Bulu Tangkis

Dukung Usulan Pengubahan Skor 5 Game 11 Poin, Badminton Europe Siap Gabung dengan 5 Asosiasi Lainnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Pebulutangkis Anthony Sinisuka Ginting saat melawan wakil Denmark Viktor Axelsen pada babak semi final Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (18/1/2020). Anthony Ginting melaju mulus ke final indonesia Masters 2020 usai mengalahkan Vixtor Axelsen dua gim dengan skor 22-20 dan 21-11. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNWOW.COM - Usulan pengubahan skor pada cabang olahraga Bulutangkis yang diusulkan oleh Asosiasi Bulutangkis Indonesia dan Maladewa kembali mendapatkan dukungan dari Badminton Europe, setelah sebelumnya telah didukung oleh Asosiasi Bulutangkis Korea, China Taipei, dan Badminton Asia.

Dilansir laman Instagram @badmintalk, usulan pengubahan skor pada turnamen bulutangkis yang diusulkan oleh Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) dan Asosiasi Bulutangkis Maladewa.

Keduanya menawarkan konsep usulan pengubahan skor pada ajang bulutangkis dari yang semula sistem reli 21 poin dalam tiga set menjadi 5 set 11 poin.

Jika sebelumnya terdapat hasil imbang di dua set awal, maka akan dilanjutkan dengan set penentuan di set ketiga.

Usulan perubahan skor yang disetujui BWF pada Postingan Instagram @badmintaalk_com pada 19 Mei 2020. (Instagram @badmintaalk_com)

Baca juga: Update Peringkat BWF, Pebulutangkis Anthony Sinisuka Ginting Capai Peringkat Tertinggi Kariernya

Baca juga: Chandra Bakti Ungkap Eks Menpora Imam Nahrawi Minta Honor Satlak Prima di Lapangan Bulutangkis

Di usulan perubahan terbaru ini, para atlet kontingen bulu tangkis hanya perlu mencapai 11 poin yang dimainkan dengan 5 set.

Namun, jika sang atlet berhasil memenangkan secara 3 kali set, maka kemenangan otomatis akan jatuh pada atlet tersebut.

Mengingat skor maksimal yang bisa dikejar ialah sebanyak 5 set.

Penentuan aturan skor baru akan ditindaklanjuti pada saat BWF AGM yang akan dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2021.

BWF AGM merupakan forum pertemuan pembahasan terkait aturan maupun sistem yang akan digunakan pada turnamen bulu tangkis yang langsung dibahas oleh Federasi Bulutangkis Dunia atau BWF (Badminton World Federation).

Pada forum tersebut nantinya akan dilakukan pemungutan suara yang akan dilakukan oleh semua anggota federasi bulutangkis dunia.

Usulan tersebut  juga telah diterima dan ditanggapi oleh Presiden BWF, Poul-Erik Høyer.

Poul-Erik Høyer mengatakan sistem tersebut akan banyak menghibur dan mempunyai daya tarik tersendiri ketika diterapkan.

“Perubahan sistem poin 5x11 yang diusulkan adalah bagian dari visi saya untuk menjadikan bulutangkis lebih menarik dan meningkatkan nilai hiburan bagi pemangku kepentingan dan penggemar,” ujar Presiden BWF, Poul-Erik Høyer yang dikutip dari situs resminya, bwfbadminton.com.

“Terakhir kali topik ini diajukan, hal itu beresonansi dengan bagian penting dari Keanggotaan kami dengan keputusan yang sempit. Kami mengakui waktunya tidak tepat saat itu, tetapi saya senang melihat ini kembali didorong oleh Keanggotaan,” sambung Poul.

Rencananya, pertemuan tersebut akan digelar pada 22 Mei 2021 yang akan dilaksankan secara virtual.

Sistem penghitungan skor tersebut rencananya baru akan diperkenalkan selepas gelaran Olimpiade Tokyo 2020 bulan Juli hingga Agustus 2021 mendatang.

“Ini hanya diusulkan untuk diperkenalkan setelah Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020. Jadi, saya yakin ini adalah waktu yang lebih baik untuk memengaruhi perubahan ini,” jelasnya.

Tanggapan Pecinta Bulutangkis Indonesia

Usulan perubahan skor di cabang olahraga bulutangkis banyak mendapatkan tanggapan baik pro maupun kontra.

Tanggapan dan komentar tersebut dikutip dari unggahan di laman Instagram @badmintalk_com.

"Dah lah jadi ga seru lagi, lebih bagus 21 x 3 ini dirubah lagi," tulis @jejak__siboy.

"Ganda putra 10 menit beres ini mah wkwk," tulis @denipriadi7.

"Sayang sekali. Ga akan ada lagi masa2 tegang deuce dan senam jantung di badminton. Sungguh disayangkan, saya berpendapat ini akan menjadi kerugian buat fans," tulis @power_famili.

"Badminton lover pd gak setuju.. yg bikin heran, kok malah PBSI bikin usulan kek gitu.. mbok kayak tennis itu lho, gak ganti2 aturan.. toh pertandingan tennis 1 partai bisa kelar 4 jam, orang2 gak bosen kok," tulis namikula_hlmbg

Banyak tanggapan kontra yang beranggapan bahwa sistem baru tidak semenarik sistem lama.

Bahkan mereka beranggapan bahwa ketegangan yang didapatkan saat sistem lama, tidak akan mereka rasakan ketika sistem tersebut diubah menjadi sistem baru.

Selain tanggapan kontra, meski hanya sedikit, tetapi ada beberapa yang menyetujui konsep perhitungan skor dengan menggunakan 5 set 11 poin.

"Lebih bagus sistem yg baru, 21x3 kelamaan , pemain yang ngerasain jg pasti capek dan mainnya jadi ga maksimal, coba kalo 11x5 dijamin permainan akan lebih seru dan benar2 skill yang menentukan pemenangnya. kasian juga pemain yg main tiap hari kalo turnamen, belom lagi latihannya, netizen mah yg nonton enak2 ajee lah itu pemain profesional yg ngerasain. orang kita2 aja amatiran main bentar udah capek apalagi yg 1 poin aja berapa pukulan, berapa kali smash," tulis @luxicalcollections.

"Aku si yes, 5x11 lebih baik buat pemain indonesia yg suka "telat panas" biar panas sedari awal ga ada tu buang2 poin, dan juga bagus buat ginting dkk yg biasanya main bagus di awal dan susah mempertahankan, coba dulu dah manatau berkah buat indonesia hehe," tulis @widhihutami.

Dari anggapan yang menyetujui konsep 5 set 11 poin, mereka beranggapan bahwa sistem 3 set 21 poin terlalu lama dan banyak menguras tenaga para pemain. 

Selain itu, ada yang beranggapan juga bahwa sistem 5 set 11 poin akan menguntungkan pemain Indonesia yang dianggap kerap telat panas. (TribunWow.com/Adi Manggala S)

Baca Berita Bulutangkis Lainnya