TRIBUNWOW.COM - Aparat Israel akan menambah pasukan keamanan menyusul bentrok dengan pengunjuk rasa Palestina.
Dilansir TribunWow.com, demo tersebut terjadi pada Jumat (7/5/2021) dan Sabtu (8/5/2021), waktu setempat.
Bentrok lalu terjadi di Masjid Al-Aqsa dan Temple Mount, Yerusalem.
Baca juga: Kronologi Bentrok di Masjid Al-Aqsa Jelang Lailatul Qadar, Polisi Israel Usir Jemaah Palestina
Menurut The Times of Israel, insiden kekerasan ini merupakan yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.
Sebanyak 200 warga Palestina dan 17 aparat Israel terluka.
Kepala Pasukan Pertahanan Israel Aviv Kohavi mengumumkan pada hari Sabtu bahwa pihaknya akan menambah pasukan.
Pengumuman itu disampaikan setelah Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengadakan penilaian situasi kemanan bersama para pejabat tinggi militer, polisi, dan Shin Bet.
"Kelompok ekstremis dari kedua belah pihak tidak diperbolehkan menambah ekskalasi situasi," ucap Gantz.
"Israel akan terus bertindak untuk memastikan kebebasan beribadah di Temple Mount dan pada saat yang bersamaan tidak mengizinkan teror terus terjadi atau mengancam keamanan publik," lanjutnya.
Komisioner Polisi Kobi Shabtai juga mengadakan penilaian keamanan khusus terkait ketegangan yang meningkat di Yerusalem.
Baca juga: Bentrok Israel dengan Palestina Kembali Terjadi di Masjid Al Aqsa, Kali Ini Menyasar Sheikh Jarrah
Shabtai telah memerintahkan, terutama di area Yerusalem, untuk menambah kekuatan secara signifikan terutama pada malam suci bulan Ramadan pada hari Sabtu, yakni Lailatul Qadar.
Keamanan juga akan ditingkatkan jelang perayaan keagamaan beberapa hari berikutnya.
Hal ini merujuk pada Hari Yerusalem, libur nasional yang dimulai pada Minggu malam.
Pada hari itu masyarakat Israel akan merayakan bergabungnya Yerusalem dan akan ada parade besar-besaran di kota tersebut.
"Saya menegaskan di sini bahwa pengunjuk rasa punya hak untuk berdemo, tetapi kekerasan akan ditindak tegas dengan tanpa toleransi. Saya meminta semuanya bertindak secara bertanggung jawab dan menahan diri," ucap Shabtai.
Kronologi Bentrok di Masjid Al-Aqsa
Bentrok terjadi di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, Israel pada Jumat (7/5/2021) malam waktu setempat.
Dilansir TribunWow.com dari BBC, bentrok terjadi antara polisi Israel yang menembakkan peluru karet dan granat kejut ke arah warga Palestina.
Warga Palestina sendiri bersenjatakan batu.
Baca juga: Betrokan di Masjid Al Aqsa Telan Korban 205 Warga Palestina, Berikut Pembelaan Aparat Polisi Israel
Insiden bermula dari ancaman pengusiran warga Palestina dari wilayah mereka yang diakui warga Yahudi sebagai permukiman miliknya.
Sebanyak 205 warga Palestina dan 17 aparat Israel terluka akibat insiden ini.
Kejadian bermula saat puluhan ribu warga Palestina datang ke Masjid Al-Aqsa jelang malam Lailatul Qadar yang suci.
Setelah salat, banyak yang tidak langsung pulang.
Mereka mengikuti aksi protes menentang pengusiran warga Palestina dari wilayah yang diklaim milik warga Yahudi.
Setelah buka puasa, bentrok pecah di dekat Masjid Al-Aqsa dan dekat Sheikh Jarrah yang berada di sekitar Gerbang Damaskus atau Kota Tua Yerusalem.
Aparat menerjunkan meriam air dan kendaraan lapis baja untuk membubarkan pengunjuk rasa.
Ada pula pengunjuk rasa yang berasal dari tempat lain.
"Kami sudah terbiasa menghadapi pendudukan ini, mereka mulanya mengambil beberapa rumah di sini secara ilegal, lalu mengeklaim bahwa rumah-rumah ini punya mereka," kata pengunjuk rasa Bashar Bahmoud (23).
"Bila tidak mendukung kelompok warga di sini, (pengusiran) akan terjadi di rumah saya, rumah dia, rumah mereka, dan semua warga Palestina yang tinggal di sini," kata Bashar.
Baca juga: Palestina Tuduh Israel Menahan Pengiriman Vaksin ke Gaza, Belum Ada yang Terima Suntikan Vaksinasi
Akibat kejadian itu, Dinas Ambulans Bulan Sabit Merah Palestina menyatakan 108 warganya yang luka-luka dilarikan ke rumah sakit.
Mereka umumnya terkena peluru logam berlapis karet.
Sebagian lainnya menderita luka berat.
Sementara itu juru bicara kepolisian menyebut pengunjuk rasa melemparkan batu, petasan, dan benda lainnya ke arah petugas.
Sebanyak 17 aparat dibawa ke rumah sakit.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, lalu menyatakan Israel harus bertanggung jawab atas bentrok yang terjadi di kota suci tersebut.
Ia mendesak Dewan Keamanan Bangsa-bangsa (PBB) menggelar rapat khusus atas kekerasan yang telah terjadi.
Setelah kejadian itu, militer Israel menyebut akan menambah pasukan ke Tepi Barat.
Diketahui ketegangan telah terjadi di Yerusalem dan Tepi Barat selama bulan suci Ramadan, terutama di kawasan Sheikh Jarrah.
Di kawasan tersebut, banyak warga Palestina diusir setelah sekian lama bersengketa hukum. (TribunWow.com/Brigitta)
Baca berita lainnya terkait bentrok Israel dan Palestina