TRIBUNWOW.COM - Seorang pekerja seks komersial, Vera (bukan nama sebenarnya), mengungkapkan kisahnya saat mendapatkan pelanggan tetangga dan teman karibnya.
Padahal, wanita berusia 25 tahun asal Kiaracondong, Bandung itu memilih menjajakan dirinya jauh-jauh ke Subang Jawa Barat.
Vera mengaku menjajakan dirinya di Subang secara online selama empat tahun.
Baca juga: Sosok Muncikari Kasus Prostitusi Apartemen Bogor yang Jajakan Wanita Muda, Ternyata Gadis 17 Tahun
Subang dipilih karena jauh dari tempat tinggalnya di Kiaracondong.
Hanya, meski sudah pergi jauh dari tempat tinggalnya, Vera ternyata juga masih sering mendapatkan pelanggan dari sekitar rumahnya.
Dia sering mendapat pelanggan pria hidung belang yang dikenal.
Bahkan, mendapat orderan dari teman nongkrong di Bandung juga sering.
"Aku pernah sama tetangga aku dari Kiaracondong," ujar Vera.
"Namanya pake Michat, foto yang ada di profil bukan foto asli."
"Begitu pun pelanggan yang pesen, mau tua mau muda, mau kenal atau enggak dia pesen ya disamperin," imbuhnya.
Selain pernah menerima pelanggan yang tak lain seorang tetangganya, Vera juga pernah mendapat pelanggan seorang teman karibnya.
"Teman tongkrongan juga pernah, tapi itu pas aku di Lembang."
"Dia temen nongkrong di kosan, tarif mah tetap sama sesuai kesepakatan di Mechat," kata dia.
Sudah empat tahun Vera menjalani prostitusi online.
Baca juga: Seusai Minum Pil Koplo, Pria Ini Rudapaksa dan Bunuh PSK, Lalu Bakar Korban di Kamar
Awalnya ia seorang pemandu karaoke, tapi kemudian nekat menjajakan diri melalui aplikasi Michat.
Vera mengaku dahulu merupakan seorang pemandu karaoke di wilayah Kota Bandung.
Kemudian vera terjun ke dunia prostitusi online.
Ketika ditemui di salah satu vila di kawasan Sari Ater, Selasa (25/5/2021) dini hari, Vera, yang hendak menunggu ojek online setelah melayani pria hidung belang, mengungkapkan, ia sudah mendapatkan dua pelanggan semalam.
"Barusan udah beres. Sekarang saya lagi cari ojek online mau pulang ke kosan," ujar Vera kepada TribunJabar.id.
Sembari mengisap sebatang rokok, Vera lalu duduk santai di bangku salah satu warung parkiran bus kawasan Sari Ater.
Seolah tanpa beban, Vera langsung menawarkan diri.
"Mas nginep di mana? Kalo mau, aku masih open," ujarnya.
Saat itu harga yang ditawarkan Vera terbilang cukup mahal.
"Long time Mas cukup Rp 1,2 juta. Kalau mau sekali main, Rp 400 ribu juga gapapa," kata dia.
Dijelaskan Vera, long time adalah istilah disewa dengan waktu cukup panjang, dari malam hingga pagi.
"Kalau long time, ya, sampe check out tapi nanti pagi aku minta dianterin pulang," ujarnya.
Meski menerima panggilan long time, Vera tetap membatasi tiga kali main hingga pagi.
Baca juga: Setelah Jadi Tersangka Kasus Rudapaksa, AT Anak Anggota DPRD Bekasi Berniat Nikahi Korban
Wanita satu ini terbilang cukup piawai, hari ini dari sore hingga dini hari dia sudah menerima dua panggilan pria hidung belang.
"Baru dapet satu juta. Pada pelit, enggak mau kasih uang tips, padahal aku juga butuh ongkos grab," kata dia.
Vera sudah sekitar 4 tahun menjalani profesi tersebut, semenjak ia merantau di wilayah Jalan Cagak Subang,
"Kalau saya sengaja di luar daerah, biar gak banyak orang yang dikenal tau," ujar Vera.
Status Vera yang hingga kini belum berumah tangga juga menjadi sebab kenapa ia bisa laris manis.
"Rata-rata nanyain janda apa enggak. Kalau bilang gadis, pasti seneng dan aku emang belum menikah," katanya.
Dulu ketika ia bekerja sebagai pemandu karaoke (LC) di wilayah Kiaracondong, ia tak pernah menerima tawaran kencan.
"Pas jadi LC saya gak mau karena itu deket daerah tempat tinggal saya, tapi saya mulai open pun pas pindah merantau ke Subang," katanya. (Tribun Jabar/Irvan Maulana)
Berita terkait Prostitusi Online
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kisah PSK asal Bandung 'Ngungsi Jualan' di Subang, Tetap Saja Dapat Tetangga sampai Kawan Sendiri