TRIBUNWOW.COM - Sebutan Covidiots banyak digunakan di berbagai negara di dunia.
Julukan tersebut kerap disematkan kepada orang-orang yang tidak percaya akan keberadaan dan bahaya dari pandemi Covid-19.
Sementara itu, lewat akun media sosial pribadinya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan tips untuk menghadapi para Covidiots.
Baca juga: Viral Bikin SIM dan SKCK Harus Bawa Bukti Sudah Divaksin Covid-19, Polisi Pastikan Hoaks
Tips tersebut diunggah oleh Ridwan Kamil di akun Instagram miliknya @ridwankamil, Rabu (23/6/2021).
Ridwan Kamil mengutip sebuah nasihat dari tokoh Islam yakni Imam Syafi'i.
Kesimpulan dari ssi pesan tersebut agar tidak meladeni orang-orang bodoh berdebat.
Berikut wejangan lengkap dari Imam Syafi'i yang dikutip oleh Ridwan Kamil.
"Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, sikap terbaik adalah diam.
Apabila kamu melayaninya kamu akan susah sendiri.
Apabila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hatimu."
Dalam kolom caption unggahannya, Ridwan kamil berpesan kepada publik agar fokus kerja dan berikhtiar.
"Tips menghadapi Covidiots Warriors.
Mari fokus bekerja dan berikhtiar menyelesaikan pandemi yang ada di sekitar kita.
Bangun semangat menggebu di hari Rabu."
Unggahan tersebut kemudian ramai dikomentari oleh warganet yang turut merasa resah dengan keberadaan Covidiots.
"Setuju pak @ridwankamil aku sendiri kesalll. Dulu pas banyak covid banyak org teriakk kapan ini di vaksin. Saat jadwal vaksin sudah ada, muncul alasan lagi aduhh takut ahh, takut ga aman, takut ini itu, ngerii banyak yg meninggal. Ribet banget emank. Tp pengen covid berkurang," tulis @canro.simarmata.
"Betul sekali pak,, saya skr lagi terjangkit covid, dan komen di salah satu akun bahwa covid itu ada dan rasanya memang bener2 ga enak,, eehh tapi gejala covid ini ga seberapa sakitnya dibanding baca balasan balasan komennya, dibilang lebay lah, dibilang bohong lah, dibilang cebongers lah,, mereka tuh bukannya bersyukur aja gitu ya, allah udah lindungi dari wabah ini, tapi malah juliiddd mulu," ujar @happybells_.
"Jangan biarkan semangat memudar karena omongan yg tidak bermutu," kata @dhu_yuand.
"Kyaknya sdh lelah y kang ngadepin org2 kyak gitu..semangat y..jgn pernah menyerah..semangat," tulis @sariratnawatijs.
Dikutip dari Kompas.com, sebutan Covidiots pernah digunakan oleh Politikus dari Partai Sosial Demokrat Jerman (SPD) Saskia Esken.
“Mereka tidak hanya membahayakan kesehatan kita, mereka juga membahayakan kesuksesan penanganan pandemi virus corona,” tulis Esken di akun Twitternya.
Sebutan tersebut kala itu ia tujukan kepada masyarakat yang unjuk rasa di Berlin, Jerman, pada Sabtu (1/8/2020).
Unjuk rasa itu dilakukan oleh orang-orang yang tidak percaya Covid-19 dan aktivis anti-vaksin.
Banyak dari mereka membawa spanduk yang menolak untuk menggunakan masker.
Di bagian negara lain, tepatnya di Jepang, sebutan Covidiots juga pernah digunakan.
Kala itu tagar twitter Covidiot ramai digunakan karena banyak warga yang membandel ketika diminta untuk diam di rumah.
"Orang Jepang kalau sudah bandel begitu harus disindir bukan dikeraskan. Makanya lari ke tagar Covidiot dan pasti malu maka akan menghentikan tingkah lakunya yang aneh-aneh dan bandel," kata sumber Tribunnews.com seorang pejabat pemerintah Jepang, Jumat (27/3/2020).
