TRIBUNWOW.COM - Heru Suciyatno alias Ustaz Heru (58) sempat berupaya menempuh jalur damai bersama keluarga korban setelah dirinya dilaporkan warga melakukan tindakan pencabulan terhadap lima bocah perempuan di kediamannya di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Sehari-hari Heru diketahui bekerja sebagai guru ngaji dan seluruh korban pencabulan Heru diketahui merupakan muridnya.
Setelah gagal menempuh jalur kekeluargaan, Heru pamit kepada Ketua RT setempat ingin pergi ke rumah mertuanya di Pandeglang, Banten.
Baca juga: Dilaporkan Warga Cabuli 5 Bocah Perempuan, Guru Ngaji Ajak Keluarga Korban Berdamai
Dikutip TribunWow.com dari TribunJakarta.com, pada saat kabur dari tempat kejadian perkara (TKP) di Penjaringan, Heru juga menjadi sulit dihubungi dan mengaku berada di daerah pegunungan di Pandeglang.
Kenyataannya Heru ternyata tidak berada di Pandeglang.
Heru kini telah diamankan pada Senin (7/6/2021) malam oleh tim gabungan Polres Metro Jakarta Utara.
"Dilakukan penangkapan oleh Kanit Resmob beserta opsnal Resmob, Panit PPA dan Kanit buser Penjaringan," kata Wakapolres Metro Jakarta Utara AKBP Nasriadi, Selasa (8/6/2021).
AKBP Nasriadi mengatakan, Heru ternyata kabur ke kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.
"Selanjutnya terlapor dibawa ke Mapolres Metro Jakarta Utara dan ditangani Unit PPA untuk disidik," jelasnya.
Pada saat kabur dari TKP, Tarso selaku Ketua RT setempat mengaku telah mencoba menghubungi Heru namun tak pernah bisa.
"Ini yang bersangkutan sedang meninggalkan lokasi. Sedang ke Pandeglang, rumah mertuanya," kata Tarso, Selasa (8/6/2021).
"Tapi enggak pernah diangkat. Alasannya di Pandeglang daerah pegunungan lah, susah sinyal lah," sambungnya.
Tarso dan pengurus RT setempat juga sempat mengajak TribunJakarta.com untuk bersama-sama mendatangi kediaman Heru di Pandeglang.
Kini tempat Heru mengajar ngaji masih terus beroperasi.
Pada Senin (7/6/2021) malam, nampak aktivitas mengaji masih berjalan dipimpin oleh pengurus yayasan yang lain.
Gagal Ajak Korban Damai
Diketahui, setelah aksinya terbongkar dan dilaporkan warga, pria yang akrab disapa Ustaz Heru itu mengajak keluarga korban agar tidak membawa masalah ini ke jalur hukum.
"Jadi ini berdasarkan aduan warga ke saya. Muridnya itu ada lima orang, perempuan semua, kurang lebih berusia delapan tahun," kata Ketua RT setempat, Tarso, saat ditemui pada Senin (7/6/2021) malam.
Heru diketahui memfungsikan tempat tinggalnya sebagai sarana belajar mengaji yang mana para korban biasa belajar di sana.
Baca juga: Cabuli 5 Bocah Perempuan, Guru Ngaji Sering Beri Korban Uang dan Baju: Jangan Bilang ke Orang Laki
Di tempat tersebut, pelaku melakukan tindakan asusila terhadap kelima korbannya.
Tarso menyampaikan, orangtua korban telah mengambil sikap akan membawa kasus ini ke ranah hukum.
Pelaku sendiri telah meminta kepada keluarga korban agar kasus diselesaikan secara kekeluargaan.
"Orangtua korban kekeuh ke ranah hukum. Karena sudah ada visum dan melapor, akhirnya akan melanjutkan ke ranah hukum," kata Tarso.
Jangan Bilang ke Orang Laki
Kasus ini baru terbongkar pada Kamis (3/6/2021) malam, ketika seorang korbannya mengeluhkan rasa sakit di kemaluannya.
A (8) adalah satu dari lima bocah gadis yang menjadi korban aksi bejat Heru.
MA selaku orangtua A bercerita, bahwa anaknya kerap diberikan uang dan baju oleh pelaku yang akrab disapa dengan nama Ustaz Heru.
Baca juga: Kronologi Pria Gondrong Serang Mapolresta Yogyakarta sambil Bawa Parang, Ngaku Dapat Bisikan
"Anak saya sering dikasih baju, sering dikasih duit," kata MA saat ditemui di kediamannya, Senin (7/6/2021).
MA mulanya tak menaruh curiga pada kebaikan Heru yang kerap memberi murid-muridnya uang dan baju.
Namun setelah putrinya A mengeluhkan rasa sakit di kemaluan dan mengetahui tabiat asli Heru, MA baru menyadari bahwa barang dan uang yang diberikan oleh pelaku bertujuan agar para korban diam.
"Kebaikan itu kan ada maunya. Anak saya dikasih tahu jangan bilang ke siapa-siapa, jangan bilang ke orang laki," kata MA mengutip pesan Heru kepada A.
Menurut penjelasan MA, Heru diketahui sering memberikan baju dan uang terhadap lima muridnya yang semuanya adalah perempuan di bawah umur.
"Ada lima orang yang difasilitaskan. Diduga korban dia ada lima orang itu, termasuk anak saya," ucap MA.
MA bercerita, pada Kamis (3/6/2021) malam, putrinya yakni A mengeluhkan rasa sakit di alat vital ketika buang air kecil.
"Itu terungkapnya setelah anak saya ngomong ke saya pas malam Jumat," kata MA.
"Anak saya katanya mau buang air kecil ngerasa perih (di kemaluannya)," sambungnya.
MA bercerita, awalnya ia menyembunyikan info bahwa A telah menjadi korban pencabulan Heru.
Dirinya baru berani bicara setelah ada sejumlah warga lain yang mengalami hal serupa.
"Saya diam dulu awalnya, sebelum warga ramai, takutnya pencemaran nama baik," kata MA.
"Berhubung ada yang sudah duluan ngomong, akhirnya saya ngomong. Ada lima orang yang diduga jadi korban," sambungnya.
Para keluarga korban kini telah melaporkan Heru ke Polres Metro Jakarta Utara.
MA sendiri ingin agar Heru diberikan hukuman yang setimpal.
Awalnya A yang baru saja pulang mengaji dari pengajian yang dipimpin Heru, nampak raut wajahnya murung.
Kemudian A mengeluhkan rasa sakit di alat vitalnya kepada orangtuanya yakni MA.
MA lalu mencecar A dengan sejumlah pertanyaan hingga akhirnya A bercerita soal pencabulan yang dilakukan Heru.
MA mengaku pada saat mendengar cerita itu dari A, dirinya merasa sakit hati lantaran percaya pelaku seharusnya bisa mendidik, khususnya soal agama.
"Saya sesak. Sakit hati saya," ungkap MA dengan suara bergetar. (TribunWow.com/Anung)
Artikel ini diolah dari TribunJakarta.com dengan judul Supaya Korban Tak Melapor, Guru Ngaji Cabul di Muara Baru Sering Beri Uang dan Pakaian, Anaknya Dicabuli Guru Ngaji, Orangtua di Penjaringan: Saya Sesak, Sakit Hati Saya, Polisi Tangkap Guru Ngaji di Penjaringan yang Diduga Cabuli Muridnya dan Guru Ngaji Cabuli 5 Murid di Penjaringan, Yayasan Kosong Ditinggal Kabur ke Pandeglang
Berita lain terkait Kasus Pencabulan