Virus Corona

IDAI Beri Panduan Isolasi Mandiri bagi Anak yang Positif Covid-19, Bagaimana Peran Orangtua?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi anak berolahraga di rumah. IDAI Beri Panduan Isolasi Mandiri bagi Anak yang Positif Covid-19, Bagaimana Peran Orangtua?

TRIBUNWOW.COM - Covid-19 atau Virus Corona tidak pilih-pilih dalam menginfeksi seseorang, baik orang tua, dewasa maupun anak-anak.

Lantas bagaimana jika Covid-19 menyerang anak-anak, sehingga harus berpisah dengan keluarganya, khususnya orangtuanya.

Sama halnya dengan orang dewasa atau tua, anak-anak yang terinfeksi Covid-19 juga harus melakukan isolasi, baik mandiri ataupun di fasilitas kesehatan.

Meski begitu, untuk isolasi mandiri, tidak bisa begitu saja melepas seorang anak.

Baca juga: Tanggapan Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito soal Perlukah Vaksin Dosis Ketiga sebagai Booster

Baca juga: Gejala Covid-19 Varian Delta, Lebih Cepat Menular dan Bahaya, Diare hingga Gangguan Pendengaran

Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI membuat panduan isolasi mandiri bagi anak yang mengalami Covid-19.

Dalam panduan itu disebutkan bahwa isolasi mandiri untuk anak diperbolehkan apabila memenuhi beberapa syarat.

Di antaranya adalah anak tidak mengalami gejala atau asimptomatik.

Atau hanya mengalami gejala ringan seperti batuk, pilek, demam, diare, muntah, dan ruam-ruam.

Isolasi mandiri juga diperbolehkan bila anak masih terlihat aktif, bisa makan dan minum serta lingkungan rumah atau kamar memiliki ventilasi yang baik.

Segera bawa anak ke rumah sakit bila anak menujukkan gejala seperti banyak tidur, napas cepat, ada cekungan di dada, dan hidung kembang kempis.

Kemudian saturasi oksigen anak di bawah 95 persen, mata merah, ruam, leher bengkak, demam lebih dari tujuh hari, tidak bisa makan dan minum, mata cekung, jarang buang air kecil dan terjadi penuruan kesadaran.

IDAI mengatakan bahwa orang tua tetap dapat mengasuh anak yang positif Covid-19.

Baca juga: Hindari 5 Konsumsi Ini karena Dapat Melemahkan Imun, Terlebih saat Isolasi Mandiri karena Covid-19

Baca juga: Saturasi Oksigen Menurun saat Isolasi Mandiri karena Covid-19? Coba Lakukan 6 Langkah Alami Berikut

Namun, hanya disarankan bagi orang tua atau pengasuh yang berisiko rendah terhadap gejala Covid-19.

Jika ada anggota keluarga yang positif, maka dapat diisolasi bersama.

Bila orang tua dan anak berbeda status Covid-19, disarankan berikan jarak tidur dua meter atau di kasur terpisah.

Alat yang perlu disediakan orang tua di rumah selama anak mengalami Covid-19 adalah termometer atau pengukur suhu dan oxymeter yaitu pengukur saturasi oksigen dan frekuensi nadi.

Selain itu, obat-obatan seperti obat demam, zinc dan multivitamin sepeti vitamin C, dan vitamin D3 juga perlu disiapkan.

IDAI menyarankan pemberian vitamin C untuk anak usia 1-3 tahun maksimal 400 mg/hari.

Usia 4-8 tahun 600 mg/hari, usia 9-13 tahun maksimal 1200 mg/hari, dan usia 14-18 tahun maksimal 1800 mg/hari.

Sedangkan pemberian vitamin D3 untuk anak usia kurang dari 3 tahun 400 U/hari, anak 1000 U/hari, remaja 2000 U/hari dan remaja obesitas 5000 U/hari.

Protokol isolasi mandiri

Selama menjalani isolasi mandiri, IDAI menyarankan anak usia di atas dua tahun untuk menggunakan masker dengan tepat.

Berikan "istirahat masker" jika anak berada di ruangan sendiri atau ada jarak dua meter dari orang tua atau pengasuh.

Masker tidak perlu digunakan saat anak tidur.

Baca juga: Berapa Lama Isolasi Mandiri? Ini Kriteria Terbaru Pasien Sembuh dari Covid-19 dan Tak Menularkan

Orang tua atau pengasuh yang berada di dalam ruangan yang sama harus menggunakan masker atau pelindung mata bila memungkinkan.

Pastikan anak selalu berada di dalam rumah, menjaga jarak, mencuci tangan, menerapkan etika batuk.

Periksa suhu tubuh anak pada pagi dan malam hari, periksa juga saturasi oksigen dan frekuensi nadi.

Berikan ASI bila anak masih menyusui.

Pastikan juga anak mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi dan pantau laju napasnya secara berkala.

IDAI menyebut tanda bahaya laju napas pada setiap anak berbeda-beda.

Usia kurang dari dua bulan, laju napasnya disebut berbahaya jika lebih dari atau sama dengan 60 kali per menit.

Usia 2 hingga 11 bulan lebih dari atau sama dengan 50 kali per menit.

Kemudian pada usia satu hingga lima tahun jika lebih dari 40 kali per menit.

Dan usia lima tahun ke atas lebih dari 30 kali per menit.

Selesai isolasi

IDAI menjelaskan umumnya gejala Covid-29 pada anak akan hilang setelah 14 hari.

Anak dianjurkan melakukan pemeriksaan swab ulang 10-14 hari pertama gejala atau setelah swab pertama positif.

Bila tidak bisa melakukan pemeriksaan swab, maka disarankan isolasi 10 hari ditambah 3 hari setelah bebas gejala.

Pada penderita dengan gejala berat atau pasien kronik, umumnya masa menular lebih panjang, sehingga dokter yang akan menentukan kaoan selesai isolasi. (Kompas.com)

Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ini Panduan Isolasi Mandiri untuk Anak yang Positif Covid-19 dari IDAI