TRIBUNWOW.COM - Wacana masa jabatan presiden tiga periode di 2024 terus bergulir.
Berdasarkan survei dari Indostrategic, pendukung dari partai besar seperti PDIP dan Golkar setuju dengan wacana masa jabatan presiden tiga periode.
Merespons hasil tersebut, Sekretaris Jenderal Komunitas Jokowi-Prabowo (Jok-Pro) 2024, Timothy Ivan Triyono tampak optimis.
Baca juga: Jokowi Ngaku Bangga saat Hubungi Greysia dan Apriyani yang Sabet Emas di Olimpiade: Saya Deg-degan
Pihaknya meyakini bahwa dukungan wacana presiden 3 periode dari partai-partai lain hanya tinggal menunggu waktu.
"Kita tahu di parlemen, PDIP merupakan partai besar dengan perolehan 128 (19,33 persen) kursi dan Golkar 85 (12,31 persen) kursi.
"Kalau digabungkan sudah 213 atau sekitar 37 persen. Jokpro 2024 berharap insya Allah partai lainnya cepat atau lambat akan ikut bergabung," kata Timothy dikutip dari Kompas.com, Rabu (4/8/2021).
Hasil survei Indostrategic menunjukkan, dukungan wacana masa jabatan presiden tiga periode dari PDIP sebanyak 48,7 persen.
Sementara dukungan dari Golkar mencapai 15,3 persen.
Timothy menyimpulkan bahwa masyarakat umum menilai kinerja pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) saat ini cukup memuaskan.
Terkusus, di tengah kerja keras dalam mengatasi pandemi Covid-19.
Baca juga: Greysia/Apriani Sabet Emas Pertama, Jokowi Ucap Terima Kasih: Ini Kado Ultah Kemerdekaan
Baca juga: Pandu Riono Marah, Sebut Pemerintah Hanya Tambal Sulam Tangani Covid-19: Sampai Jokowi Berakhir
Masih berdasar survei Indostrategic, lagi-lagi menunjukkan bahwa 60,4 persen masyarakat puas terhadap kinerja Jokowi.
"Artinya, pemerintah saat ini masih on the track melayani masyarakat. Meskipun pandemi cukup menggerogoti kepuasan masyarakat dan masih ada kekurangan," kata Timothy.
Tapi, karena Pak Jokowi terus bekerja dengan keras, maka masyarakat pun mengapresiasinya," imbuhnya.
Lebih lanjut, Timothy mengatakan ada dua indikator dukungan wacana presiden 3 periode.
Indikator pertama adalah dukungan langsung dari relawan yang mendeklarasikan diri menjadi bagian dari Jokpro 2024.
Sementara indikator kedua, dukungan dari masyarakat yang tercermin dari beberapa survei terakhir.
Timothy mengatakan bahwa dukungan terhadap gagasan Jokpro 2024 terus mengalir deras dari masyarakat.
"Indikator pertama, dukungan langsung dari relawan yang mendeklarasikan diri menjadi bagian dari perjuangan Jokpro 2024 di beberapa wilayah seperti Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Kubu Raya, Kota Pontianak, 4 kabupaten dan 1 kota di DIY, 4 Kabupaten dan 4 Kota di Banten," tutur dia.
Untuk indikator kedua, Timothy menyampaikan bahwa dari survei SMRC pada Mei 2021, disebutkan bahwa mayoritas responden, yakni sebanyak 52,9 persen masih menginginkan Jokowi tiga periode.
Memaknai survei manis tersebut, Timothy yakin bahwa itu adalah pertanda baik untuk Jokpro 2024.
Ia mengingatkan bahwa sinyal tersebut ditangkap oleh para elite politik untuk mempertimbangkan aspirasi masyarakat, terutama basis konstituen partai pendukung gagasan Jokpro 2024.
Masih berpegang pada hasil survei, dia mengimbau semua pihak untuk tidak menghalangi masyarakat dalam mendukung gagasan Jokpro 2024.
"Gagasan presiden tiga periode ini akan terus disosialisasikan secara masif di kalangan masyarakat."
"Artinya, jika wacana presiden tiga periode terus didorong, bukan tidak mungkin jumlah pendukungnya terus bertambah dan menjadi mayoritas," ucap Timothy.
Baca juga: Selain PCR Gratis, Hotman Paris Minta Jokowi Izinkan Perdagangan Vaksin: Beri Hak Impor pada Swasta
Fadli Zon: Pak Jokowi Sendiri Tidak Berminat
Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon sebelumnya pernah mengungkit pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menolak masa jabatan tiga periode.
Hal itu berkaitan dengan kontroversi gagasan Direktur Eksekutf Indo Barometer M Qodari yang menginginkan Jokowi kembali mencalonkan diri di Pilpres 2024 mendatang.
Fadli lantas menyinggung sosok Qodari yang dinilainya menyebabkan kontroversi presiden tiga periode tersebut.
"Yang disampaikan Pak Qodari ini sebuah anomali karena datang dari seorang tokoh survei," kata Fadli, dikutip dari siaran langsung kanal YouTube Tribunnews.com, Kamis (24/6/2021).
"Bukan datang dari partai politik, bukan datang dari akademisi dan bukan dari tokoh yang dianggap mewakili aspirasi masyarakat."
Baca juga: Sentil Jokowi, Hotman Paris Usulkan Tes PCR Gratis: Berapa Juta Penduduk yang Tidak Sanggup Membayar
Fadli juga membahas sosok Qodari yang dinilai sangat dekat dengan politik.
Bahkan, disebutnya Qodari kerap mendapat keuntungan dari posisi tersebut.
"Sebenarnya yang dianggap lebih netral itu kan akademisi dari perguruan tinggi yang memiliki jarak dari politik," tutur Fadli.
"Kalau Pak Qodari ini kan jarak dari politiknya deket banget, bahkan nempel."
"Udah nempel untung terus lagi Pak Qodari, jadi enak banget posisinya."
"Kemudian menggagas ini, suatu gagasan yang menurut saya pasti menimbulkan polemik," lanjutnya.
Menurut Fadli, gagasan presiden tiga periode sudah pernah mencuat sebelumnya.
Namun, kala itu Jokowi menolak gagasan tersebut.
"Karena bukan kali pertama kan, kalau enggak salah beberapa tahun lalu juga ada wacana ini," jelasnya.
"Bahkan Pak Jokowi sendiri yang mengatakan tidak berminat."
"Jangan-jangan Pak Qodari tahu mungkin apakah itu cuma bohong-bohongan aja atau serius."
Jika penolakan Jokowi itu serius, menurutnya, Qodari tak akan berani mengagasa wacana presiden tiga periode lagi.
"Karena kalau Pak Jokowi serius, Pak Qodari enggak akan berani melangkah," tutur Fadli.
"Tapi kalau enggak serius saya enggak tahu."
"Ucapan Pak Jokowi ini kan bukan kali pertama."
"Bahkan omongannya keras, menampar, merusak nama baik atau apa," tandasnya. (TribunWow.com/Rilo/Tami)
Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Survei Sebut Pendukung PDIP dan Golkar Setuju Presiden Tiga Periode, Jokpro 2024: Cepat atau Lambat, Partai Lain Akan Bergabung" dan "Survei Indostrategic: Responden Pendukung PDIP dan Golkar Setuju Wacana Presiden Tiga Periode