Pemerintah Larang Mudik

Antisipasi Arus Balik Lebaran, Ini 2 Lapis Screening di Jakarta yang Disiapkan Anies Baswedan

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan akan ada 2 lapis screening bagi para pemudik yang akan pulang ke Jakarta.

TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan akan menyiapkan dua lapis screening atau pemeriksaan untuk para pemudik asal Ibu Kota yang ingin kembali ke Jakarta.

Anies menyatakan, pergerakan masyarakat dalam jumlah besar akan meningkatkan potensi penyebaran Covid-19.

Secara garis besarnya, screening akan dilakukan sebelum warga masuk ke Jakarta dan sesudah warga sampai ke tempat tujuan mereka masing-masing.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan akan ada 2 lapis screening bagi para pemudik yang akan pulang ke Jakarta. (instagram/@aniesbaswedan)

Baca juga: Cerita Lucu Anies Baswedan Diprotes Anak saat Lebaran sebelum Pandemi: Mereka Selalu Protes

Hal itu diungkapkan oleh Anies lewat akun media sosial Instagram miliknya @aniesbaswedan, Jumat (14/5/2021).

Screening pertama adalah pemantauan terhadap kendaraan masuk yang akan dilakukan di setiap pintu masuk menuju Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Lalu untuk mobil-mobil pribadi yang masuk juga akan dikenakan screening secara acak.

Sedangkan untuk kendaraan umum akan dilakukan screening antigen secara acak sebelum berangkat.

Screening kedua dilakukan ketika warga yang bersangkutan sudah sampai ke tujuan mereka masing-masing.

Pada tahap ini, pemantauan dilakukan oleh Gugus Tugas Covid-19 di tingkat RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Babinkamtibmas, dan Babinsa.

Anies menyatakan, pihaknya juga tengah mempersiapkan aplikasi khusus untuk para Ketua RT/RW guna memantau para pemudik yang kembali ke Jakarta.

Berikut caption lengkap yang ditulis oleh Anies:

"Kita belajar dari pengalaman setahun terakhir, bahwa tiap kali ada pergerakan penduduk yang cukup besar, maka di pekan-pekan berikutnya ada potensi kenaikan kasus aktif COVID-19.

Di hari kedua Lebaran, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) DKI Jakarta mengadakan rapat koordinasi untuk mengantisipasi mobilisasi penduduk menjelang arus balik Idulfitri 1442 Hijriah.

Kita akan melakukan dua langkah pengetatan pemantauan pergerakan arus balik penduduk yang masuk Jakarta. Pertama, melakukan screening di tiap pintu masuk menuju Jakarta bahkan Jabodetabek. Lalu, untuk kendaraan pribadi nanti akan dilakukan screening random bagi mereka yang masuk.

Untuk setiap kendaraan umum, pesawat, kapal laut, serta kereta api memang sudah dilakukan random screening antigen sebelum berangkat. Sehingga, tindakan pencegahan bisa dilaksanakan secara efektif jika ada mobilisasi warga yang masuk kawasan Jakarta dan berpotensi membawa COVID-19 (orang tanpa gejala).

Pengendalian juga berlangsung di level lingkungan warga, dengan mendata warga yang telah kembali memasuki kediaman masing-masing. Setiap Gugus Tugas COVID-19 di tingkat RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Babinkamtibmas, dan Babinsa dapat berkolaborasi untuk mendata warga yang masuk ke wilayahnya masing-masing.

Seluruh warga yang datang akan dilakukan pemantauan, diperiksa kesehatannya, bergejala atau tidak, dan akan dilakukan tes rapid antigen. Jasi asa dua lapis screening, satu sebelum masuk, yang kedua ketika sudah sampai di tempat tinggal. Nanti kita siapkan aplikasi khusus yang digunakan oleh para ketua RT/RW untuk melaporkan kondisi di wilayahnya.

Kami berharap koordinasi berlapis dari jenjang RT/RW hingga Provinsi bisa berjalan dengan sinkron. Akan ada pertemuan khusus seluruh jajaran Gugus Tugas COVID-19 di setiap Kecamatan agar bisa mencegah terjadinya lonjakan kasus aktif pascalibur Lebaran, karena kondisi di Jakarta saat ini secara umum termasuk yang paling rendah kasusnya.

Apresiasi kepada seluruh jajaran yang tetap bertugas di lapangan walaupun di masa libur Lebaran. Di saat masyarakat liburan, petugas tetap bekerja di lapangan. Mereka menjadi garda terdepan dalam memastikan keselamatan keamanan kita semua."

Baca juga: Istri Anies Baswedan Cerita Hikmah Ramadan di Tengah Pandemi: Mas Anies Lebih Sering Pulang Siang

Ganjar Pranowo Jawab Komentar Pedas Netizen soal Larangan Mudik

Masyarakat Indonesia belakangan ini ramai mengeluhkan adanya peraturan larangan mudik karena pandemi Covid-19.

Bentuk keluhan tersebut satu di antaranya dituangkan lewat komentar-komentar di media sosial (medsos).

Lewat akun YouTube-nya @Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menanggapi soal keluhan warganet terhadap larangan mudik.

Baca juga: Pemudik Nekat Sembunyi di Dalam Mobil Boks bersama Motor, Terbongkar saat Kain Tiba-tiba Bergerak

Awalnya, ia mengungkit soal keluhan yang berkembang di masyarakat seputar larangan mudik.

Yakni komentar warganet yang membandingkan larangan mudik yang berbanding terbalik dengan dibukanya tempat wisata dan pusat perbelanjaan.

"Ada juga teman Anda yang Masha Allah galaknya minta ampun," kata Ganjar.

"Kalau nulis komentar di medsos, 'Peraturan apa itu?'," ungkapnya membacakan komentar warganet.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merespons soal keluhan para warganet seputar larangan mudik pada lebaran tahun 2021 ini. (youtube Ganjar Pranowo)

"'Kalau yang dikhawatirkan dan penularan, lha kenapa tempat wisata dibuka? Kenapa sekolah, kantor, pasar, mal, swalayan, tempat wisata semuanya dibuka? Itu malah jelas-jelas sangat membahayakan dan sumber penularan, masak yang dilarang kok cuma mudik'," ucap Ganjar membacakan komentar warganet.

"Begitulah kalau teman Anda itu menggerutu dan cenderung misuh," ungkap gubernur yang khas dengan rambut putihnya itu.

Ganjar lalu mengutip sejumlah makian yang kerap dipakai oleh warganet.

"Ono sing ngomong (ada yang ngomong) mbelgedes, kampret, cebong," ujarnya sambil tertawa.

Ganjar kemudian menegaskan bahwa mudik tidak dilarang dengan syarat tertentu.

"Jadi begini, yang melarang mudik itu siapa? Mudik itu boleh silahkan," kata dia.

"Tapi mudiknya virtual saja," lanjutnya.

Ganjar lalu mengungkit bagaimana masa awal pandemi begitu banyak pasien Covid-19, tenaga medis bekerja keras, hingga tukang gali kubur tak henti-henti bekerja.

Ia mengingatkan betapa bahayanya orang yang berpotensi terpapar Covid-19.

"Kita ini sangat berpotensi jadi penyebab kematian, satu, dua, puluhan, bahkan ratusan nyawa," kata Ganjar.

Terakhir Ganjar menegaskan bahwa keselamtan nyawa manusia lebih penting di atas tradisi dan sebagainya.(TribunWow.com/Anung)

Baca berita lainnya terkait mudik