Mereka berdua melewati hamparan sawah, jalan-jalan setapak, tangga, bahkan tersesat masuk ke halaman rumah orang.
Tak terasa, Google Maps pun juga mengarahkan mereka menuju hutan.
Tanpa pikir panjang, Jalu dan rekannya pun nekat memasuki hutan demi mengikuti petunjuk arah dari Google Maps.
Meski begitu, mereka tetap tenang tanpa berpikiran buruk tentang apapun.
Bahkan mereka berdua masih bercanda tawa.
Mereka juga tetap melanjutkan perjalanan tersebut sembari ngabuburit menunggu waktu buka puasa.
"Awalnya biasa saja waktu pertama jalan buntu (nyasar di halaman rumah orang), karena masih terang (sekitar jam 5:50an)."
"Masih percaya sama Google Maps, sekalian ngabuburit," terang Jalu.
Sekitar 30 menit berlalu, Jalu dan rekannya masih juga berada di dalam hutan dan tak menemukan jalan keluar.
Lantas Jalu dan rekannya mulai panik karena mereka takut jika tidak dapat keluar dari hutan.
Selain itu, mereka juga takut karena tidak ada penerangan di dalam hutan tersebut, kecuali lampu sepeda.
"Ketika masuk hutan, awalnya masih lucu saja dan ketawa-ketawa karena nyasar ke hutan."
"Tetapi ketika langit semakin gelap dan di dalam hutan sudah 30 menit (sampai Maghrib), aku dan temen mulai panik."
"Karena takut nggak bisa kembali dan takut gelap karena nggak ada penerangan lampu (kecuali lampu sepeda)," terang Jalu.
Akibat kepanikan yang dirasakannya, sandal Jalu pun rusak ditengah jalan.