TRIBUNWOW.COM - Ada yang spesial dalam acara Mata Najwa pada Rabu (23/6/2021) malam.
Khusus pada hari itu, acara dipimpin oleh seorang tenaga kesehatan (nakes) yang mewawancarai sejumlah nakes lainnya di berbagai wilayah di Indonesia terkait kondisi terkini Covid-19 di tanah air.
Satu hari seusai acara tersebut tayang, tuan rumah Mata Najwa yakni Najwa Shihab, menyuarakan sebuah tagar bertuliskan #JanganNungguGiliran.
Baca juga: Viral Izinkan Acara Berpotensi Kerumunan, Bupati Banjarnegara Akui Takut Terjadi Hal Ini
Baca juga: Dicecar Najwa Percaya Covid atau Tidak, Bupati Banjarnegara Bantah Tuduh Dokter Covidkan Pasien
Tagar tersebut disampaikan oleh Najwa lewat akun Instagram miliknya @najwashihab, Kamis (24/6/2021).
Lewat tagar itu, Najwa meminta agar semua pihak segera mengambil sikap terkait pandemi Covid-19.
Ia mengingatkan bahwa kondisi saat ini semakin kritis.
Berikut caption lengkap yang ditulis oleh Najwa:
"@narasi.tv Sebesar apapun rasa bosan sama pengingat seperti ini, tapi enggak sebanding dengan desakan realita yang semakin kritis.
#JanganNungguGiliran, segera ambil sikap sebelum semuanya terlambat.
#Narasi #JadiPaham"
Banyak warganet turut menyuarakan keresahan mereka akan kasus Covid yang akhir-akhir ini bertambah banyak.
Namun tak sedikit juga masih ada netizen yang meragukan keberadaan dan bahaya Covid-19.
"Covid gampang kena, tapi susah buat percaya, togel susah kena, tapi banyak yg percaya," tulis @g.p.ras.
"Semoga segera membaik negara ku," kata @beliyanti91.
"Semua tergantung masing2 individu. Mau disiplin atau tidak. Seketat apapun kebijakan Pemerintah, kalau masyarakat abai ga mau Prokes, ga disiplin jaga diri, ya Percuma. Pada akhirnya Seleksi Alam akan terjadi...kita Lengah, kita yang kena," tulis @eunikepr21.
Tagar tersebut juga telah disuarakan oleh para netizen Instagram lainnya.
"Saya juga ingin kita sama2 mengiingatkan yang ada di sekitar kita,di tengah pandemi yg belum juga berkesudahan sampai saat ini.
Stay healhty semuanya," kata @caeciliansanggriani.
Baca juga: Melihat Isi Ruang ICU RS UI Penuh Pasien Covid, Nakes: Bahasa Kasarnya Kita Milih-milih Nyawa
Nakes: Bahasa Kasarnya Kita Milih-milih Nyawa
Diketahui, jumlah kasus Covid-19, beberapa hari ini terus meningkat di berbagai daerah di Indonesia.
Di Rumah Sakit Universitas Indonesia (UI) Depok, ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Intensive Care Unit (ICU) semuanya adalah pasien Covid-19.
Lewat acara Mata Najwa, Rabu (23/6/2021), dr. Irandi Putra Pratomo selaku tenaga kesehatan (nakes) di RS UI, memperlihatkan langsung bagaimana isi dari ruang ICU RS UI.
Nampak pada video yang direkam oleh dr. Irandi, ruang ICU RS UI penuh akan pasien Covid-19.
Doker Irandi menjelaskan, saking penuhnya ruang ICU, ada puluhan pasien dari ruang IGD yang seharusnya pindah ke ICU tapi jadi tertunda.
Diketahui, sampai saat ini angka kesembuhan pasien Covid-19 masih lebih tinggi dibanding angka kematiannya.
Namun, berdasarkan penjelasan dr. Irandi, butuh waktu lama bagi pasien di ruang ICU untuk sembuh dari Covid-19 sehingga menghambat pasien dari IGD yang seharusnya dipindahkan ke ICU.
Terlihat dalam ruangan ICU RS UI, nampak ada sebagian besar pasien menggunakan alat ventilator.
Dokter Irandi mengatakan, rata-rata butuh waktu dua minggu bagi pasien ICU untuk sembuh dan keluar dari ruang tersebut.
Bahkan terkadang ada kasus di mana pasien butuh waktu 3-4 minggu untuk bisa sembuh.
Dokter Irandi menyampaikan, hal ini menyebabkan ada pasien yang akhirnya meninggal di IGD sebelum sempat dipindahkan ke ICU.
Karena penuhnya kapasitas ruang ICU, dr. Irandi menyebut harus benar-benar memilah-milah siapa yang paling butuh masuk ruang ICU.
"Bahasa kasarnya kita jadi milih-milih nyawa," kata dr. Irandi.
Para nakes yang berada di ruang ICU nampak semuanya memakai pakaian lengkap alat pelindung diri (APD).
Kemudian terlihat juga ada pasien yang sedang menggunakan mesin cuci darah.
Dokter Irandi menambahkan, ada pasien yang butuh dilakukan prosedur teropong paru menggunakan alat Bronchoscopy.
Penampakan Ruang IGD RS UI
Sebelum merekam isi ruang ICU RS UI, dr. Irandi terlebih dahulu menunjukkan bagaimana isi ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS UI yang juga dipenuhi pasien Covid-19.
"Belum apa-apa kita sudah disambut tabung oksigen," kata dr. Irandi sebelum memasuki ruang IGD RS UI Depok.
Ia menjelaskan, karena ruang IGD RS UI Depok kelebihan pasien atau over okupansi, maka pihak RS harus menyediakan tabung oksigen dari pihak luar.
Kemudian setelah masuk ke dalam ruang IGD, nampak begitu banyak pasien di dalam.
Ruangan nampak begitu penuh dengan pasien yang tengah tertidur.
Beberapa pasien ada yang menggunakan tabung oksigen.
"Kita bisa melihat kondisi, bahwa ini bukan lagi iklim ideal dalam sebuah rumah sakit," kata dr. Irandi.
Baca juga: Dana Covid-19 Rp 107 Miliar Tak Bisa Dipertanggungjawabkan, Bupati Jember Bingung: Terus Terang Saja
Berdasarkan penjelasan dr. Irandi, ruang IGD tersebut seharusnya hanya menampung enam pasien, namun sekarang ini, ruang itu menampung hingga 25 pasien Covid-19.
Selanjutnya, dr. Irandi memperlihatkan pasien bergejala berat yang ditempatkan di ruangan berbeda.
Di dalam ruangan itu, para pasien bergejala berat banyak yang menggunakan ventilator untuk membantu pernapasan para pasien.
Nampak dalam video, seluruh pasien yang ada di ruangan tersebut terkapar tak berdaya dengan banyak alat-alat medis menempel di tubuh mereka.
Kemudian di sebuah lorong masih terdapat pasien saking penuhnya ruang IGD RS UI Depok.
Dokter Irandi melanjutkan, permasalahan juga terjadi dalam sektor obat-obatan.
Menurut penjelasannya, apabila pasien Covid-19 terus bertambah, maka RS UI Depok akan kehabisan obat untuk Covid-19.
"Untuk di RS UI sendiri sempat terjadi kekosongan walaupun akhirnya kita lakukan stocking emergency," kata dr. Irandi.
"Untuk saat ini mungkin masih bisa bertahan, tapi kalau pasien terus-terusan seperti ini tidak ada pilihan lain, mungkin kita akan kehabisan obat," jelasnya. (TribunWow.com/Anung)
Berita terkait Peristiwa Covid-19 lainnya