TRIBUNWOW.COM - Sosok Bupati Banjarnegara, Jawa Tengah, Budhi Sarwono sempat viral di media sosial gara-gara videonya yang menjamin akan bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan seperti pengajian maupun acara olahraga di tengah pandemi Covid-19.
Budhi berdalih, dirinya mengizinkan penyelenggaraan acara karena masih sesuai dengan instruksi Mendagri nomor 9 tahun 2021 tentang perpanjangan PPKM mikro.
Di dalam video yang viral tersebut, nampak Budhi tak mengenakan masker ketika memberikan sambutan.
Baca juga: Sosok Budhi Sarwono, Bupati Banjarnegara yang Izinkan Warga Gelar Hajatan saat Pandemi Virus Corona
Baca juga: Lonjakan Covid-19 Indonesia Menjerat Banyak Pasien Muda, Nakes: Sering Lihat Pasien Batuk Darah
Hal tersebut lalu dipermasalahkan oleh seorang tenaga kesehatan (nakes) di acara Mata Najwa, Rabu (23/6/2021) malam.
Budhi ditegur tak tertib menerapkan protokol kesehatan karena menurunkan masker hingga di bawah dagu ketika memberikan sambutan.
Mengenai hal itu, Budhi mengakui dirinya memang sengaja menurunkan masker ketika memberikan sambutan, namun setelah itu ia menaikkan kembali maskernya.
"Jadi saya pada waktu menyambut, masker saya memang saya turunkan," kata Budhi.
"Setelah selesai menyambut, saya naikkan kembali," sambungnya.
Mendengar jawaban dari Budhi, nakes yang hadir di Mata Najwa tetap menegur apa yang dilakukan oleh Budhi adalah hal yang salah.
Budhi lalu langsung menyampaikan permohonan maafnya dan menyatakan tidak akan mengulanginya lagi.
"Oke, saya minta maaf, di kesempatan yang akan datang tidak akan saya ulangi lagi," kata dia.
Pada video yang viral, Budhi menyatakan siap untuk bertanggung jawab atas kegiatan yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan syarat menerapkan protokol kesehatan.
Ia kemudian bercerita bagaimana saat ini segala penyakit ujung-ujungnya dinyatakan Covid-19.
Dalam video yang viral itu, Budhi juga meminta kepada warga agar melapor jika ada oknum yang menakut-nakuti soal Covid-19.
Berikut isi pidato lengkap Budhi dalam video yang viral.
"Pak Bupati bertanggung jawab sepenuhnya, untuk kegiatan pengajian, kegiatan olahraga, kesenian, monggo (silakan)," kata Budhi.
"Tapi ojo kelalen (jangan lupa) protokol kesehatan harus dijaga, harus."
"Menurut keyakinannya Pak Bupati, sing jenenge penyakit Covid iku, niku pilek nggih Covid, watuk ya Covid, kena gula darah ya Covid, bludrek ya Covid, kabeh dadi siji arahnya kopet (menurut keyakinannya Pak Bupati, yang namanya penyakit Covid itu, pilek ya Covid, batuk ya Covid, kena gula darah ya Covid, tekanan darah ya Covid, semua jadi satu arahnya Covid)," papar Budhi.
Baca juga: Buntut Viral Pasien Covid-19 Mengamuk di RSUD Pasar Minggu, Begini Kondisi si Satpam yang Menangani
Simak videonya mulai menit ke-4.40:
Kebijakan Bupati Banjarnegara soal Covid-19
Seperti diketahui, Bupati Banjarnegara, Jawa Tengah, Budhi Sarwono mengambil kebijakan untuk tetap memberikan izin kepada masyarakat yang hendak menggelar keramaian seperti hajatan, pengajian hingga pesta kesenian dan olahraga.
Menurut Budhi, kebijakan yang dia ambil ini sudah sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.
“Saya berpegang pada Inpres Nomor 6 Tahun 2020 dan aturan tentang PPKM Mikro (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, red),” kata Budhi, saat dikonfirmasi Sabtu (19/6/2021) dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Kasus Covid-19 Indonesia Melonjak, Pemerintah Didesak PSBB atau Lockdown
Budhi mengungkapkan, sebagai Ketua Gugus Tugas Covid-19 tingkat Kabupaten, selama desa tersebut tidak masuk dalam zona merah, maka tidak ada alasan untuk melarang warga menggelar keramaian.
“Gugus tugas pasti mengizinkan, pemerintah hadir bukan untuk membubarkan tapi untuk mengedukasi tentang protokol kesehatan. Tolong agak minggir ya, pakai masker ya, begitu,” ujar dia.
Budhi sendiri mengaku tidak tutup mata dengan fakta jika di Jawa Tengah sedang merebak Virus Corona varian baru.
Meski demikian, dia belum mengambil langkah agresif seperti work from home (WFH), jam malam atau penyekatan perbatasan.
“Ya kita harus waspada, sementara masih kami lihat perkembangannya, selama belum ada temuan (varian delta, red) ya masih berpegang pada aturan terkahir,” terang dia. (TribunWow.com/Anung)
Sebagian artikel ini diolah dari Tribunnews.com dengan judul Bupati Banjarnegara Izinkan Warganya Gelar Hajatan Saat Pandemi Covid-19, Berikut Profilnya