Baca juga: Fakta Viral Foto Jenazah Covid-19 Diangkut Pakai Truk, Pemprov DKI Jakarta Beri Penjelasan: Simulasi
Dokter Tirta Tak Peduli Dicap Sales Vaksin
Sementara itu, Influencer sekaligus tenaga kesehatan dr. Tirta Mandira Hudhi adalah satu dari sekian banyak masyarakat Indonesia angkatan pertama yang menerima suntikan Vaksin Sinovac di tengah pandemi Covid-19.
Kini sudah berlalu enam bulan, dr. Tirta mengaku sudah mulai merasakan efek dari suntikan Vaksin Sinovac tersebut.
Lewat unggahan akun Instagram miliknya @dr.tirta, Selasa (22/6/2021), dr. Tirta memamerkan efek dari Vaksin Sinovac di tubuhnya.
Baca juga: Fakta Viral Foto Jenazah Covid-19 Diangkut Pakai Truk, Pemprov DKI Jakarta Beri Penjelasan: Simulasi
Sebelum membahas efek positif vaksin, dr. Tirta menuliskan peringatan kepada warganet yang anti vaksin agar tidak usah membaca postingan miliknya.
Di dalam unggahannya itu, dr. Tirta menceritakan bagaimana tubuhnya sudah mulai membentuk sistem kekebalan terhadap Sars Cov-2.
Selain karena vaksin, dr. Tirta menuliskan hal itu juga dipengaruhi oleh pola hidupnya yang sehat.
Dirinya menegaskan, tidak peduli apabila dianggap menjadi sales vaksin gara-gara unggahannya itu.
Hal nyata yang dirasakan oleh dr. Tirta di antaranya adalah selama satu tahun lebih pandemi, dirinya selalu negatif Covid-19.
Berikut caption lengkap yang ditulis oleh dr. Tirta:
"PERINGATAN : JIKA ANDA GA SUKA VAKSIN, SKIP POSTINGAN INI, DARIPADA BIKIN PANAS , RELAKSIN AJA SKUY MATIKAN MEDIAMU. ENJOY IDUPMU. SIMPLE SOB
Tepat stelah 6 bulan saya menerima vaksin sinovac di puskesmas ngemplak sleman. Yup 6 bulan. Gue termasuk angkatan pertama yg vaksin
Saya iseng cek antibody serology di @bumame_farmasi . Stelah 6 bulan menerima sinovac. (Sistem Kekebalan mulai muncul stelah 2-3 bulan abis vaksin)
Hasil antibody sars cov saya alhamdulillah walau stelah 6 bulan, tetap reaktif, menandakan sistem kekebalan buat sars cov 2 sudah mulai terbentuk dan cenderung stabil di atas rata2. Kata @dokterdecsa malah cenderung tinggi ini hahaha. Ditambah MAKAN tratur, olahraga, dan sebisa mngkin jaga kesehatan dan disiplin jaga diri ! Dan JUGA KUDU POSITIVE MIND !
Mau gue disebut Antek sales vaksin taek lah. Ga peduli gua. Yg penting antibodi gue dah terbentuk.
Anyway. Selama hampir 17 bulan pandemi, gua swab 32x negatif trus . Alhamdulillah. Fokus melayani meneh. Pasien banyak . Baik pasien orang dan pasien @shoesandcare."
Baca juga: Sosok Pemuda yang Buat Video Tantang Siap Pegang Mayat Covid-19 Kini Dibebaskan, Motif demi Adsense
(TribunWow.com/Anung)
Sebagian artikel ini diolah dari Tribunnews.com dengan judul Tagar Covidiot Sindir Warga Tokyo Jepang yang Masih ke Luar Rumah dan Berkerumun di Tempat Umum dan Kompas.com dengan judul "Ribuan Warga Jerman Berdemo Tolak Pakai Masker, Politikus Sebut "Covidiot""