Terkini Daerah

Buntut Penembakan Marsal Wartawan di Pematang Siantar, Wakil Ketua DPR Singgung Kebebasan Pers

Penulis: Yonatan Krisna Halman Tri Santosa
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Kebebasan Pers.

TRIBUNWOW.COM - Kasus penembakan wartawan media online di Pematang Siantar, Marsal Harahap mendapat perhatian dari Wakil DPR, Abdul Muhaimin Iskandar.

DIkutip TribunWow.com dari kompas.com pada Senin (21/6/2021), Pria yang kerap disapa cak Imin tersebut mendesak Polda Sumatera Utara untuk segera mengusut tuntas kasus yang menewaskan Marsal.

"Saya minta agar kasus ini diusut tuntas," kata Cak Imin dalam keterangannya, Minggu (20/6/2021).

"Ini adalah preseden buruk bagi dunia pers yang kerjanya dilindungi dengan undang-undang."

Cak imin juga mengatakan bahwa dirinya mengetahui risiko dari pekerjaan seorang jurnalis.

Dari keterangannya, Cak imin mengatakan bahwa jurnalis adalah pekerjaan yang mulia dan harusnya dihormati dan mendapat perlindungan.

Apalagi Indonesia adalah negara demokratis yang menjunjung tinggi kebebasan Pers.

Cak Imin menambahkan bahwa kebebasan pers adalah satu elemen penting dalam negara demokrasi.

Namun, ada sejumlah faktor yang membuat kebebasan pers itu terancam, satu di antaranya adanya kasus kekerasan terhadap jurnalis.

Baca juga: Kaum Tuna Rungu dan Pemulung Gelar Aksi Solidaritas untuk Marsal, Wartawan yang Tewas Ditembak OTK

Ia mengingatkan bahwa Cak Imin mengingatkan perlu adanya komitmen nyata untuk memberikan perlindungan bagi jurnalis di Indonesia dari seluruh lapisan masyarakat.

"Komitmen bukan hanya dari sesama jurnalis dan pemerintahan, tapi komitmen dari seluruh lapisan masyarakat," ujar dia.

Berkaca dari kasus yang dialami marsal, Cak Imin berpesan agar para jurnalis lebih berhati-hati dalam melaksanakan tugasnya dan selalu memegag kode etik jurnalistk.

Ia juga berpesan, para jurnalis untuk tidak menyebarkan fitnah dan hoax.

Untuk menghindari hoax atau fitnah, Cak Imin selalu meminta kepada para wartawan agar selalu mengecek kebenaran dalam suatu berita.

"Karena pemberitaan teman-teman media menyangkut pihak lain, selalu lakukan cross check atas setiap informasi yang didapat sebelum berita ditayangkan, konfirmasi kepada nara sumber terkait," ujar Cak Imin.

"Penuhilah unsur cover both side, keberimbangan sehingga tidak ada yang merasa dirugikan atas pemberitaan teman-teman media,” tuturnya.

Solidaritas dari Kaum Tuna Rungu dan Pemulung

Kasus yang menimpa Marsal juga mendapat perhatian dari kaum tuna rungu dan pemulung.

Mereka melakukan aksi solidaritas dengan berunjuk rasa di Bundaran SIB pada Minggu (20/6/2021).

"Stop kekeasan pada wartawan, stop kekerasan pada jurnalis, kami ada bersama dengan jurnalis," ungkap salah satu pengunjuk rasa dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube Tribun Medan TV pada Minggu (20/6/2021).

Ayub Purba mewakili Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia dan Fitra Rahman Ketua Gerkatin Medan mengecam tindakan tersebut.

Ayub mengatakan bahwa selama ini wartawanlah yang telah membantu komunitasnya ketika ada kegiatan sosial dan yang memperdulikan mereka.

"Kami bersama wartawan," sebut Ayub dikutip TribunWow.com dari Tribun Medan pada Minggu (20/6/2021).

"Selama ini melakukan kegiatan sosial diketahui orang karena teman teman wartawan."

"Di saat pemerintah tak peduli, wartawan lah yang peduli dengan kami."

Ketua Peduli Pemulung Sejahtera, Uba Pasaribu, juga merespons terkait peristiwa penembakan wartawan media online tersebut.

Uba mengaku prihatin atas kejadian itu.

