benar tidak tahu bahwa aksi tersebut direncanakan Bonbon seorang diri.
"Enggak ada koordinasi dulu, cuma kita tahulah karakter dia seperti apa, kita juga memantau," ucap Suryana.
"Bukan bunuh diri, dulu beberapa hari ke belakang dia bilang mau menyampaikan kepada pemerintah. Jadi kalau dikaitkan, aksi kemarin itu bagian dari upaya penyampaian pendapat," katanya.
Baca juga: Sosok Dinar Candy yang Viral setelah Aksi Nekat Pakai Bikini untuk Tentang Perpanjangan PPKM
Hal senada dikatakan Ketua Umum AKAR, Arif Maulana, dalam jumpa pers secara virtual.
Arif menceritakan bahwa Bonbon hanya mencoba menyampaikan pesan protes ke pemerintah.
"Bonbon melakukan aksi ini bukan karena bunuh diri. Ia hanya mencoba mengomunikasikan ke pusat bahwa ini loh rakyat lagi terkapar," ujarnya.
Arif menyadari bahwa yang diperjuangkan Bonbon benar.
Namun, pihaknya sama sekali tidak membenarkan cara yang dilakukan korban.
"Kami semua sangat menghargai perjuangan Kang Bonbon. Namun kami tidak membenarkan sikap yang dilakukan secara pribadi seperti kejadian kemarin," katanya.
Saat mendengar kabar Bonbon melukai dirinya di depan balai kota, kata Arif, ia sempat menyangka bahwa rekannya sedang bersandiwara.
"Saya pikir sandiwara, ternyata lukanya cukup serius, ada sayatan di leher tiga dan di perut kanan," ujarnya.
"Dia hanya ingin tujuan yang diperjuangkan awal bisa tercapai," ucapnya.
Hingga saat ini, Bonbon masih dirawat di rumah sakit karena luka yang dideritanya.
Namun, kondisinya berangsur-angsur membaik.
Reaksi dan Keterangan Istri
Istri Gan Bonddilie, Eva Rahmawati mengaku kaget ketika tahu suaminya melakukan mengakhiri hidupnya sendiri aksi melukai diri.
Ia justru tidak tahu dan tidak menyangka suaminya akan bertindak senekat itu,
"Enggak, saya tidak tahu banget. Di luar dugaan," ujar Eva saat dihubungi, Kamis (5/8/2021).
Kendati demikian, Eva mengakusi Bonbon nekat melakukan aksi tersebut karena merasa beban yang ditanggungnya sebagai ketua harian AKAR terbilang berat.
Selain itu, sejumlah usaha yang dikelola oleh Bonbn kini harus terkena imbas dari PPKM.
Korban terpaksa harus merumahkan sejumlah karyawannya karena usaha kedai kuliner Pempek Bonddilie banyak yang tutup.
"Dari zaman PSBB tinggal dua (cabang) dari enam, terus dari dua tinggal satu," kata Eva.
"Itu lokasinya di penutupan jalan."
"Walaupun sekarang take away solusinya, ada Grab dan sebagainya, ya siapa yang mau ke situ, jalan ditutup, driver mana yang mau ngambil," katanya.
Selama ini, Eva menjelaskan pendapatan suaminya berkurang hingga 80 persen.
Akibatnya, pihaknya kesulitan membayar sejumlah cicilan yang harus tetap dibayarkan selama pembatasan.
"Walaupun dikatakan ada keringanan, kan tetap saja faktanya bayar, bukan kita gak mau bayar, kita pasti bayar. Kalau ada juga kita mah pasti bayar," ucapnya.
Kronologi
Sementara itu, saksi mata, Uneng (53) menyebut sempat melihat dua pria berbaju putih tengah cekcok.
"Saya coba dekati tahunya, ada pria berdarah lehernya dan pria satu lagi teriak teriak minta ada yang akhiri hidup," jelas Uneng.
"Sepertinya masih hidup, ketika ditolong satpam yang bajunya seperti polisi."
Satpam Balai Kot Bandung, Sandy, juga mengungkapkan hal senada.
Sebelum kejadian, ia mendengar orang berteriak minta tolong karena ada pria berlumuran darah.
Beruntung, saat itu mobil PMI Bandung tengah lewat dan langsung mengevakuasi korban ke rumah sakit.
"Tadi saya angkut saja. Saat dicek di tubuhnya masih ad denyut nadi, mudah-mudahan enggak apa-apa," ujar petugas PMI Kota Bandung, Andi Yoga Pratama.
"Saat dicek penanganan petugas masih ada denyut nadinya masih ada. Sekarang dbibawa ke RS Hasan Sadikin."
"Di tangan terlihat tidak ada senjata tajam. Untuk luka tadi kata polisi di leher sama di perut." (TribunWow.com/Rilo/Tami)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Gan Bonddilie Tak Berniat Akhiri Hidup, Kini Sudah Bisa Bercanda, Polisi Dalami Motif Bonbon, Detik-detik Gan Bonddilie Coba Akhiri Hidup di Depan Balai Kota Bandung, Sempat Telepon Sosok Ini, Pesan Gan Bonddilie kepada Istri dan Anak Sebelum Lakukan Aksi Percobaan Akhiri Hidup, dan Istri Gan Bonddilie Kaget, Suaminya Nekat Akhiri Hidup Sendiri, Beban Hidupnya Berat