TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari mengungkapkan alasan dibalik sikapnya mendukung Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi calon wakil presiden 2024.
Ia memasangkan Prabowo dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang diharapkannya bisa menjabat tiga periode.
Menurut M Qodari, penyatuan dua tokoh besar tersebut bisa memberikan banyak keuntungan, termasuk mengurangi penyebaran hoaks.
Baca juga: Soal Presiden 3 Periode, Rocky Gerung Persilakan Jokowi Tampar Muka Sendiri atau M Qodari: Masa Diam
Baca juga: FAKTA Viral Tagar TangkapQodari, Bantah Jadi Penggagas Jokowi-Prabowo 2024: Saya Tidak Salah
Melalui siaran live iNews Sore, Minggu (20/6/2021), M Qodari membeberkan landasan dibalik gagasannya tersebut.
Menurut M Qodari, pemilih presiden (Pilpres) 2024 menyimpan masalah polarisasi seperti sebelumnya.
Namun, ia khawatir perpecahan kali ini akan bertambah berat.
"Khusus untuk tahun 2024 yang akan datang kalau saya melihatnya ada ancaman besar masalah polarisasi," kata Qodari.
"Dan polarisasi itu sebetulnya kan sudah terjadi dan terbentuk pada 2014, 2017, 2019, dan saya melihat polanya itu semakin keras."
M Qodari membeberkan bahwa terdapat perbedaan signifikan yang tercatat pada pilpres lalu.
Melalui data yang didapatkannya, terdapat perbedaan jelas antaran Indonesia Timur dan Barat.
Oleh sebab itu, M Qodari mengusulkan Jokowi dan Prabowo dipasangkan sebagai solusi permasalah tersebut.
"Misalnya di Bali tahun 2019, pilihan pada Jokowi itu sudah 91 %, kemudian di 88%, kemudian di Sumatera Barat dan di Aceh itu 86 dan 85 persen," ungkap M Qodari.
"Jadi sebetulnya Indonesia ini kalau melihat hasil pilpres, itu sudah terbelah antara Indonesia Timur dan Barat."
"Untuk mencegah itu kemudian disatukan saja dua tokoh ini, Jokowi dan Prabowo."
Selain itu, M Qodari juga menyoroti adanya penurunan hoaks setelah Jokowi dan Prabowo sama-sama menjabat dalam kabinet Indonesia Maju.
Hal ini menguatkan argumennya untuk mendukung Jokowi dan Prabowo menjadi satu dalam memimpin bangsa Indonesia.
"Ada hal yang menarik bahwa pada saat Pak Jokowi mengajak Pak Prabowo bergabung dalam kabinet, itu ada data dari Kominfo, hoax-nya turun sampai 80 %," tutur M. Qodari.
"Itu baru menteri loh, kalau wakil presiden mudah-mudahan hoaxnya nol itu nanti."
Baca juga: Pilih Jokowi 3 Periode, M Qodari Khawatir jika Prabowo Vs Anies di 2024: Prabowo Jadi Jokowi Jilid 2
Baca juga: Relawan JoMan Tak Setuju M Qodari Dukung Presiden 3 Periode: Menyesatkan Presiden Jokowi
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- -09.20:
Trending Tagar 'TangkapQodari'
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari kini tengah menjadi sorotan seusai keterlibatannya dalam gerakan mendukung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dipasangkan dengan Prabowo Subianto maju di kontestasi Pemilihan presiden 2024.
Gerakan dukungan tersebut diketahui memiliki nama Komunitas Jok-Pro 2024 yang telah melakukan acara syukuran Kantor Sekretariat Nasional, di Jakarta, Sabtu (19/6/2021).
Hal ini menjadi kontroversi karena masa jabatan presiden selama tiga periode adalah hal yang melanggar konstitusional, dan sang presiden sendiri yakni Jokowi telah menegaskan tidak akan menjabat selama tiga periode.
Di tengah kontroversi ini, tagar #TangkapQodari mendadak menjadi trending topic nomor dua di media sosial Twitter.
Banyak warganet menilai Qodari membuat gaduh dan resah suasana.
Mereka meminta agar Qodari diproses hukum karena telah menyuarakan dukungan Jokowi menjabat presiden tiga periode.
Lantas seperti apakah peran Qodari dalam komunitas Jok-Pro 2024?
Dikutip dari Kompas.com, menurut Sekretaris Jenderal Komunitas Jok-Pro Timothy Ivan Triyono, Qodari merupakan penggagas berdirinya komunitas tersebut.
Di dalam komunitas itu, Qodari memegang posisi sebagai penasihat.
"Kalau ditanya siapa penggagasnya? Ya saya, Pak Baron, lalu ada Mas Qodari sebagai penasihat di Jok-Pro 2024," tutur Ivan kepada Kompas.com, Jumat (18/6/2021).
Menurut keterangan Ivan, komunitas Jok-Pro bermula dari komunikasi antara dirinya, Baron Danardono Wibowo, dan Qodari yang sama-sama menginginkan Jokowi kembali menjadi Presiden RI pada 2024.
Sementara itu, Qodari sendiri membantah bahwa dirinya adalah penggagas.
"Saya ditanya, mas, apakah penggagas (komunitas Jok-Pro 2024)? Saya bilang bukan penggagas, sebetulnya yang punya gagasan ini adalah rakyat Indonesia," kata Qodari dalam acara syukuran Kantor Sekretariat Nasional Komunitas Jok-Pro 2024 di Jakarta, Sabtu (19/6/2021).
Menurut Qodari, keinginan Jokowi menjabat sebagai presiden tiga periode telah diinginkan oleh banyak masyarakat Indonesia.
"Dan itu juga sudah saya sampaikan dalam kesempatan berbicara di media. Dan ternyata saya tidak salah, buktinya, saya tidak kenal dengan Pak Baron, Pak Ari, Bu Ida, Pak Edi, dan tidak kenal dengan teman-teman yang menamakan diri Cabe Rawit," jelas Qodari.
Berikut ini komentar para netizen yang menyuarakan tagar #TangkapQodari.
"Demokrasi Indonesia di ambang bencana #TangkapQodari," tulis @setia_fts.
"Gerakan melanggar konstitusi tak mungkin gagasan rakyat.
#TangkapQodari," tulis @NurWahy96779276.
"#TangkapQodari kang survey pen jadi komisaris #TangkapQodari," ujar @anantaprayugo.
"Tangkap M. Qodary !!!
#TangkapQodari
1. Telah Makar Terhadap UUD 45 Pasal 7 Tentang Masa Jabatan Presiden & Wapres
2. Membuat Persepsi dan Penghianatan Terhadap Amanat Reformasi Indonesia
3. Membuat Kegaduhan dimasa Pademi dan Krisis yg sdg berlangsung!
#TangkapQodari," papar @f_fathur.
"Presiden sendiri yg menyatakan konstitusi hanya membolehkan Presiden boleh terpilih 2 periode;
Jika Qodari mendorong
@jokowi
dicalonkan jadi Presiden 3 periode maka itu melanggar konstitusi & hanya membuat gaduh apalagi rakyat lg menghadapi pandemi Covid9
#TangkapQodari," tulis @BadutPolitikus. (TribunWow.com/ Via/ Anung)
Berita lain terkait presiden 3 periode