Dokter Lois Tak Percaya Covid

Pandangan dr Lois soal Covid-19 Disebut Menimbulkan Keonaran Masyarakat, Ketum IDI: Berat bagi Kami

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih merespons soal dr. Lois Owien yang tak percaya Covid-19, senin (12/7/2021).

TRIBUNWOW.COM - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merespons pandangan dr. Lois Owien soal Covid-19.

Dilansir TribunWow.com, dr. Lois menjadi sorotan lantaran pandangan kontroversialnya yang tak percaya akan adanya Virus Corona (Covid-19).

Ketua Umum IDI, Daeng M Faqih menyayangkan apa yang dilakukan oleh dr. Lois.

Lois Owien atau biasa dikenal dengan nama dr. Lois saat hadir di acara Hotman Paris Show, 8 Juli 2021. Pada saat itu, dr. Lois memberikan pernyataan kontroversial tak percaya keberadaan Covid-19. (Istimewa)

Baca juga: Viral Nyatakan Tak Percaya Covid-19, Ini Alasan Dokter Lois Kini Ditangkap Polisi

Pasalnya, semua dasar argumentasi mengenai pandangan tersebut dianggap menyalahi pandangan umum yang berlaku dan telah melalui proses akademis.

"Yang disampaikan dr. Lois ini sangat berbeda dengan mainstream keilmuan tentang Covid dan penanganan Covid yang sudah berlaku universal," kata Daeng di Metrotv, Senin (12/7/2021).

"Jadi bukan hanya di Indonesia, di semua negara penanganan Covid ini sudah melalui penelitian."

"dr. Lois ini mengatakan yang sebaliknya, yang berbeda dengan mainstream keilmuan yang sekarang diakui kesahihannya," tambahnya.

Daeng menyayangkan, pandangan dr. Lois yang tak sahih tersebut disampaikan kepada khalayak umum.

IDI menilai hal itu menyebabkan keonaran persepsi dalam masyakarat.

Baca juga: dr Lois Tak Percaya Covid-19 karena Asidosis Laktat Jadikan Hasil PCR Positif, Ahli Sebut Itu Hoaks

Baca juga: Berbelit-belit saat Ditanya Hotman soal Covid di India, Jawaban dr Lois Bikin Tertawa

"Dan ini disampaikan ke ruang publik, ini yang kami sangat prihatin," kata Daeng.

"Karena kalau disampaikan ke ruang publik itu akan menyebabkan keresahan di masyarakat, dan yang kami lihat terjadi keonaran pendapat masyarakat."

"Jadi masyarakat menjadi onar dengan pendapatnya masing-masing akibat mempersepsikan apa yang disampaikan dr. Lois," sambungnya.

Daeng mengatakan, IDI sebagai lembaga resmi yang menaungi dokter dan ikut berjuang dalam penanganan Covid-19 merasa keberatan.

"Ini sangat berat bagi masyarakat dan sangat berat bagi kita yang sekarang lagi gencar melakukan semua daya upaya menyelesaikan pandemi Covid-19 ini," ujar Daeng.

Baca juga: Heran Dengar Teori dr Lois soal Covid, Hotman Paris: Jadi karena Virus atau Kebanyakan Nasi Padang

Alasan dr. Lois Tak Percaya Covid

Dilansir TribunWow.com, dr. Lois tak percaya Covid-19 lantaran yakin adanya korban tak lain karena interaksi obat, bukan karena virus.

Selain itu, ia juga menggiring narasi bahwa pengetesan Covid-19 menggunakan metode rapid atau PCR tidaklah tepat.

“Dengan teknik di swab, swab kan mengusap sel mukosa (selaput lendir), nah itu tidak akan mungkin kalau ketemu virus,” kata dokter Louis dikutip dari YouTube Babeh Aldo, Senin (12/7/2021).

“Kemudian diawal pandemi kan saya mlihat alat Rapid Test, Rapid kan maksudnya melihat dari darah. Kalau darah, enggak mungkin bisa ketemu virus. berarti kan cuma masalah faktor imunitas,” tambahnya.

Ia menegaskan, rapid tes yang kini dinyatakan tidak akurat telah membuktikan bahwa yang dideteksi bukanlah virus.

“Waktu pertama kali itu bulan Maret pakai rapid test ini itu kan sempat beberapa bulan, kalau pakai alat ini dinyatakan tidak akurat berarti kan bukan virus. Logikanya berapa bulan pak itu pakai," ujar dr. Lois.

"Kan ini aneh, pandemi yang lucu-lucuan, orang sehat dikejar-kejar, diurusin dicari-cari pakai alat. Begitu alat bilang, positif atau reaktif, anda terpapar virus,” cetusnya.

“Tapi orang yang sakit di rumah sakit harus ditelantarkan, harus tunggu dulu apa kata alat pak. Dimana otaknya,” katanya sambil tersenyum.

Baca juga: Dokter Lois Ngotot Tak Percaya Covid-19, Sebut Pasien Meninggal karena Interaksi Obat, Ini Kata Ahli

Secara singkat, dr. Lois tak percaya Covid-19 lantaran sangat ditentukan oleh alat tes yang menurutnya tak tepat.

Lebih lanjut, ia mengklaim bahwa penderita asidosis laktat akan selalu positif Covid-19 saat dites menggunakan mesin PCR.

Dengan kata lain juga mengatakan hasil Rapid/PRC test akan reaktif jika darah mengalami asidosis.

“Alat ini pak, Rapid Test kemudian PCR itu bisa positif kan kalau asidosis laktat. Sementara obat yang diberikan kontra terhadap hasil alat yang positif," ujar dr. Lois.

"Jadi sudah alat salah deteksi, dianjurkan pun obat yang salah. Makanya jadi bergejala keracunan obat, nah ini baru yang dinamakan virus."

"Jadi sebenarnya begini, tingkat kematian di semua rumah sakit, sejak zaman dahulu kala sampai sekarang covid karena interaksi antar obat, bukan karena covidnya. Ini membuka kedok pengobatan berpuluh tahun. Bukan saja saat masalah saat pandemi ini ya,” tegasnya. (TribunWow.com/Rilo)

Baca artikel lain terkait