PPKM Darurat

Ganjar Pranowo Tak Tega PPKM Darurat Diperpanjang: Masyarakat Berat, Makanya Boleh Nggak Boleh Saja

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Terbaru, Ganjar Pranowo meminta PPKM Darurat dilakukan dengan cara lebih lunak bila memang diperpanjang, Senin (20/7/2021).

TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku tak tega kepada masyarakat bila PPKM Darurat harus diperpanjang.

Dilansir TribunWow.com, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa - Bali mestinya selesai pada hari ini, Selasa (20/7/2021).

Kendati demikian, pemerintah belum mengumumkan secara resmi keputusan diperpanjang atau tidaknya PPKM Darurat.

Baca juga: Cek Cara Mendapat Bansos PPKM Darurat, Ada BLT UMKM, BST Rp 300 Ribu, hingga Diskon Token Listrik

Ganjar Pranowo mengatakan, pemerintah kini harus mendengarkan rakyat.

Khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah yang paling merasakan dampak kebijakan pembatasan tersebut.

Baginya, perpanjangan PPKM Darurat hanya akan beban masyarakat semakin panjang.

"Kalau situasinya seperti ini kita harus mendengarkan masyarakat," kata Ganjar dikutip dari YouTube KompasTV, Selasa (20/7/2021).

"Masyarakat terlalu berat. Kalau PPKM Darurat diperpanjang dengan pola yang sama seperti ini, masyarakat berat," imbuhnya.

Baca juga: Sosok Pengusaha Kuliner di Kuningan yang Viral Coret-coret Fortuner Miliknya: Dampak PPKM Darurat

Baca juga: Pria Positif Covid-19 Nyamar Pakai Cadar demi Naik Pesawat saat PPKM, Identitas Dibongkar Pramugari

Bila pemerintah terpaksa memperpanjang PPKM Darurat, Ganjar menyarankan agar kebijakan tersebut dilaksanakan dengan cara yang lebih halus.

Oleh sebab itu, Ganjar tampaknya akan sedikit memberikan toleransi kepada masyarakat kecil untuk sedikit menjalankan roda kehidupannya.

"Maka harus ada cara-cara yang lebih soft, meskipun itu bentuknya darurat dan diperketat maka harus soft," kata Ganjar.

"Makanya boleh nggak boleh saja."

"Warung boleh makan (di tempat), tapi kita akan kasih peringatan kalau kamu ngeyel tak cabut," lanjutnya.

Ganjar Tak Tega Lihat Pedagang Kecil

PPKM Darurat diharapkan dapat dilakukan pendekatan yang lebih lunak bila diputuskan akan diperpanjang.

Sebab, Ganjar merasa tidak tega dengan kondisi yang dialami maryarakat, seperti halnya para pedagang kecil.

Sebagai contoh, pedagang pecel di trotoar yang terpaksa harus tutup karena terdampak kebijakan tersebut

"Aku ya ora tegel (saya tidak tega), bagaimana ada orang jualan pecel, yang duduk di situ teman-teman ojol, tukang becak," ucap Ganjar dikutip dari Kompas.com.

"Kan kasihan, mereka ndak bisa kalau beli makanan kemudian di makan di tempat lain. Kan mereka orang yang kerjanya keliling," imbuhnya.

Baca juga: Terjaring Patroli PPKM Darurat, Pengendara Motor Joget-joget dan Sebut Bung Karno hingga ASEAN

Baca juga: Lengkap Bacaan Niat, Simak Tata Cara Salat Idul Adha Berjamaah di Rumah di Tengah PPKM

Oleh karenanya, orang nomor satu di Jateng itu mengusulkan agar PPKM Darurat yang nanti akan diperpanjang bisa lebih manusiawi dan memikirkan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan.

Adapun usulannya, warung dan restoran tetap diperbolehkan melayani makan di tempat dengan catatan harus taat protokol kesehatan.

"Boleh saja warung melayani makan di tempat, asal taat prokes. Kalau melanggar dikasih peringatan, ngeyel ya ditutup. Tapi makannya bisa diatur, itu menurut saya lebih soft," jelas Ganjar.

"Kalau mereka jualan di trotoar misalnya, ya sudah makan di situ dikasih jarak dengan gambar silang-silang. Menurut saya itu kompromi yang bagus," tambahnya.

(TribunWow.com/Rilo)

Baca artikel lain terkait PPKM Darurat

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banyak Pedagang Kecil Terdampak PPKM Darurat, Ganjar: Saya Tidak Tega"