Terkini Nasional

Moeldoko Nilai Perlu Libatkan NU dan Muhammadiyah terkait TWK Lanjutan untuk Pegawai KPK

Penulis: Rido Rahmadani
Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Staf Presiden Moeldoko saat memberikan pernyataan atau komentar terkait 51 pegawai KPK tidak lolos tes TWK pada Kompas TV, Kamis (27/5/2021).

TRIBUNWOW.COM - Kepala Staf Presiden Moeldoko menilai perlu melibatkan Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah untuk meningkatkan soal Tes Wawasan kebangsaan (TWK) yang menjadi polemik ini pada Kamis (27/5/2021).

Menurut Moeldoko, NU dan Muhammadiyah dalam hal ini sudah teruji dalam merajut simbol kebangsaan dan persatuan Indonesia. 

Dengan melibatkan NU dan Muhammadiyah nantinya diharapkan tidak ada lagi polemik soal TWK.

"Dalam hal ini juga ikut turut merekomendasikan NU dan Muhammadiyah yang telah teruji, mampu merajut simbol kebangsaan dan kebhinnekaan Indonesia," ujar Moeldoko.

Moeldoko juga ikut mempersoalkan kenapa hanya polemik Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) alih status Aparatur Sipil Negara (ASN) bagi pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang disorot.

Baca juga: 51 Pegawai Tak Lolos TWK Dipecat, Novel Ungkit Pesan Jokowi: Oknum Pimpinan KPK Tetap Ngotot

Baca juga: Penjelasan KPK soal Nasib Novel Baswedan dkk, Hanya Kerja Langsung Sesuai Arahan Atasan

Dirinya menyebut, TWK juga dilakukan disejumlah instansi lainnya, untuk itu Moeldoko meminta agar tidak memperdebatkan hasil TWK KPK yang tidak lolos.

"Soal tidak lolos uji TWK sebenarnya tidak hanya di KPK, tetapi juga pernah terjadi di lembaga-lembaga lain pernah terjadi," kata Moeldoko.

TWK dilakukan tidak hanya di KPK saja, melainkan juga dilaksanakan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Ini sebenarnya sudah berlaku di semua lembaga dan termasuk juga dikalangan BUMN," tambahnya.

Bahkan dirinya menyebut, juga ada orang yang tidak lolos mengikuti tes di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Dirinya mempertanyakan kenapa persoalan itu juga tidak ribut.

Pernyataan tertulis Novel Baswedan pada Kompas TV terkait pemecatan 51 pegawai KPK yang dinyatakan tidak lolos tes TWK, Kamis (27/5/2021). (Capture YouTube Kompas TV)

"Bahkan di PBB juga ada begitu tes TWK ternyata mereka tidak lolos, kenapa itu tidak ribut, kenapa begitu yang di KPK diributkan," tutur Moeldoko.

Sementara itu Novel Baswedan penyidik senior KPK menuturkan, pemecatan pada 51 dari 75 pegawai KPK merupakan upaya menyingkirkan sejumlah nama.

Sebelumnya Wakil Ketua KPK mengumumkan pemecatan terhadap 51 pegawai KPK.

Pemecatan yang terjadi, setelah melalui pembahasan bersama Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).

Lihat videonya:

Sementara itu 24 pegawai KPK akan dididik untuk mengikuti tes lanjutan.

Setelah melalui fase tersebut, barulah 24 pegawai KPK ini akan dijadikan ASN. 

Paska pemecatan terhadap 51 pegawai KPK, Novel Baswedan memberikan pernyataan tertulisnya pada Kompas TV.

Dalam pernyataan tertulisnya, Novel mengungkapkan 51 pegawai KPK sudah menjadi target sebelumnya, dan TWK hanya digunakan sebagai alat untuk menyingkirkan.

Dirinya melihat bahwa ada agenda tersendiri dari oknum KPK untuk menyingkirkan sejumlah nama yang telah ditargetkan sebelumnya.

"Dengan adanya perubahan dari 75 menjadi 51. Jelas menggambarkan bahwa TWK benar-benar sebagai alat untuk menyingkirkan pegawai KPK tertentu yang telah ditarget sebelumnya. Hal ini mengonfirmasi dan semakin jelas terlihat bahwa ada agenda dari oknum pimpinan KPK untuk menyingkirkan," tulis Novel dikutip TribunWow.com dari YouTube Kompas TV(TribunWow.com/Rido Rahmadani)