Baca juga: Rekam Jejak Wartawan di Siantar yang Tewas Ditembak, Dulu Pernah Dikeroyok Gara-gara Beritanya

Menurut keterangan Uba, para jurnalis sudah banyak membantu komunitasnya terkait aktivitas sosial yang dilakukan dan menyampaikan persoalan-persoalan yang mereka alami kepada pemerintah.

Lagi, aksi ini disebutnya sebagai cinta komunitasnya kepada kaum jurnalis.

“Aksi solidaritas ini wujud cinta kami kepada jurnalis," tegas Uba Pasaribu saat memberikan keterangan pascademonstrasi.

"Kami menganggap, jurnalis mitra kami yang sudah memperjuangkan hak-hak kami, sebagai fakir miskin dan pemulung."

"Kami melakukan ini sebagai dukungan moral untuk jurnalis atau wartawan di mana pun berada."

"Jadi sekali lagi, kalian tidak sendiri, kami ada bersama teman-teman jurnalis.” 

Di tempat yang sama, Pembina Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera, Sutrisno Pangaribuan mengatakan, aksi solidaritas ini digelar atas beberapa tindakan kekerasan yang dialami teman-teman jurnalis.

Kata dia, dalam dua bulan terakhir ada kira-kira empat kejadian yang menimpa para pekerja pers.

Dirinya mengaku, bahwa pihaknya selama ini mendapat dukungan dari teman-teman wartawan.

Di saat yang sama, Sutrisno mengatakan bahwa mereka akan bersama dengan teman-teman jurnalis.

“Kami meyakini, itu semua berkaitan dengan tugas jurnalistik, dan sikap yang kami perbuat ini sebagai solidaritas kita,"

"Karena, selama ini kami juga merasa terus mendapat support dari para jurnalis. Itulah yang mendorong kita melakukan ini."

"Jadi, jangan takut, kami ada bersama teman-teman.”

Pasca melakukan aksi ini, pihaknya akan segera mendatangi Markas Kepolisian Daerah SUmatera Utara untuk segera mengusut tuntas kasus penembakan Marsal, termasuk menemukan si pelaku.

“Harus segera dipastikan siapa dan apa motif pelakunya," ujar Sutrisno.

"Agar ada kepastian, apalagi tindakan-tindakan teror seperti ini, temasuk empat kejadian belakangan ini, tidak ada kejelasan.”

Ditemukan Tewas Di Mobilnya.

Marsal ditemukan tewas pada Jumat (18/6/2021) tengah malam jelang Sabtu (19/6/2021) dini hari.

Marsal ditemukan tewas di dalam mobil tak jauh dari rumahnya, di Pasar 3 Huta Tuju, Nagori Karang Anyer, Kecamatan Gunung Maligas

Salah sahabat Marsal, Rencana Siregar memberikan keterangan terkait peristiwa tersebut.

"Jadi dia ditemukan tewas di dalam mobilnya," ujar Rencana, Sabtu (19/6/2021).

"Kemudian mobilnya mengeluarkan suara alarm, Dari situlah warga berdatangan."

"Kabarnya ada terdengar satu kali tembakan juga."

Baca juga: Ditemukan Tewas Tertembak di Mobil, Wartawan Ini Diduga Kenali Pelaku yang Membunuhnya

Menurut Marsal, motif penyebab kematian Marsal adalah soal pemberitaan.

Hal tersebut dapat dilihat dari sosial media (sosmed) terkait berita yang dibagikan Marsal.

"Kalau ditelusuri lebih lanjut, indikasinya ke arah mengenai pemberitaan. Itu dapat dilihat dari media sosialnya terkait berita yang terakhir kali disharenya," kata Rencana.

Dikutip TribunWow.com dari Tribun Medan pada Sabtu (19/6/2021), disebut-sebut Marsal terakhir membuat berita terkait lokasi hiburan malam yang beroperasi di masa pandemi Covid-19.

Diketahui sebelum meninggal, korban sempat bertemu dengan orang pengusaha dan teman lamanya.

"Sebelumnya dia sempat berjumpa dengan kawannya di Lapo Tuak," tambahnya.

"Sebelumnya juga sempat berjumpa dengan pengusaha."

(TribunWow.com/Krisna) 

Berita terkait Peristiwa Penembakan Lainnya.

Artikel ini telah diolah dari Tribun Medan dengan judul Merasa Ikut Terluka, Pemulung dan Kaum Tuna Rungu Aksi Solidaritas Atas Penembakan Marsal Harahap dan Suara Alarm Mobil Ungkap Pembunuhan Wartawan, Sempat Jumpa Pengusaha Sebelum Ditembak Mati