TRIBUNWOW.COM - Influencer sekaligus tenaga kesehatan dr. Tirta Mandira Hudhi mengajukan syarat jika pemerintah berencana memerpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Dilansir TribunWow.com, dr Tirta menyebut pemerintah harus bersedia memenuhi kebutuhan pokok masyarakat tak mampu jika ingin memerpanjang PPKM darurat sesuai isu yang beredar.
Menurut dia, bantuan sosial (bansos) senilai Rp 300 ribu per bulan pun tak cukup membantu masyarakat.
Baca juga: Bahas Usul RS Khusus Pejabat, dr Tirta: Wahai Pejabat, Semua Orang Butuh Ruangan
Baca juga: Dapat Pujian Rapi dari dr Tirta, Medsos Dinkes Banten Justru Banjir Kritikan, Lihat Penampakannya
Hal itu diungkapkannya dalam acara DUA SISI tvOne, Kamis (15/7/2021).
"Kalau mau PPKM ya warga yang penghasilannya harian diurusin," kata dr Tirta.
"Kalau enggak nanti sakitnya kalau mereka kena Covid enggak punya uang untuk ngurus."
Ia kemudian menyinggung minimnya bansos yang diberikan pemerintah selama PPKM Darurat.
dr Tirta mengatakan bansos senilai Rp 300 ribu bahkan tak cukup memenuhi kebutuhan warga.
"Bansos 300 ribu per bulan bisa buat beli apa?," katanya.
"300 ribu per bulan itu 10 ribu per hari, buat beli nasi telur kalau anaknya dua gimana?"
"Saya pada waktu itu kan bilang saya support kalau sesuai narasi."
"Tapi kalau enggak sesuai narasi setelah dua minggu harus dievaluasi," lanjutnya.
Baca juga: Anggap Pemerintah Hamburkan Uang, dr Tirta Sindir Aksi Sia-sia Semprot Disinfektan ke Jalan
Baca juga: Atas Jasa Hotman Paris, dr Tirta Akhirnya Bisa Laporkan dr Lois: Langsung Berinisiatif Mengadukan
dr Tirta menambahkan, banyak warga yang melanggar PPKM karena harus memenuhi kebutuhan keluarga.
Karena itu, kata dia, pemerintah perlu memenuhi kebutuhan warga jika ingin PPKM kali ini berhasil.
"Masyarakat itu mau kok patuh, tapi kenapa mereka denial?"
"'Gue udah dua minggu, tiga minggu enggak dikasih makan'."
"Ujung-ujungnya mereka terpaksa keluar untuk cari makan."
Ia melanjutkan, pemerintah hanya memiliki dua pilihan jika ingin memerpanjang PPKM.
Satu di antaranya adalah berani meminta maaf saat pakar epidemiolog mengkritik penanganan Covid-19.
"Kalau ini mau sukses pilihannya ada dua, warga yang enggak ada duit diurus sama Kemensos," kata dr Tirta.
"Tapi kalau enggak bisa ngurus ya jangan PPKM."
"Harus terima paling dikritik sama ahli epidemiologi dan harus minta maaf."
"Pilihannya cuma dua itu, jangan di tengah-tengah, kalau cari aman enggak bisa," tandasnya.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-3.27:
Tanggapan Luhut
Di sisi lain, sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara mengenai kemungkinan PPKM Darurat diperpanjang.
Pasalnya, sebelumnya muncul wacana bahwa pelaksanaan PPKM Darurat kemungkinan bisa diperpanjang empat hingga enam minggu ke depan.
Namun hingga Kamis (15/7/2021), Luhut mengaku belum mengetahui secara pasti apakah wacana tersebut akan benar-benar dieksekusi.
Baca juga: Rincian Daftar Negara-negara yang Beri Bantuan Penanganan Covid-19 ke Indonesia, Singapura hingga AS
Mengingat, lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Delta menurutnya sangat di luar prediksi pemerintah.
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Luhut saat konferensi pers virtual menjawab sejumlah pertanyaan dari awak media.
"Apakah diperpanjang? Saya kira begini, kasus meroket ini sudah kita duga juga akan terjadi, mungkin terjadi," kata Luhut dikutip dari KompasTv, Kamis (15/7/2021).
"Tapi tidak kita duga terus terang secepat ini," sambungnya.
Baca juga: Hasil Survei Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Jakarta, Mintoro: 53 Persen Tak Tahu Tertular dari Mana
Baca juga: Yakin Covid-19 di Indonesia Terkendali, Luhut: Bisa Datang ke Saya, Nanti Saya Tunjukkan
Menurutnya, banyak negara yang juga salah memprediksi sebaran Virus Corona Varian Delta ini.
Oleh karena itu, Luhut mengatakan bahwa pemerintah masih terus mempelajari data hingga dampak ekonomi nasional ke depan bila wacana perpanjangan PPKM dieksekusi menjadi kebijakan.
"Tapi dibalik-balik, karena pemahaman kita mengenai Delta varian ini banyak yang enggak tahu, yang tidak paham betul," ucap Luhut.
"Jadi bukan kita saja yang 'caught by surprises', banyak negara lain juga yang kena. Karena ilmu dunia kedokteran juga belum sampai ke sana," tukas Koordinator PPKM Darurat tersebut
Lonjakan kasus harian di Indonesia kian hari terus memecahkan rekor baru.
Berdasarkan data harian Covid-19, tercatat hingga Kamis (15/7/2021) pukul 12.00 WIB, ada 56.757 kasus baru.
Dengan demikian, jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 kini berjumlah 2.726.803 orang terhitung dari Maret 2020. (TribunWow.com)