TRIBUNWOW.COM - Di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang terus meningkat, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis panduan bagi oranttua untuk membantu anaknya isolasi mandiri di rumah.
IDAI merilis paduan tersebut karena anak-anak juga memiliki risiko terpapar Covid-19, dan masih membutuhkan orang lain untuk membantunya menjalani masa isolasi mandiri.
Dalam rilis yang dikeluarkan Rabu (30/6/2021), IDAI juga menetapkan beberapa syarat anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 untuk dapat melakukan isolasi mandiri di rumah.
Anak yang positif Covid-19 tanpa gejala dipastikan bisa melakukan isolasi mandiri.
Baca juga: Angka Kematian akibat Covid-19 di Jawa Tengah Tertinggi, Ganjar Pranowo Minta Tambahan Vaksin
Jika anak memiliki gejala ringan (seperti batuk, pilek, demam, diare, muntah, ruam-ruam), anak dipastikan harus aktif, seperti bisa makan, minum, dan menerapkan etika batuk.
Lingkungan rumah atau kamar untuk isolasi mandiri juga harus memiliki ventilasi yang baik.
Dalam panduan itu juga diterangkan bahwa orangtua atau pengasuh yang ingin tetap mengasuh anak disarankan adalah orang yang memiliki risiko rendah terhadap Covid-19.
Artinya orang tua atau pengasuh harus dalam keadaan fit dan tidak boleh kelelahan.
Namun, jika ada anggota keluarga lain yang terkonfirmasi positif, mereka dapat melakukan isolasi bersama.
Orangtua yang masih harus menunggui anaknya yang positif Covid-19 dalam satu ruangan disarankan memberikan jarak setidaknya dua meter dari tempat tidur anak.
Paling penting dalam catatan tersebut adalah selalu memberikan dukungan bagi anak yang sedang menjalani isolasi mandiri.
Siapkan obat demam dan gunakan sesuai anjuran tenaga kesehatan/dokter jika anak mengalami demam.
Kemudian lengkapi suplemen makanan dengan Multivitamin sesuai anjuran dengan rincian sebagai berikut:
Vitamin C
1- 3 tahun: max 400 mg/ hari
4-8 tahun: 600 mg/ hari
9-13 tahun: max 1200 mg/ hari
14-18 tahun: max 1800 mg/ hari
Vitamin D
<3 tahun: 400 U/ hari
Anak: 1000 U/ hari
Remaja: 2000 U/ hari
Remaja obesitas: 5000 U/ hari
Zink
20 mg/ hari selama 14 hari.
Selain itu orangtua juga perlu menyediakan alat termometer untuk pengukur suhu tubuh, dan oxymeter untuk pengukur saturasi oksigen dan frekuensi nadi.
Baca juga: Kiper Persib Bandung Deden Natshir Ingin Bobotoh Kalahkan Covid-19 dengan Cara Ini
Baca juga: Simak Tips Isolasi Mandiri di Rumah dari dr Andi Khomeini agar Tak Tularkan Covid-19 ke Keluarga
Untuk protokol yang harus diterapkan tidak berbeda dengan protokol Covid-19 untuk orang dewasa yaitu dengan tetap di rumah, menjaga jarak, menggunakan masker, sering mencuci tangan, dan menerapkan etika batuk dengan menutup mulut.
Orang tua atau pengasuh juga harus dapat memantau gejala atau keluhan dengan melakukan pemeriksaan suhu tubuh dua kali sehari (pagi dan malam hari), periksa saturasi oksigen dan frekuensi nadi, dan memantau laju napas anak.
Berikan anak makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi anak, jika anak masih menyusui, ibu dipersilakan untuk memberinya asi.
Untuk penggunaan masker, anak usia 2 tahun ke atas atau yang sudah dapat menggunakan dan melepaskan masker, dianjurkan menggunakan masker.
Masker harus terpasang tepat, berikan 'istirahat masker' jika anak berada di ruangan sendiri atau ada jarak 2 meter dari pengasuh.
Masker tidak perlu digunakan saat anak tidur, pengasuh yang berada di dalam ruangan yang sama harus menggunakan masker atau pelindung mata bila memungkinkan.
Segera bawa anak ke rumah sakit apabila ditemukan gejala seperti:
1. Anak banyak tidur
2. Napas cepat
3. Ada cekungan di dada
4. Hidung kembang kempis
5. Saturasi Oksigen <95%
6. Mata merah, ruam, leher bengkak
7. Demam > 7 hari
8. Kejang
9. Tidak bisa makan dan minum
10. Mata cekung
11. BAK (buang air kecil) berkurang
12. Terjadi penurunan kesadaran
Berikut laman untuk mengunduh pedoman lengkap dan pantauan harian isolasi mandiri untuk anak, https://s.id/isomananak. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya